Fri. Nov 22nd, 2024

Di Depan Tokoh Komunis, Pekikan “Yesus Bangkit!!” Membahana

Yesus bangkit, Aleluia!

Pater Kimy Ndelo, CSsR, Dari Pulau sumba – Indonesia Selatan

Kata kebangkitan berasal dari bahasa Yunani Anastastis. Kata ini muncul dalam Kitab Suci Perjanjian Baru sebanyak 386 kali. Ini menandakan bahwa kata ini merupakan kata paling penting dalam Kitab Suci. Dan hampir semuanya merujuk pada Yesus.

Kebangkitan tidak sama dengan istilah “hidup lagi”. Dalam Kitab Suci beberapa orang dihidupkan kembali oleh Yesus, tetapi pastinya suatu saat akan mati lagi. Untuk mereka tidak berlaku istilah “kebangkitan” seperti Yesus.

Penjelasan Rasul Paulus memberi kita pemahaman yang tepat akan kebangkitan Yesus. “Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.” (Rom 6:9-10).

Kata kuncinya adalah bahwa Ia tidak mati lagi dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Kebangkitan Yesus inilah yang menjadi dasar iman kristiani, lebih dari segala apa yang dibuat oleh Yesus.

Kebangkitan Yesus memiliki ciri-ciri khusus tertentu. Pertama, Yesus menubuatkannya sebagai tanda Keilahian-Nya: “Hancurkan bait suci ini, dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya” (Yoh 2:19).

Kedua, tidak ada pendiri agama lain yang memiliki kubur kosong seperti Yesus. Kita melihat penggenapan janji Kristus di kayu salib yang kosong dan di kubur yang kosong.

Malaikat itu berkata kepada para wanita di kuburan Yesus: “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring” (Mat 28:6).

Bukti nyata, bagaimanapun, bukanlah kubur yang kosong tetapi kehidupan orang percaya dipenuhi dengan Roh-Nya hari ini!

Ketiga,  ciri khusus ketiga adalah ketidakpercayaan awal dari murid-murid Yesus sendiri dalam kebangkitannya, meskipun penampakannya berulang kali.

Ini berfungsi sebagai bukti kuat tentang kebangkitan-Nya. Itu menjelaskan alasan para rasul mulai memberitakan Kristus yang bangkit hanya setelah menerima pengurapan Roh Kudus pada hari Pentakosta.

Kebangkitan adalah peristiwa iman, dan orang harus dikarunia Roh Kudus untuk percaya akan kebangkitan.

Pewartaan dan kesaksian akan kebangkitan Yesus inilah yang kemudian mewarnai seluruh hidup dan karya para murid Yesus selanjutnya.

Di mana pun mereka mewartakan kabar gembira ini, kuasa Paskah mulai bekerja dalam diri orang-orang yang mendengar pewartaan mereka seperti dalam hidup mereka sendiri. Kuasa kebangkitan menjadi mukjizat yang terus hidup sampai saat ini.

Kenyataan bahwa kekristenan bisa hidup terus sampai saat ini menjadi bukti kebangkitan Kristus. Bahwa kita yang percaya terus ada sampai sekarang menjadi penegasan bahwa Kristus hidup.

Santo Patrik, Rasul Irlandia mengatakan: “Kristus di depanku, Kristus di sampingku, Kristus di dalam diriku, tak terpisahkan”. Kita mempunyai jauh lebih banyak alasan untuk percaya daripada sebaliknya.

Tokoh Komunis

Nikolai Ivanovich Bukharin adalah seorang tokoh komunis Rusia yang paling terkenal dan berkuasa. Dia ikut memimpin revolusi Bolshevik pada tahun 1917. Revolusi itulah yang menegaskan Uni Sovyet sebagai negara komunis. Dia juga memimpin majalah Pravda, corong propaganda partai komunis. Dia anggota politbiro.

Tahun 1930 dia berangkat dari Moskow menuju Kiev, Ukraina, untuk konsolidasi partai komunis. Dalam rapat raksasa dia mulai berbicara tentang Ateisme dan menghina agama Kristen.

Setelah selesai segala macam argumentasi dan caci makinya, dia memberi kesempatan pendengar untuk menyanggah argumennya.

Lama tak ada respon. Tiba-tiba seorang pria maju ke podium, mengambil mic dan berteriak: Yesus bangkit!! Spontan seluruh peserta pun berseru bersama-sama: Ya, Yesus bangkit! Yesus bangkit!. Seruan itu bergema tak henti-hentinya seperti menghipnotis seluruh peserta rapat.

Diam-diam Nikolai pun pergi meninggalkan rapat. Dia baru sadar bahwa iman akan Yesus yang bangkit begitu real dan hidup dalam diri orang-orang Katolik Ortodox yang telah lama dikenalnya.

Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!

Salam Paskah dari Paroki Ngallu, Mangili, Sumba Timur, Indonesia Selatan

Selamat Hari Raya Paskah.

Related Post