Oleh Emanuel Dapa Loka
Dia lelaki Mulia tanpa noda dari Surga
Lahir dari dara desa bernama Maria
Hati-Nya tegak lurus pada Bapa-Nya,
dan berakar pada nasib manusia
Lihatlah!
Tiada letih Ia melintasi siang dan malam,
menaiki bukit dan menuruni lembah
untuk menebar cinta
Ya, Cinta Mulia dari Bapa-Nya
Sekelebat dari pekik hosanna,
manusia-manusia yang makan dari tangan-Nya
yang tahir dari kuasa-Nya
berteriak keji: Salibkan Dia!! Salibkan Dia!!
Oooooo! Manusia macam apakah ini?
Keturunan apakah!??
Jalanan basah oleh keringat dan darah Mahasuci dari Kekasih Allah
Tubuh-Nya tercabik-cabik oleh lecut dari tangan serdadu,
Kemanusiaan-Nya dicampakkan di dalam debu jalanan,
tubuh Suci tanpa cela lantas digelandang mendaki jalanan maut,
disergap ribuan mata merah kaum tuna pikir dan rasa
yang lalu dengan beringas menggantung-Nya di Salib,
yang semestinya untuk mereka!
Astaga!
Dari bibir mulia dengan gemetar Dia berseru:
Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!
Sabda magis!
Yang mestinya mengoyak dan mengentak hingga ke dasar kesadaran:
Bahwa cinta-Nya memang adalah
Cinta Putih seputih-putihnya Cinta