Oleh Tuan Kopong MSF, Dari Manila, Philipina
Kami bukan tempat bagimu mengumbar janji, namun menutup mata, telinga dan mulut ketika kami mengalami persekusi saat beribadah, penolakan ketika hendak membangun rumah ibadah.
K ehadiran agama-agama lain baik Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghuchu serta aliran kepercayaan di rahim Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan tanpa kontribusi.
Dalam pandangan kalian, kami memang kawanan kecil, namun tidak berarti kontribusi kami juga kecil dan sedikit untuk persatuan dan kesatuan serta kedamaian NKRI.
Kami tak pernah bosan, bahkan tak akan pernah mengkhianati NKRI walau kami selalu tersakiti, ditolak, dikucilkan dengan ragam alasan.
Kami tak akan pernah menjual agama kami pula untuk merusak persatuan dan kesatuan NKRI meski kami selalu dijauhkan ketika agama menjadi tunggangan politik.
Bahasa “kofar-kafir” selalu menjadi kata yang seksi dan memesona untuk terus digaungkan demi menghalangi gerak langkah kami melayani bangsa dan negara.
Kami tetap sabar dan tak pernah membalas dendam untuk menyuarakan diskriminasi atas nama agama ketika suasana pemilu tiba.
Kami tahu dan sadar diri bahwa tugas dan kewajiban kami adalah menjaga NKRI meski kami sadar betul bahwa kami disepelehkan bahkan agama kami menjadi perdebatan ketika hendak mengisi jabatan-jabatan penting di Republik ini.
Kami memilih kalian bukan karena soal agama. Kami juga memilih kalian bukan karena ada yang seagama dengan kami mendampingi kalian.
Kami memilih kalian karena demi NKRI. Kami memilih kalian karena kami yakin dan percaya bahwa kalian mampu berdiri tegak untuk semua, ketika kami di persekusi saat beribadah dan mendapat penolakan ketika hendak mendirikan rumah ibadah kami kalian hadir meneggakan hukum dan mengayomi semua.
Kami memilih kalian bukan karena kalian yang paling baik dari yang lainnya, namun karena kami yakin bahwa pilihan kami kepadamu karena mampu mencegah yang buruk berkuasa dan memecah belah NKRI.
Maka jangan jadikan kami hanya sebagai tempat kalian mengumbar janji saat kampanye namun ketika sudah berkuasa kami hanya dijadikan sebagai “bola mainan” alasan kalian dan hukum yang tak pernah serius ditegakkan.
Kami punya satu keinginan: jadikanlah dan hargailah kami sebagai anak bangsa yang mendapat perlindungan hukum yang adil dan benar. Telinga kami sudah bosan mendengar janji-janji manis kalian.
Yang kami butuh adalah kehadiran kalian yang memayungi kami dengan payung hukum yang adil ketika kami ditindas dan didiskriminasi atas nama agama.
Kami adalah anak bangsa Republik Indonesia. Maka rangkulah kami sebagai anak-anak kalian yang mendapatkan perlakuan yang sama tanpa klaim mayoritas dan minoritas.
Kami adalah anak bangsa yang lahir dari rahim NKRI maka hargailah juga kontribusi kami menjaga keutuhan NKRI meski kami kerap mendapat perlakuan yang semena-mena dari yang merasa diri sebagai “panitia” surga.
Semoga kalian yang hari ini telah menetapkan langkah sebagai pemimpin kami kelak, pemimpin Republik Indonesia, sungguh menjadi pelayan yang tahu diri dan tahu batas bahwa kalian adalah pelayan yang melayani (bdk. Gal 5:13) dan bukan penguasa yang hanya menjadikan kami tempat kalian mengumbar janji.
Jangan jadikan kami sebagai tempat “sampah” untuk menampung segala umbar janjimu, namun jadikanlah kami sebagai manusia Indonesia, sahabatmu, keluargamu yang tak letih berjuang dan setia menjaga keutuhan NKRI yang merasakan keadilan dan kebenaran lewat tangan dan tindakan pelayananmu yang tulus demi kebaikan bersama kelak ketika kalian menjadi presiden dan wakil presiden kami. Salam damai.