Fri. Nov 22nd, 2024

Ketua Umum IKBS Hermanus Malo Dona: Gubernur NTT Ibarat Sedang Paksa Kapal Bertolak dalam Gelap

Tampak Celestino Reda dan Hermanus Malo Dona ketika suatu saat memberikan keterangan pers kepada awak media. Tampak juga Kolonel Gerardus Maliti dan Gustaf Tamo Mbapa.
Mampirlah sejenak di LAPIERO TV

Menanggapi kebijakan Gubernur NTT Victor Laiskodat yang mewajibkan SMU dan SMK di NTT untuk masuk sekolah pukul 5 pagi, Ketua Umum Insan Keluarga Besar Sumba (IKBS) Hermanus Malo Dona buka suara.

Herman mengatakan, dengan kebijakannya tersebut, Victor ibarat sedang memaksa kapal bertolak dalam gelap  di air yang dangkal.

“Kita dukung keinginan Gubernur agar anak-anak SMA memiliki etos kerja, berprestasi dan  diterima di universitas-universitas ternama. Ini sesuatu yang mulia, namun mewajibkan mereka masuk sekolah jam 5 pagi untuk keinginan tersebut, ibarat memaksa kapal bertolak dalam gelap dan dalam air yang dangkal,” kata Herman kepada media ini pada 2 Maret 2023.

“As a saying goes: even though the ship along with its captain and crews are great, the ship cannot embark as the water is too shallow. Let alone if the captain and the crews are not well trained, the ship will surely not move forward as expected,” kata Herman yang juga guru Bahasa Inggris di sebuah SMA di Kelapa Gading, Jakarta Utara ini.

Lebih lanjut jelas Herman, meskipun kapal beserta nakhoda dan anak buah kapal (ABK) bagus, kapal tidak bisa bertolak karena airnya terlalu dangkal. Apalagi kalau nakhoda dan ABK-nya tidak terlatih dengan baik, kapalnya pasti tidak bertolak seperti yang diharapkan.

Herman mencontohkan, meskipun Kepala Sekolah dan guru-guru bagus, tapi kalau faktor pendukung mereka (orang tua, transportasi, dan waktu belajar, dan faktor-faktor lain) tidak tersedia dengan baik, kebijakan Gubernur Victor tersebut hanya akan menyusahkan.

“Kapal tidak akan bertolak, apalagi untuk bisa mencapai destinasi atau tujuan yang diharapkan. Apa yang mau dicapai itu penting, tapi bagaimana mencapainya juga tidak kalah penting,” tambah alumnus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini.

Karena itu, Herman menyarankan agar Victor mengkaji ulang kebijakan tersebut. “Karena dilihat dari berbagai aspek kebijakan, sangat tidak baik untuk perkembangan siswa-siswa SMA yang memerlukan  suasana yang playful bukan stressful. Mereka butuh suasana yang menyenangkan, bukan yang bikin stress,” pungkas Herman.

Mendingan Buka Bimbel Berkualitas

Sementara itu, Sekretaris Umum IKBS Celestino Reda meminta Gubernur Victor menjelaskan secara terbuka tujuan kebijakannya dan cara atau jalan yang ditempuhnya untuk mencapai agar masyarakat tahu. “Bukan tiba-tiba muncul kebijakan yang menyangkut orang banyak semacam ini, tapi hanya dia sendiri yang tahu. Jangan sampai masyarakat NTT hanya dianggap sebagai obyek,” ujar Celestino.

Celestino mengapresiasi niat Gubernur agar banyak anak NTT yang tembus ke universitas-universitas ternama di Tanah Air bahkan Harvard University. “Tapi caranya bukan suruh anak-anak masuk sekolah jam 5 pagi. Ini hanya bikin stress anak-anak itu dan semua orang,” katanya.

Kalau mau anak-anak tembus ke universitas-universitas favorit, dalam jangka pendek Celestino mengusulkan agar Victor membuka banyak Bimbingan Belajar berkualitas dengan guru-guru terbaik yang didatangkan dari lembaga-lembaga terbaik.

“Bimbel semacam ini juga yang diikuti anak-anak di kota besar, dan ternyata banyak yang lolos. Sangat mungkin anak-anak NTT pintar-pintar, tapi perlu dilatih juga tentang hal-hal teknis dalam selesaikan soal-soal ujian,” kata Celes.

Lalu lanjut Celes, dalam jangka waktu panjang memikirkan dan membangun infrastruktur untuk pembangunan NTT, termasuk pendidikannya. “Semuanya terukur, menfaatkan alokasi dana yang terbatas dengan baik. Jangan dikorupsi lagi,” pungkas Celestino. (EDL)

Related Post