Oleh Emanuel Dapa Loka
S etelah beribu-ribu matahari terbit di ujung-ujung pepohonan
dan nyanyian riuh aneka burung mengepakkan sayap sukacita diiringi riuh kicau yang sabung menyabung,
kini aku kembali menunggui engkau menyibak kabut pagi dan meretas semesta…
Aku ingin mengukir kisah dan kasih pada tanah merah warisan leluhur agar tumbuh dan mekarlah aneka flora, temanku tersenyum bersama anak-anak negeri sabana menjemput matahari esok dan esok-esok selanjutnya…
Aku datang karena engkau memanggilku untuk berbagi embun buah karya malam dan pelangi pesan keindahan siang
Rentangkan tangan dan hatimu !
Aku pun merentangkan tangan dan hati untuk kita saling berdekapan, lalu lahirlah gerimis dan berkas-berkas cahaya dari balik bilah-bilah illalang….
(Dari atas udara Jakarta – Bali, 14 April 2023)