Oleh Yoseph Yapi Taum
TEMPUSDEI.ID (27/11/21)-Istriku, hari ini, Sabtu, 27 November 2021, harusnya hari bahagia keluarga kita. Hari ini, seperti yang selalu kita lalui setiap tahun, semestinya kita bersuka cita dan bercanda ria merayakan hari ulang tahunmu yang ke-54. Hari ini ingatan kami padamu kembali menguat. Empat bulan yang lalu, tanggal 3 Juli 2021 engkau pergi meninggalkan kami. Kepergianmu merupakan kehilangan yang tiada tara.
Tidak ada yang menjaga dan merawatmu pada saat-saat akhir hidupmu. Ini menggoreskan luka dan meninggalkan kegetiran tersendiri. Kami tidak melakukan hal terbaik sebelum ajal menjemputmu. Kami tidak tahu bagaimana menyikapi perubahan yang begitu mendadak ini. Kami tidak benar-benar siap kehilangan. Barangkali karena kami belum terbiasa hidup tanpamu, Mama.
Setiap kali kami mengenang cinta, perhatian, dan pengabdianmu yang tulus dan hangat, kami masih merasakan duka yang mendalam. Tidak pernah ada kata perpisahan di antara kita. Sudah 122 hari sejak kepergianmu, tetapi kami belum benar-benar siap dan benar-benar yakin, Mama pergi.
Kami merasa Mama masih hidup, hanya sedang bepergian jauh. Tidak banyak yang berubah di rumah kita. Hanya berat badan papa turun cukup drastis. Patrick sekeluarga sudah kembali ke Yogyakarta, Mercy akan menyusul di bulan Desember 2021, dan Sephira bersekolah di SMA Sedes Sapientiae, Bodono, Jawa Tengah.
Sekarang tidak ada Mama di rumah ini. Rumah yang sama-sama kita bangun dengan susah payah. Rumah yang penuh dengan kenangan, suka dan duka.
Kami merasa begitu kesepian. Sebentar lagi kami juga akan merayakan Natal dan Tahun Baru pertama tanpa kehadiran Mama. Sejujurnya kami mau mengatakan, betapa rapuhnya kami tanpa kehadiranmu.
Kami tidak melupakanmu seumur hidup kami. Ungkapan yang dipilih Mercy untuk ditulis di dalam poster dan undangan misa Peringatan 100 Hari kepergianmu sangat bagus. “’In life we loved you dearly. In death we love you still. In our hearts you hold a place. No one else will ever fill.’
Dismas menciptakan tiga lagu yang dipersembahkan khusus untuk Mama, yaitu “Kelabu”, “Amsal 8”, dan “Destiny”. Patrick hampir setiap hari membersihkan, menyirami bunga-bunga, dan marawat makammu.
Kami semua ingin benar mengetahui kabarmu di sana. Itulah sebabnya kami mengirim selembar surat kertas ungu ini. Apa yang Mama lakukan di sana? Apakah di sana Mama juga merayakan ulang tahun bersama bapak, ibu, kakak-kakak, keponakan, dan sahabat-sahabatmu? Apakah Mama juga mengingat dan mengenang kami yang masih di sini? Kami semua percaya, Mama sudah berbahagia di alam sana dan selalu berdoa bagi kami.
Akhirnya, dengan sedih kami ucapkan “Selamat Ulang Tahun ke-54, Ma!” Seperti ritual yang selalu kita lewati bersama selama 33 tahun, hari ini kami merayakan hari ulang tahunmu dengan tambahan acara. Kami merayakan ulang tahunmu dengan mengunjungi peristirahatanmu, dan makan malam bersama Budhe Narni, anak-anak, dan ketiga cucu kecil kita.
Tidak henti-hentinya kami mendoakan keselamatan dan kebahagiaanmu. Kami meminta delapan orang Pastor—sahabat papa—mendoakanmu dalam intensi Misa pagi (27/11/21) untukmu. Mereka adalah empat orang Jesuit, yaitu Romo Baskara T. Wardaya, Romo Andreas Soegiyapranata, Romo Antonius Sumarwan, dan Romo Hugo, serta empat orang Oblat, yaitu Romo Nico Setiawan, Romo Niko Paukuma, Romo Dominikus Pareta, dan Romo Damianus. Semoga Misa Kudus delapan imam ini menjadi berkat yang meringankan perjalanan jiwamu di alam keabadian.
Kami sangat rindu padamu. Di Firdaus yang baru, kita akan berjumpa lagi. Peluk dan cium sayang dari kami semua.
BACA JUGA: https://www.tempusdei.id/2021/07/5889/surat-cinta-untuk-istri-yang-meninggal-karena-covid-19.php
(Yoseph Yapi Taum, Agustinus Patrick Sephira Taum, Marcella Pradita, Marcelline Gratia Sephira Taum, Dismas Angkasa Juang Sephira Taum, Maria Dollorosa Ettyvella Abon Sephira Taum, Nathanael Joseph Taum, Ezekiel James Taum, Kai Amadeus Taum)