Covid-19 varia Delta sedang ganas-ganasnya pada awal Juli tahun lalu. Malam itu, jelang pukul 22, Elisabeth Setyaningsih (52 tahun) dengan mengendarai sepeda motor berburu obat untuk seorang rekannya, sesama aktivis sosial kemasyarakatan di Yogyakarta. Tiga apotek ia sambangi, baru mendapatkan tiga jenis obat sesuai resep dari dokter yang juga saudara sepupunya.
Ia bergegas mengantar obat itu ke penderita yang tinggal di daerah Tamansari, Kota Yogyakarta. Tiba di depan rumah, Elis, demikian panggilan akrabnya, meletakkan obat-obatan itu di kursi di depan pintu. Ia lalu meninggalkan rumah itu. Sampai di rumah tempat tinggalnya di Nologaten, waktu sudah melewati pukul 23.
Mengupayakan obat untuk penderita Covid-19, adalah salah satu yang dia lakukan. Ibu dua anak kelahiran Kulon Progo, 7 Juni 1970 ini juga mengurusi korban yang meninggal.
Ia berkoordinasi dengan rumah sakit dan keluarga, serta romo paroki untuk memimpin ibadat dan memberi berkat di pemakaman. “Bagaimanapun korban Covid-19 harus mendapat penghormatan yang selayak-layaknya,” tutur Elis.
Sensitif
Elis adalah sosok yang sensitif pada situasi dan kondisi masyarakatnya. Di mana ada masyarakat yang membutuhkan bantuan, ia berusaha hadir dan melakukan sesuatu.
Pada awal pandemi Covid-19 April 2020, sebagai alumni sekolah SMP Pangudiluhur, ia bersama organisasi Alumni SMP Pangudi Luhur (Elis sebagai Bendahara periode 2016 – 2021) dan Yayasan Budi Abadi di Bintaran, ia turut membagi beras pada setiap minggu. Bersama tim kemanusiaan, ia membagi beras, masker, dan hand sanitizer kepada kelompok-kelompok masyarakat terdampak pandemic, seperti pedagang di pasar-pasar, pengemudi bentor (becak motor), ojek, dan lain-lain.
Pada setiap Minggu sore, ia membagi nasi kotak yang disediakan umat Katolik lingkungan Fransiskus Xaverius Ambarukmo ke pengemudi bentor, ojek online, pedagang, nakes di rumah sakit, pemulung, dan para mahasiswa yang kos di Yogya.
Elis juga aktif di Gerakan Ketahanan Pangan Kevikepan DIY, yang dibentuk Vikep DIY Romo Andrianus Maradiyo Pr, pada awal Mei 2020.
Gerakan yang melibatkan para awam telah memberi bantuan bibit ikan lele, aneka sayuran, singkong dan pepaya california kepada umat di 37 paroki se DIY.
Gerakan-gerakan dari berbagai komunitas tempat Elis terlibat ini memang sangat dibutuhkan kehadirannya. Melalui gerakan-gerakan karitatif ini banyak kelompok masyarakat terdampak pandemi Covid-19 yang teringankan beban hidupnya.
Pada waktu pemerintah mulai melakukan program vaksinasi covid 19, bersama sejumlah Imam di DIY, Elis menggerakkan vaksinasi. Melalui kelompok Belarasa Covid 19, Elis yang juga Sekretaris Komisi Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan (PK3) Yogyakarta Timur sekaligus Sekretaris Komisi PK3 KAS, mengkoordinir berbagai pihak untuk menyelenggarakan vaksinasi dan tanggap darurat untuk korban covid.
Vaksinasi bekerjasama dengan paroki-paroki, TNI Polri dan Dinkes kabupaten/kota di DIY, yang telah dilaksanakan di 11 tempat, baik di pusat paroki maupun di balai-balai desa. Mencakup vaksinasi covid 19 tahap 1, tahap 2, dan ketiga.
Program tanggap darurat korban Covid-19 dilakukan dengan menyediakan peti jenazah dan ambulan gratis. Gerakan ini didukung MY Esti Wijayati, anggota DPR RI dari daerah pemilihan DIY.
Satgas ini berbasis pelayanan di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung, Kevikepan Yogyakarta Timur.
Bendahara FMKI DIY ini belum lama ini mengkoordinir Perayaan Paskah bagi ASN di semua instansi pemerintah di DIY pada 22 April 2022. Ekaristi dipimpin Vikjen KAS Romo YR Eddy Purwanto Pr, didampingi Vikep Yogya Barat, Vikep Yogya Timur dan para kepala komisi.
Selanjutnya, Elis mengkoordinir Misa Perayaan Paskah dan Hari Pendidikan Nasional bagi para guru dan dosen di DIY pada Senin 23 Mei 2022.
Perayaan Paskah ASN , TNI, Polri dan para guru dosen se DIY ini diikuti ratusan peserta. Berlangsung di Gereja Santo Yohanes Rasul Pringwulung.
Menurut Elis, Kevikepan Yogyakarta Barat dan Kevikepan Yogyakarta Timur melalui Komisi PK3, menghimpun para ASN, TNI, Polri, guru, dan dosen katolik merupakan upaya Gereja DIY untuk menyapa dan memberi perhatian kepada para abdi negara itu.
“Para ASN, TNI, Polri, guru dan dosen bisa saling mengenal dan berjejaring, saling meneguhkan panggilan tugas masing-masing sebagai umat Katolik yang mengabdi di lembaga pemerintahan,” jelas Elis.
Walaupun dirinya bukan ASN, namun Elis sudah pernah mengkoordinir para ASN.
Tahun lalu menjadi Ketua Panitia Perayaan Paskah ASN Nasional di Gereja Katedral Jakarta.
Untuk pertama kali, para ASN dari semua instansi pemerintah di pusat pemerintahan berkumpul merayakan paskah bersama Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta yang juga Ketua KWI Mgr Ignatius Kardinal Suharyo.
Perayaan Paskah Nasional ASN tersebut diprakarsai Komisi Kerawam KWI bekerjasama dengan Komunitas Forum Gaudium et Spes (Forges).
Berorganisasi dan melayani sudah menjadi tekad dalam hati mantan Ketua FMKI kota Depok dan Ketua Panitia Pernas FMKI tahun 2015 di Cipanas ini.
Ia mengaku ingin mengisi sisa hidup dengan membantu orang lain. “Saya mulai dari diri sendiri. Saya siap melangkahkan kaki dan mengulurkan tangan untuk siapa saja yang membutuhkan bantuan,” ujar Elis yang juga Ketua RT 04 RW 01 Nologaten, Desa Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, DIY, sejak Juli 2021 ini. (AS)