Mon. Sep 16th, 2024

Kunjungan Paus – Kepala Negara Vatican: Cahaya dan Oase bagi NKRI

Oleh Simply da Flores, Alumnus STF Driyarkara, Jakarta

Selamat datang, Paus Fransiskus di Tanah Air NKRI. Semoga sehat dan gembira atas sambutan pemerintah dan rakyat Indonesia.

Paus Fransiskus adalah Pemimpin Gereja Katholik Dunia, sekaligus Kepala Negara Vatican.

Kedatangan Paus saat ini merupakan kunjungan Paus yang ketiga, setelah dua Paus sebelumnya, yakni Paus Paulus VI saat Presiden Soekarno, dan Paus Yohanes Paulus II saat Presiden Soeharto. Maka, hemat saya, hubungan NKRI dengan Negara Vatican selama ini terjalin sangat baik.

Saya sempat membayangkan kemarin, bahwa Paus datang dengan pesawat kenegaraan Vatican atau mungkin mendapat pinjaman dan grativikasi pesawat jet pribadi, dari konglomerat Italia atau orang kaya di Eropa dan Amerika.

Ternyata, Paus datang dengan pesawat komersial di Negara Italia. Mungkin selera Paus masih orthodoks dan tradisional. Wibawa Kepala Negara dan Pemimpin Umat Katolik sedunia rupanya tidak terpetak pada sarana dan penampilan material. Contoh dan teladan hidup yang menjadi andalah sosok pribadi Paus Fransiskus.

Karena itu, saya coba menelisik  relevansi kunjungan Paus – Kepala Negara Vatican untuk kondisi Indonesia saat ini.

Transisi Pemerintahan setelah Pilpres

Berbagai situasi politik dalam konteks pillres 2024 sudah kita alami bersama. Ada berbagai soal yang menjadi polemik bahkan kegaduhan selama proses pilpres. Dan akhirnya senyap ditelan bumi setelah keputusan MK bahwa paket nomor 2, Prabowo – Gibran menang dalam pilpres 2024.

Lalu, banyak fenomena politik muncul setelah itu dan masyarakat umumnya diam, entah menyimak dan menyimpan di hati, atau masa bodo dan puas dengan mendapat sembako.

Media massa pun mempunyai sikap beraneka ragam dalam pemberitaan. Ada sebagian besar pro hasil pilpres, ada juga segelintir yang mengkritisi aneka fakta politik yang terjadi selama pilpres.

Namun, patut dicatat bahwa transisi politik dan kekuasaan yang dihasilkan selama pilpres, ada beberapa kelompok. Kelompok parpol pendukung paket presiden terpilih dan parpol oposisinya serta parpol yang masih abu-abu.

Ada kelompok pemodal dan pebisnis, juga memiliki sikap keberpihakan masing – masing. Lalu, ada kelompok masyarakat sipil dan mahasiswa yang masih kritis terhadap fakta keadilan serta demokrasi. Dan yang paling banyak adalah dilema kelompok rakyat di berbagai pelosok negeri, karena berbagai alasan.

Mereka diperebutkan aneka pihak, dan hampir tak mampu membuat keputusan prinsip, kecuali keputusan praktis.

Dalam dinamika politik transisi kepemimpinan NKRI tersebut, Paus Fransiskus datang berkunjung ke Jakarta. Pesan beliau, terlihat sejak di bandara saat kedatangan, sepanjang perjalanan menuju kedutaan Vatican, saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka. Juga nanti dalam agenda pertemuan selanjutnya selama berada di Jakarta.

Hemat saya, berbagai pernyataan kesan dan apresiasi para tokoh agama, aktivis dan masyarakat, yang dimuat di sosial media, telah memberikan sesuatu hal bermakna dari kehadiran sosok Paus Fransiskus.

Kondisi Maraknya Pilkada di Tanah Air

Suasana dinamika demokrasi di NKRI, sejak Pilpres dan Pileg, ternyata terus bergelora dengan sekarang Pilkada untuk Provinsi, Kabupaten dan Kota Madya. Aneka informasi yang tersebar menunjukkan peran Parpol sungguh menentukan jalannya Pilkada. Salah satunya adalah soal mahar bagi para pasangan calon dalam mendapatkan surat dukungan Parpol.

