Desember 2021, Pater Vincent mengirimkan draft naskah buku renungan kepada saya untuk diedit dan diterbitkan menjadi sebuah buku.
Naskahnya belum ada kata pengantar dan daftar isi. Masih berupa renungan harian (selain hari Minggu). Mengapa tidak ada renungan hari Minggu? Ya, karena umat sudah banyak yang ke Gereja dan mendengarkan homili atau khotbah Pastor. Suatu pilihan yang bijak, menurut saya.
Segera setelah itu saya membuat settingan contoh tampilan bukunya. Lalu mengikuti kecenderungan masa kini yang serba singkat dan instan, saya meminta kepada Pater agar panjang setiap renungan satu halaman buku. Dan itu disetujui.
Maka mulailah saya mengeditnya satu per satu. Setiap renungan terdiri dari judul renungan, perikopa injil hari yang bersangkutan, Mutiara Injil, Pesan Injil dan Doa.
Mutiara Injil berisi kutipan Injil yang menjadi tema dan inspirasi renungan. Pembaca diajak untuk menjadikan Sabda Tuhan sebagai mutiara, harta karun imannya sepanjang hari.
Pesan Injil berisi refleksi atau renungan atas bacaan dan khususnya dari Mutiara Injil. Pesan Injil dibuat sesingkat mungkin agar pembaca memiliki kesempatan lebih untuk merenungkan pesan Sabda Tuhan secara lebih pribadi atau personal.
Sedangkan Doa berisi ungkapan hati pribadi agar senantiasa dituntun dan dikuatkan oleh Sabda Tuhan sepanjang hari.
Setelah berproses bersama penulis, terbitlah buku tersebut dengan judul Sabda-Mu Tuhan dan Doaku Hari Ini.
Setelah melewati proses pengiriman selama lebih dari 20 hari (melalui ekspedisi laut), buku ini sampai di tanah Timor dan bisa ikut launching pada hari ini 9 Juli 2022 tepat pada perayaan 40 tahun imamat Pater Vincentius Wun, SVD dalam tarekat SVD.
Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Belu Agustinus Taolin, Wakil Bupati Timor Tengah Utara Eusebius Binsasi, puluhan pastor, suster dan ratusan umat beriman.
Usai perayaan syukur dilanjutkan ucapan selamat pancawindu dan launching buku perdana Pater Vincent
Perayaan syukur bersama Mgr Dominikus Saku bersama delapan imam (termasuk sang Yubilaris) konselebran. ini juga dihadiri Pater Provinsial SVD Timor dan para Pater SVD yang berada di Komunitas Lalian.
Sebuah momentum syukur yang indah karena semula kami tidak menyangka buku akan tiba dan bisa ikut launching setelah misa syukur.
Bagi seorang penulis, moment bahagia ini sungguh bukan sebuah rahmat yang kebetulan, tetapi sudah dalam rancangan dan rencana Tuhan sendiri.
Pater Vincen, demikian penulis biasa dipanggil menandai moment 40 tahun imamatnya dengan “Sabda yang akan terus hidup” melalui bibir pembaca yang memakai buku ini.
Kesetiaan Pater Vincen mendengarkan Sabda Tuhan dan membagikannya kepada umat sejalan dengan misi tarekat untuk mendekatkan umat kepada Sabda Tuhan dan mendekatkan Sabda Tuhan kepada umat.
Penulis yang juga Vikaris Jendral Keuskupan Atambua dalam video call mengharapkan, atas berkat Allah sendiri agar terus bisa melayani Tuhan dan mewartakan Sabda-Nya hingga 50 tahun imamat bahkan lebih.
Momen tak terduga di hari Misa Syukur ini seakan menjadi pelecut semangat baginya untuk terus tekun menulis sebagai bagian dari peran misionernya untuk mewartakan Sabda Tuhan.
Terima kasih mendalam kepada Bapak Yosef Hello dari Puspas Keuskupan yang menginisiasi adanya launching buku ini hadiah kejutan terindah bagi Pater Vincent.
Terima kasih juga untuk Bapak Simprosius Leki Dasi, penjaga gawang Komsos Keuskupan Atambua yang selalu merekam setiap jejak literasi kegiatan-kegiatan pastoral Keuskupan Atambua. Maju terus bersama tim.
Asupan Gizi Ilahi
Saat tahbisan imam mottonya “Ini aku, utuslah aku” (Yes 6:8b). Pada perayaan pancawindu ini mottonya: “Karena kasih karunia Allah. Aku adalah sebagaimana aku ada sekarang” (1 Kor 15:10a).
Kedua motto tersebut menjelma menjadi asupan gizi ilahi dalam pelayanan imamat Pater. Sekali lagi profisiat. (Alfred B. Jogo Ena)