Saat berbicara dalam forum Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa kepada Pengusaha Jamu Sidomuncul Irwan Hidayat di Universitas Negeri Semarang – UNNES (13/11), Guru Besar UI Rhenald Kasali mengaku sebagai saksi sejarah Irwan Hidayat, dan merupakan orang yang tahu-tahu didaulat menjadi bintang iklan.
Kata Rhenald, ketika awal-awal pulang dari Amerika (1998) setelah menyelesaikan studi doktoralnya, situasi Indonesia sedang tidak menentu akibat krisis ekonomi. ”Orang tidak punya pekerjaan, api menyala di mana-mana,” kata Rhenald Kasali menggambarkan.
Rhenald yang baru mulai belajar tampil di televisi pun mengusulkan ke stasiun tv untuk mengadakan acara entrepreneurship. Tentu saja untuk mengajak orang berwirausaha, sekaligus menunjukkan caranya. Untuk acara ini Rhenald mengundang sejumlah entrepreneur, salah satunya Irwan Hidayat, pemilik Pabrik Jamu Sidomuncul.
Ternyata setelah acara itu, aku pemilik ”Rumah Perubahan” itu, Irwan ”Mengejar-ngejar” dirinya untuk menjadi bintang Sidomuncul.
Namun, karena citra jamu yang kurang bagus waktu itu, Rhenald enggan menerima. Rupanya Irwan tahu hal ini, dan tahu pula bahwa seorang akademisi malu menjadi bintang iklan.
Irwan pun berusaha meyakinkan Rhenald. ”Saya tahu Bapak ragu-ragu, tapi saya tidak akan bikin malu Bapak,” kata Irwan pada sebuah kesempatan.
Pada kesempatan lain Irwan berkata, ”Kalau tidak mau juga, saya akan ganti nama Pak Rhenald menjadi Pak Ronald.” Tentu saja ini bercanda.
Namun setelah menimbang-nimbang dan mengumpulkan banyak informasi tentang Sidomuncul dan melihat sendiri proses produksi jamu Sidomuncul, Rhenald pun bersedia—walau masih agak ragu juga.
Dalam keragu-raguan itu, Rhenald ditandemkan dengan artis Sophia Latjuba. ”Saya dikasih insentif dengan disatupadukan dengan Sophia Ladjuba,” kata Rhenald mengistilahkan.
”Ternyata, berhadapan dengan wanita cantik saya grogi juga,” kata Rhenald. Meski begitu dia rupanya betah dengan kegrogian itu.
”Saya sengaja membuat kesalahan saat shooting, sehingga take-nya dari jam 9 pagi sampai pukul 1 pagi hari berikut,” katanya sambil tersenyum.
Setelah iklan tayang, setiap kali Rhenald masuk ke kelas, mahasiswanya senyum-senyum melihatnya. Beberapa guru besar bahkan memanggilnya dan mengatakan, ”Mereka telah memanfaatkan Anda. Segera undur diri.”
Rhenald tidak bisa berbuat apa-apa sebab sudah terikat kontrak. Karena sudah terlanjur, Rhenald lalu berkata kepada Irwan Hidayat, ”Saya repot sekali.” Sekali lagi Irwan menggaransi bahwa dia tidak akan membuat Rhenald malu.
Dan benar, melalui upaya spartan, Irwan benar-benar tidak membuat Rhenald malu. Pabrik jamunya kemudian menjadi pabrik berstandart farmasi, yang produknya bisa diuji klinis atau uji toksisitas dan uji khasiat.
Uji toksisitas itu menyatakan bahwa Tolak Angin tidak mengandung toxit. Sementara uji khasiatnya mendeklarasikan bahwa Tolak Angin dapat meningkatkan T white blood cell secara signifikan, serta aman diminum selama 212 bulan secara terus-menerus.
Rupanya karena benar-benar tidak dipermalukan Sidomuncul, pada bagian akhir orasinya dalam acara Penganugerahan Doktor HC oleh UNNES tersebut, Rhenald mengucapkan, ”Selamat kepada rektor dan civitas academika UNNES yang telah berhasil menemukan sosok yang pantas mendapatkan Gelar Doktor Honoris Causa”. (tD/EDL)