Hal yang sama, yakni peran para pemodal dan pebisnis, tak dapat dianggap remeh, karena kebanyakan Paslon Pilkada kesulitan dana untuk membayar mahar parpol. Maka, kepada para pemodal dan pebisnis mereka membuat kontrak politik.

Karena itu, indikasi bahwa proses politik ini menjadi transaksional, semakin jelas terlihat.

Pertanyaannya, di mana makna demokrasi, jaminan hak rakyat, serta penegakkan hukum dan keadilan bagi rakyat?

Paslon yang memenangkan pilkada nanti, akan lebih loyal kepada parpol pendukung dan pihak pendana, bukan kepada rakyat pemberi suara saat pilkada.

Hemat saya, kedatangan Paus Fransiskus, adalah pembawa pesan “angin perubahan”, agar wajah dan nurani politik NKRI kembali kepada hakikat demokrasi dan keadilan pro rakyat. Salus populi suprema lex – keselamatan dan kesejahteraan rakyat adalah hukum tertinggi.

Politik adalah ruang pengabdian dan pelayanan para pejabat untuk kesejahteraan rakyat yang memberi kepercayaan dengan suara pilihannya.

Pembawa Oase dan Cahaya bagi NKRI

Bagi umat Katolik, kunjungan Paus Fransiskus adalah bukti kasih dan pelayanan seorang gembala kepada domba-dombanya yang hadir di negeri ini.

Pasti beliau setuju, bahwa semboyan yang sudah terpatri selama ini, harus sungguh dihayati dalam tugas panggilan masing-masing pribadi umat Katolik, serta berbagai lembaga pelayanan Gereja. “Umat Katholik Indonesia adalah 100% warga gereja sekaligus 100% warga NKRI.”

Bagi seluruh masyarakat dan pemerintah NKRI, hemat saya, kehadiran Paus Fransiskus, menjadi bukti nyata relasi harmonis NKRI dan Negara Vatican. Kedatangan Paus Fransiskus, menurut saya, adalah sebuah berkat seperti Oase Cinta Sesama di tengah padang gersang perjuangan kehidupan, khususnya penegakkan hak asasi manusia.

Kunjungan Beliau juga sekaligus membawa sebuah berkas cahaya kasih persaudaraan. Cahaya Kasih dalam kabut dan keremangan zaman digital milenial di NKRI.

Paus Fransiskus, sebagai Kepala Negara dan Pemimpin Umat Katolik sedunia, menghadirkan kesaksian hidup sebagai pembawa cinta kepada sesama saudara; Lintas negara, bangsa, suku dan agama.

Paus Fransiskus menawarkan relasi persaudaraan hakiki untuk menghormati sesama seperti menghormati diri sendiri. Setiap pribadi di panggil Sang Pencipta untuk melayani dan membagi kasih persaudaraan. Bukan pelaku kekerasan dan kejahatan, bukan pula pengumpul harta kekayaan dan jabatan dengan menghalalkan segala cara.

Paus Fransiskus hadir sebagai saudara untuk saling berbagi perhatian dan kasih sayang, bukan untuk saling mengadili dan berseteru, bermusuhan, atau saling berperang dan membunuh.

Hemat saya, Paus datang untuk membasuh kaki dan wajah NKRI, mengajak kita semua mau introspeksi tentang harkat martabat kemanusiaan hakiki.

Mungkin secara sederhana, saya yakin, Paus Fransiskus mau melihat dan belajar penghayatan dan pengamalan Pancasila di NKRI, agar bisa membawanya ke berbagai belahan dunia.

Paus Fransiskus mau memberi kesaksian bahwa NKRI adalah tanah air surgawi dan Negara yang diberkati Sang Pencipta untuk menjadi rumah segala bangsa dengan berlian makna Pancasila yang nyata dihidupi segenap. rakyat serta para pemimpinnya.

Related Post