Wed. Oct 30th, 2024

Gempa Cianjur, Caritas Indonesia dan Jaringan Menuju Posko yang Belum Terjangkau

Pengarahan singkat pagi ini sebelum bergerak menuju lokasi pondok pesantren yang terdampak gempa bumi. (Foto: Caritas Indonesia)

Pada Rabu pagi (23/11), Tim Caritas Indonesia dan jaringannya bergerak menuju Pondok Pesantren Al-Mutmainah, di Desa Sarampat Kecamatan Cugenang. Sasarannya 7 pos pengungsian yang belum terjangkau bantuan.

Tim medis dari Rumah Sakit Atmajaya Jakarta dan Rumah Sakit Carolus turut dalam kegiatan ini bersama sejumlah organisasi Katolik seperti PMKRI, Pemuda Katolik, KPI Kabupaten Garut, dan orang muda Katolik setempat.

Sejumlah peralatan pendukung kesehatan dan medis pun disiapkan dan dibawa ke titik-titik terdampak tersebut.

Silakan salurkan bantuan anda melalui rekening ini.

Sementara itu, Selasa (22/11) malam, sejumlah kesepakatan berhasil diputuskan dalam pertemuan tim tanggap darurat (Emergency Response) Caritas Indonesia bersama jaringannya di Paroki Santo Petrus, Cianjur. Salah satunya membentuk struktur tim di Posko Layanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus, Cianjur.

Kesepakatan lain disebutkan Caritas Indonesia dan jaringan akan melibatkan personil dari paroki setempat dalam struktur tim yang akan didampingi relawan terlatih dari jaringan Caritas Indonesia.

Perihal penerima manfaat pos layanan, diputuskan akan diberikan untuk mereka yang belum mendapatkan bantuan dan berada di tempat terpencil.

Pastor Paroki memimpin Koordinasi Respon di Posko Layanan Kemanusiaan, Paroki St. Petrus, Cianjur. (Foto: Caritas Indonesia)

Dalam pertemuan tersebut hadir Pater Bonefasius Budiman, OFM (Pastor Paroki St. Petrus, Cianjur) memimpin rapat. Hadir juga   Koordinator Emergency Response Caritas Indonesia Rudy Raka,  Direktur Caritas Bandung Rm. Darwanto, Direktur Caritas Bogor Romo Eko, dan jaringan relawan nasional Caritas Indonesia.

Korban Meninggal Bertambah

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI  Suharyanto menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur menjadi 268 jiwa. Yang sudah teridentifikasi sebanyak 122 jenazah, dan masih ada korban hilang sejumlah 151 orang.

“Kita akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban ditemukan,” kata Suharyanto dalam jumpa pers di kantor Bupati Cianjur 22 November 2022.

Sementara itu, jumlah total mereka yang mengungsi mencapai 58.362 orang dan yang mengalami luka-luka mencapai 1.083 orang.

BNPB juga mencatat 12.641 rumah mengalami rusak berat, 2.071 rusak sedang, dan 6.570 rusak ringan. (tD/*)

Related Post