Wed. Oct 30th, 2024
Contoh bahwa mereka "sangat tahu" jadwal Tuhan.

Bagi manusia, kemajuan teknologi ibarat mata uang dengan dua sisi. Di satu sisi, teknologi memberikan sangat banyak kemudahan. Namun, di sisi lain, teknologi yang sama bisa membawa banyak musibah. Jadi, yang terpenting, teknologi itu berada di tangan siapa?

Ibaratnya, sebilah pisau tajam akan sangat berguna bagi seorang tukang masak di dapur. Dengan pisau semacam ini, tukang masak bisa mengiris bumbu dengan baik dan cepat. Tapi di tangan seorang penjahat atau sebutlah gank motor, pisau bisa untuk mengancam, membacok atau malah membunuh orang.

Belakangan ini melalui grup-grup di Face Book, muncul orang-orang yang mengatasnakan gereja Katolik dan menjadi pendoa dengan “doa yang sangat manjur”. Mereka ini membentuk grup FB atau bergabung dengan grup FB rohani.

Di grup-grup FB itu mereka muncul dengan aneka formulasi doa yang secara sekilas menarik mata dan menggugah hati.

Misalnya, mereka tampilkan foto seorang anak yang sangat menderita disertai caption misalnya: katakan “Amin” bagi kesembuhan anak ini, jangan abaikan.

Formulasi yang lain: Tiga hari ke depan, Tuhan akan mengirimkan hadiah yang sangat luar biasa melalui seseorang. Katakan Amin!

Hanya dalam hitungan hari. Kok, tahu?

Ada juga yang meminta menyentuh gambar. Setelah sentuh gambar, muncul bagian yang bisa diklik lalu terhubung dengan pengirim pesan. Di saat itulah seseorang akan berusaha memengaruhi.

Formulasi yang lain lagi: Hari ini saya berdoa agar Tuhan membawa pergi semua rasa sakit dan kesedihan Anda. Mohon di balas dengan Amin.

Yang lain lagi: Jangan menolak, butuh 1 detik untuk menyatakan Aku Cinta Tuhan. Mohon dibalas Amin. Dan masih banyak lagi.

Sekilas “doa-doa” dan ajakan tersebut tidak ada masalah, bahkan baik-baik saja. Namanya juga orang mengajak berdoa. Belum lagi kalau ada janji bahwa “buah doanya” cespleng dan “kontan”.

Terkesan, doa mereka sepertinya sangat manjur. Bayangkan! Hanya dengan katakan “Amin”, doa langsung dikabulkan. Atau mereka memberi “garansi” bahwa dalam hitungan hari, doa langsung dikabulkan.

Mereka ini tak ubahnya orang dekat Tuhan, atau tetangga Tuhan. Mereka juga seakan-akan sekretaris, manajer bahkan bendahara Tuhan sehingga siap membuka brankas untuk membagi-bagi rezeki.

Seakan-akan mereka ini paling tahu jadwal kerja Tuhan atau kapan Tuhan mengabulkan doa. Lebih aneh lagi, Tuhan “patuh” pada doa mereka.

Segera setelah kita membalas “Amin” atau memberikan respon, langsung dibalas dengan sapaan atau ucapan terima kasih. Simpatik.

Ternyata, semua itu hanyalah cara atau strategi memenangkan hati atau malah memerangkap dan menggiring “korban” masuk  aliran mereka.

Tunggu saja, mereka menghubungi melalui jalur pribadi atau dimasukkan dalam grup untuk mengikuti doa atau pengajaran mereka. Seseorang akan menelepon berkali-kali melalui messenger.

Kalau Anda merespon, mereka akan mengajak (terkesan memaksa karena menelepon berkali-kali) untuk ikut dengan ajaran dan aliran mereka. Di kelompok ini ada yang mengaku sebagai Suster, Bruder, Pendeta.

Jika dalam komunikasi, Anda mengaku sebagai Katolik, maka Anda akan dilayani oleh “Bruder” atau “Suster”. Kalau Anda mengaku dari salah satu aliran Kristen Protestan, maka seorang “pendeta” akan melayani.

Di tahap inilah mereka measukkan ajaran-ajaran mereka yang cenderung mencuci otak. Lalu mengajak “korban” melakukan yang mereka mau.

Kita bersama anak-anak dan keluarga perlu berhati-hati dengan manusia-manusia jenis ini. Aneh sekali bukan? Mereka tampak sangat tahu jadwal Tuhan Allah.  (Emanuel Dapa Loka)

Related Post