Gambar wajah Yesus ini dilukis oleh Alkiane Kramarik pada usia 8 tahun. Dia mulai mendapat penglihatan tentang Yesus pada usia 3 tahun, dan dia berkata kepada ibunya, “Saya harus melukis karena saya mendapat penglihatan dari Surga.”
Orang tua Akiane adalah seorang ateis. Dia terheran-heran saja ketika mendengar apa yang dikatakan anaknya, Alkiane. Ia termangu-mangu saja tanpa berkata apa pun pada saat itu.
Akiane berkata, “Karena tidak ada yang memberitahu saya siapa Tuhan itu, saya sendiri yang menemukan Tuhan. Dia selalu ada untuk saya selama bertahun-tahun. Saya bukan anggota denominasi atau agama apa pun. Saya milik Tuhan.”
Wahyu Yesus yang luar biasa ini tidak datang dari keluarga atau gerejanya, karena dia tidak terkena semua hal itu.
“Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Tuhan,” kata Akiane. “Dialah satu-satunya jalan menuju surga dan kegembiraan. Saat saya bertumbuh, saya melihat betapa luas dan tak terbatasnya kasih Yesus.”
Fakta bahwa Akiane melukis gambar wajah Yesus ini pada usia 8 tahun sungguh luar biasa, namun yang lebih luar biasa lagi adalah kenyataan bahwa dia melukisnya hanya berdasarkan penglihatannya, oleh sebab dia tidak melihat gambar Yesus apa pun di rumahnya.
Keinginan utamanya adalah agar orang-orang merasakan kasih Yesus ketika mereka melihat karya seninya.
“Yesus tetap menjadi otoritas, cinta, dan Tuhan tertinggi saya. Saya berdoa setiap hari agar suatu hari nanti orang-orang akan mengikuti Yesus, ajaran-Nya dan merasakan kasih-Nya.”
Benyamin Mali, 4 Oktober 2024 pada Pesta Santo Fransiskus Asisi