Melalui Channel youtube KWI (8/4/24) saat memberikan keterangan seputar rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024, Kardinal Suharyo mengingatkan bahwa Indonesia dan Vatikan memiliki sejarah hubungan yang sangat baik.
Kata Kardinal, kunjungan Paus Fransiskus nanti dalam arti tertentu sangat historis karena Paus Fransiskus adalah kepala negara Vatikan. Dalam sejarah bangsa Indonesia jelas Kardinal, Vatikan adalah salah satu dari beberapa negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Dan pada tahun 1947, sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia. Kita merasa bahwa pimpinan Gereja Katolik seluruh dunia sungguh-sungguh mempunyai perhatian besar pada perjuangan dan pengisian kemerdekaan Indonesia,” jelas Kardinal.
Kata Kardinal lagi, memang kehadiran Paus Fransiskus secara fisik menjadi sangat penting dan sangat membahagiakan, tapi dia berharap, bukan hanya kehadiran fisik yang mendapat perhatian. “Pesan-pesan beliau, pikiran-pikiran yang beliau tulis untuk kemanusiaan mestinya juga menjadi perhatian kita dan kita mempunyai niat untuk mempelajari pesan-pesan itu,” kata ahli Kitab Suci Perjanjian Baru ini.
Kardinal lalu menunjuk dua tulisan terakhir Paus, yakni Laudato Si tentang tanggungjawab umat manusia termasuk semua untuk menjaga lingkungan hidup dan Fratelli Tutti. “Ini artinya kita semua bersaudara. Suatu gagasan yang sangat cemerlang bukan dalam arti hebat-hebat tetapi menjadi sangat penting untuk sejarah umat manusia pada zaman kita ini.
“Semoga kehadiran Paus Fransiskus menantang kita untuk mempelajari ajaran-ajarannya dan mencoba mencari jalan untuk melaksanakannya,” harap Kardinal.
Jika rencana kunjungan Paus Fransiskus ini terwujud, Paus asal Argentina ini merupakan Paus ketiga yang mengunjungi Indonesia. Kunjungan sebelumnya oleh Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989. (EDL)