Tentu saja, tidak seorang pun yang ingin punya “anak berkebutuhan khusus” (ABK). Namun, kehadiran ABK telah menjadi kenyataan bagi banyak keluarga.
Berikut ini testimoni Maria Yustina, seorang ibu yang memiliki ABK. Kita bisa belajar banyak darinya.
Kalau ditanya perasaan memiliki anak berkebutuhan khusus, saya dan suami bersyukur sekali karena Tuhan menitipkan anak spesial ini. Dia adalah sebuah anugerah yang luar biasa dari Tuhan untuk kami. Jadi kami adalah orang tua pilihan Tuhan.
Puji Tuhan, kepada anak kami Stephanie Handojo, Tuhan percayakan banyak prestasi bahkan tingkat dunia. Saya percaya Stephanie sebagai alat Tuhan sendiri untuk memuliakan nama Tuhan. Saya suami dan adik-adiknya justru belajar banyak dari Stephanie untuk lebih tekun dan lebih dekat lagi pada Tuhan.
Saya berkomitmen pada diri saya sendiri dan kepada Tuhan bahwa saya ingin dan akan merawat, mendidik dan mengajar sendiri Stephanie. Saya ingin memberi yang terbaik buatnya. Selama ini, saya telah melakukan untuk tumbuh kembang dan untuk kemajuannya dari bayi sampai sekarang. Saya juga menggali potensi dan talenta yang ia memiliki agar bisa dia bangga, percaya diri, dan yang paling utama bisa berarti dalam hidupnya.
Saya selalu terlibat langsung dalam setiap kegiatan Stephanie. Sejak dia masih kecil saya melakukan stimulasi-stimulasi untuk kekuatan motoriknya. Perkembangannya perlu dilatih dan distimulasi sejak dini karena keterlambatan dalam tumbuh kembangnya. Dengan saya menstimulasi secara konsisten, Stephanie bisa mandiri, minimal untuk dirinya sendiri dan meraih prestasi yang tidak mudah.
Semua kemajuan dan prestasi yang Stephanie capai butuh ketekunan, kerja keras, dukungan penuh dari keluarga, adanya campur tangan dan penyertaan Tuhan. Untuk bisa seperti sekarang ini, dibutuhkan proses yang panjang, bukan instan.
Saya berharap bisa mendampingi Stephanie selama mungkin dan Stephanie bisa mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Stephanie bisa tetap menyemangati teman-temannya, memotivasi dan berarti dalam kehidupannya.
Saya dan keluarga sangat-sangat beruntung dan bersyukur karena Tuhan memakai Stephanie sebagai alat di tangan-Nya sendiri. Dengan melihat prestasi-prestasi dan kemampuan Stephanie ini, nama Tuhan dipermuliakan. Kami sekeluarga sangat diberkati. Kami pun bisa memberi semangat kepada keluarga-keluarga lainnya yang mempunyai ABK.
Beberapa prestasi utama Stephanie antara lain meraih medali emas cabang renang dalam Special Olympics World Summer Games 2011 di Athena. Pembawa obor Olimpiade London 2012. Stephanie diseleksi dari 12 juta anak di 20 negara. Dalam program International Inspiration yang direkomendasikan oleh UNICEF dan British Council, Stephanie satu-satunya anak berkebutuhan khusus. Dia juga meraih medali Emas, di Asia Ten Pin Bowling di Manila 2019.
Selain itu, Stephanie mendapat penghargaan MURI sebagai Anak berkebutuhan khusus (Down Syndrome) pertama yang memainkan 22 lagu nonstop dengan piano pada tahun 2009.
Stephanie juga adalah Duta International atau International Global Messenger Sargent Shriver Special Olympics. Dia lolos seleksi dari 180 negara. Tugasnya sebagai penyampai pesan inklusi bagi warga Tuna grahita di seluruh Dunia. Dipilih oleh Special Olympics International.
Di bidang akademik, berkat kemauan keras, dia lulus Sekolah Menengah Industri Pariwisata jurusan Perhotelan 2012. Dan sejak 20013 dia membuka membuka Dress Care Laundry atau Dry Cleaning di Kelapa Gading sejak 2013. (EDL)