I ndonesia kehilangan dengan berpulangnya Prof Dr Azyumardi Azra, yang meninggal siang ini (18/05) di Kuala Lumpur.
Di mata Ketum PGI Gomar Gultom, Azyumardi adalah seorang cendekiawan Minang, yang kepakarannya diakui dunia, dan sangat banyak memberikan sumbangan pemikiran bagi perdamaian dunia.
Tak heran Kaisar Jepang menganugerahinya “The Order of the Rising Sun: Gold and Silver Star”. Sementara dari Ratu Inggris ia mendapatkan gelar kehormatan Commander of the Order of the Bristush Empire (CBE)” dan berbagai penghargaan internasional lainnya.
Dia seorang pemikir independen. Kedekatannya dengan pemerintahan Jokowi, tidak menghilangkan kemandiriannya untuk menyampaikan pandangan-pandangan kristisnya atas kebijakan yang ditempuh oleh Jokowi.
Baru beberpaa bulan ia memimpin Dewan Pers, suatu posisi yang sangat strategis dalam mendewasakan dunia jurnalistik Indonesia, sudah melakukan banyak gebrakan.
Jumat lalu Bang Edi, demikian beliau biasa disapa dalam lingkungan terbatasnya, terkena serangan jantung dalam penerbangan ke Kuala Lumpur untuk suatu ceramah. Dirawat dua hari ini di RS Serdang, dekat bandara.
“Saya termasuk di antara mereka yang sangat kehilangannya. Guru sekaligus sobat yang cerdas dan bicara selalu terus terang, tanpa tedeng aling-aling. Saya banyak berlajar darinya dari beberapa perjalanan bersama dengannya. Sebagai seorang akademisi sangat banyak memberikan pencerahan bukan hanya di bangku kuliah, tapi juga masyarakat luas, dengan kiprahnya yang tak kenal lelah dari satu kota ke kota lainnya, bahkan antar negara, demi mencerdaskan masyarakat. Upaya pencerdasannya sangat lintas batas, yang melampaui sekat-sekat suku, bangsa, agama dan pemisah lainnya,” kata Gomar kepada Tempusdei.id.
Menurut Gomar, Almargum termasuk salah satu guru bangsa. “Dan untuk ini saya, atas nama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, menyatakan dukacita mendalam. Semoga semua jerih payah beliau dalam membangun keadaban publik bisa kita teruskan bersama, demi Indonesia yang adil, damai dan sejahtera,” pungkas Gomar. (tD)