Menjadi seorang sederhana tidak harus miskin, memakai pakaian compang-camping dan sebagainya. Tapi kesederhanaan yang melekat pada Jenderal Suyanto menyangkut posisi batin dalam memaknai hidup.
Hal ini dikatakan Dr Boni Hargens ketika menjadi pembicara dalam peluncuran dan bedah buku biografi berjudul The Story of Simplicity Mayjen TNI (Pur) Dr Suyanto karya Drs Ch Robin Simanullang. Peluncuran dan bedah buku tersebut dilanksanakan di Toko Buku Gramedia, Matraman pada 1 September 2023.
Selain Boni, pembedah yang lain adalah Jansen Sinamo, seorang penulis buku dan Guru Etos. Kedua pembedah ini menaruh apresiasi kepada Suyanto dengan sikap hidup, tetap mempertahankan keserhanaan di tengah gelombang orang mencari atau memburu kemewahan.
Buku The Story of Simplicity yang berkisah tentang kesahajaan seorang intelijen berpangkat Mayor Jenderal TNI. Dr. Suyanto. Dari kisah yang sederhana Suyanto kita memahami bahwa kesederhanaan itu bukan soal besar atau kecil, kaya atau miskin, tinggi atau rendahnya kedudukan seseorang, melainkan aksentuasi, intensitas dan aktualisasi lebih berkolerasi dengan sifat dan karakter seseorang.
Kata Boni Hargens, membaca The Story of Simplicity karya Ch. Robin Simanullang tersebut seperti membaca penggalan Republic. Karya monumental Sokrates itu jelas Boni, berisi dialog Sokrates dengan dua aristokrat Athena, Adeimantus dan Glaucon, saudaranya, tentang a just city, kota yang adil. Kota di sini tentu mengacu pada negara dalam konteks modern karena pada masa Yunani Kuno konsep “negara” baru sebatas polis, negara kota.
Dalam salah satu bagian Republik lanjut Boni, mereka berbincang soal martabat manusia dan pengakuan atasnya (the recognition of human dignity). Dan salah satu topik yang menarik adalah soal thymos, istilah dalam bahasa Yunani kuno yang mengacu pada “bagian dalam jiwa manusia yang menuntut atau mencari pengakuan atau penghormatan.”
Kata Boni lagi, Mayjen TNI (P) Dr Suyanto, sebagaimana digambarkan dengan renyah dan runtut oleh penulis buku ini, adalah teladan hidup—yang menyentuh kualitas moral dari martabat manusia! “Beliau, melalui cara hidup dan komitmen pengabdiannya dalam tugas kenegaraan, menunjukkan kesederhanaan sebagai bobot moral, determinasi etis dari hakikat eksistensial manusia,” kata Boni
Mayjen Suyanto kata Boni lagi, mengabdi dengan totalitas komitmen dan dengan komprehensi yang utuh perihal arti kesederhanaan, baik ketika mengabdi sebagai prajurit militer dan insan intelijen maupun sebagai ayah dan suami (yang rendah hati, peduli, dan mengayomi).
Boni mengaku tersentuh dengan dengan perjalanan hidup dan karir Mayjen Suyanto dalam banyak hal. Setidaknya, kolomnis di berbagai media nasional ini menunjuk dua hal yang membuat dia tersentuh.
Pertama, kisah kesederhanaan ditampilkannya dalam sikap sosial dalam pergaulan dan dalam pelaksanaan tugasnya di lingkungan institusi negara. Ia pribadi yang hebat dan profesional tetapi dengan kecerdasan moral ia mampu mendiamkan semua itu di balik sosoknya yang “apa adanya.”
Kedua, komitmen moral, jiwa patriotik, dan tanggungjawab etis selama melaksanakan tugas. Sebagai prajurit, bahkan seorang jenderal, maupun sebagai insan intelijen, Mayjen Suyano adalah manifestasi dari personalitas yang disiplin, patriotik, nasionalis, dan berbudi luhur.
“Kepatuhannya pada disiplin kerja dan organisasi didasari oleh semangat cinta yang tulus dan mendalam terhadap tugas dan terhadap bangsa dan negara,” kata Boni. (tD)