Tepat pada Jumat Agung (7/4/23) Anno Aqueros menulis di wall FB-nya bahwa dia baru saja mengantar tetangganya ke Puskesmas Tenateke, di Wewewa Selatan, Sumba Barat Daya, NTT karena hendak melahirkan.
Akibat jalan yang ditempuh rusak sangat parah, ibu yang biasa disapa dengan panggilan “Mama Arjun” itu melahirkan seorang bayi perempuan di jalan, dalam mobil pick up akibat guncangan hebat. Masih beruntung pick up tidak terbalik atau terperosok.
Wanita tersebut adalah warga Desa Mandungo, Kecamatan Wewewa Selatan. Jelas Anno melalui messenger kepada tempusdei.id, sebenarnya, jarak antara rumah dan Puskesmas hanya 1,5 km dengan waktu tempuh normal hanya lima menit. Tapi karena jalannya rusak sangat parah, maka harus menghabiskan waktu 20-25 menit.
“Saya dan teman-teman yang antar, panik. Tapi Puji Tuhan, ibu dan anak selamat di atas pick up yang saya kendarai. Jujur saja, saya maupun kami semua yang saat itu berada dalam kendaraan benar-benar dalam keadaan panik karena kondisi jalan yang kami lalui menuju puskesmas Tena Teke, Wewewa Selatan sangat-sangat RUSAK PARAH,” tulis Anno.
Anno merasa legah dan bangga bercampur haru melihat kesigapan bidan-bidan yang dengan cepat memberi pertolongan kepada ibu dan bayinya.
Namun, tulis Anno juga, dia heran bahwa di Puskesmas tersebut dokter tidak ada di tempat, padahal tersedia mess dokter.
“Mess Dokter Puskesmas Tena Teke memang selalu kosong. Apakah mess tersebut memang tidak ditinggali atau memang dokternya lebih suka tinggal di kota? Saya tidak tahu,” tulis Anno.
Pada bagian lain pesannya di FB, Anno mengimbau atau meminta netizen untuk membagikan peristiwa tersebut dengan deskripsi yang jelas agar menjadi perhatian para pemangku kepentingan.
Karena jalan yang rusak parah, ada warga yang memilih melahirkan di rumah dengan segala risiko. Margaretha Kasi misalnya. Dia mengaku memilih melahirkan di rumah.
“Hal inilah yang membuat aku memilih bersalin di rumah beberapa bulan yang lalu, karena jika memaksa ke Puskesmas, pasti melahirkan di jalan. Apalagi dokter tidak di tempat,” katanya menanggapi postingan Anno tersebut.
Gerakan Sumbang Tanah Kancing
Aster Bili Bora yang membaca informasi tersebut segera mengajak berbagai pihak untuk mengambil tindakan konkret dengan menyumbang “tanah kancing” untuk menutup badan jalan yang sangat rusak.
“Saya tahu ini tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi kita coba tutup bagian-bagian yang sangat parah agar oto bisa lewat, walau tetap sangat riskan,” ungkap Aster kepada tempusdei.id.
Alhasil, sejumlah teman Aster bersedia menyumbang “tanah kancing”. “Kita berusaha melakukan yang kita bisa dulu untuk keadaan darurat. Nanti biarkan Pemerintah lakukan bagiannya,” ungkap seorang teman Aster.
Sementara itu, ada juga yang keberatan dengan menyebut bahwa memperbaiki jalan itu adalah tugas Pemerintah.
Semoga peristiwa melahirkan dalam pick up dan “gerakan sumbang tanah kancing” segera menggerakkan kepedualian dan perhatian dari Pemerintah untuk memperbaiki jalan tersebut. (Emanuel Dapa Loka)