KISAH PANJANG MENJELANG NATAL
Di bawah teduhan januari jiwa jemari menari
Mengejar tawa yang selalu ceria
Cinta semai di lubuk terdalam nurani
Kagumnya terungkap selekas menyadari megah maha karya Pencipta
Februari dirasa keberuntungan sebab dibawanya serta Valentine day
Semua kalangan, dari berbagai usia jingkrak girang
Letusan amarahpun sekejap pendam, lepas dari jerat daftar hitam
Lentur bersama tawa di balik bungkusan kado
Maret – april duduk manis sembari menimbang gelak suaka sebelum lanjut mengembara
Jiwa-jiwa yang merindu berbondong-bondong mengikuti jalan salib bersama
Mulutnya berkomat-kamit, sujut dan sesal menyulap suka
Sebab sukamu adalah sukaku juga
Juni terus melaju bersama waktu melewati juli, hingga November
Jalan yang panjang dilalui dengan tawa yang ranum
Menyibak gelisah, perdalam refleksi
Katamu; Jangan ada yang tertinggal letih, apalagi ditinggal setengah mati
Desember pun tiba memasang muka
Meperlihatkan gemerlap natal yang lama kudamba
Bersama barisan para gembala di Efrata
Mungkin kisah itu sudah terampau lama, tapi hangatnya natal selalu tersapa
Rentetan kisah menumpuk di relung waktu
Rindukankan natal bersama keluarga, sebaya membubung menjulang
Entah kapan?
Sampai kapan?
Pena 7A-Malang, Desember 2021.
SENYUM SUCI
Aku masih belia
saat perjupaan awal kita
belum banyak yang kuketahui tentangmu
tetapi banyak yang mengagumi abdimu
Semua yang ada punya awal dan akhir
Hidup juga memiiki akhir
Engkau mengatakannya kala itu
Aku mengangguk setuju
Seperti mei izin pamit
Juni menyahut ikut
Semua tidak tinggal tetap
Semua berubah, begitu cepat
Di usia mudaku rupamu hadir kembali
menemani kesendirianku di ruang belajar
Kau menasihatiku, “jangan lekas gentar”
kau baru mulai
Lenganmu menjinjing Sabda Suci
senyum pun kau beber dengan karsa tulus nian suci
aku sedikit grogi
Engkau menyahut… eh, matamu
Mengenang almarhum Rm Pareira O.Carm.
(Malang 2021)