Oleh Pater Kimy Ndelo CSsR, Salam dari Rumah Retret Redemptoris Galong, Australia)
Seorang produsen sabun dan seorang pastor sedang berjalan bersama di sebuah jalan di sebuah kota besar.
Produsen sabun itu dengan santai berkata, “Injil yang Anda beritakan tidak memberikan banyak manfaat, bukan? Lihat saja. Masih banyak kejahatan di dunia, dan banyak orang jahat juga!”
Pastor tidak menjawab sampai mereka melewati seorang anak kecil yang kotor yang sedang membuat kue lumpur di selokan. Memanfaatkan kesempatan ini, pastor tersebut berkata, “Saya melihat bahwa sabun juga tidak memberikan banyak manfaat bagi dunia; karena masih banyak kotoran di sini, dan masih banyak orang kotor di sekitar.”
Pengusaha sabun berkata, “Oh, sabun hanya berfungsi jika digunakan.” Dan pastor itu berkata, “Tepat sekali! Begitu pula dengan Injil.”
Minggu Kedua
Setiap tahun, Minggu kedua dan ketiga dalam Adven berpusat pada Yohanes Pembaptis. Injil Lukas hari ini menuliskan kemunculan Yohanes sebagai Pemberita Mesias selama kepemimpinan keagamaan Hanas dan Kayafas. Meskipun Kayafas adalah Imam Besar yang memerintah, nyatanya Hanas, ayah mertuanya dan pensiunan Imam Besar, yang merupakan kekuatan agama di balik takhta ketiga raja putera Herodes Agung.
Karenanya, Hanas terkadang disebut ular beludak yang mendesis atau berbisik di telinga para hakim dan politisi untuk mempengaruhi keputusan mereka.
Yohanes Pembaptis mengumumkan kedatangan Kerajaan Allah dan berkhotbah tentang pembaptisan (pencelupan) sebagai tanggapan yang melambangkan pertobatan batin yang mengarah pada pengampunan. Ini adalah baptisan pertobatan (metanoia).
Sungai Yordan dipilih karena di tempat itulah orang Yahudi meninggalkan hidup padang gurun dan memasuki tanah terjanji. Ini adalah simbol perbatasan antara masa lalu yang kering dan hidup baru yang segar.
Memenuhi kata-kata nubuat Yesaya, khotbah Yohanes Pembaptis membantu memastikan bahwa dalam kehidupan setiap orang yang dibaptis. “Setiap lembah akan ditimbun, dan setiap gunung dan bukit akan diratakan, dan yang berliku-liku akan diluruskan, dan jalan yang kasar menjadi halus” (Luk 3:5).
Yang dimaksud Yesaya adalah gunung kebanggaan dan kesombongan dan lembah keputusasaan dan ketakberdayaan. Seperti halnya Barukh, Yohanes menghadirkan bayangan gunung dan lembah yang dibuat rata dan mulus sebagai tanda pertobatan dan transformasi moral Israel.
Meluruskan “jalan” berarti menciptakan lingkungan yang menguntungkan atau memudahkan seseorang untuk datang kepada Tuhan. Meluruskan jalan berarti membangun suatu semangat baru untuk kembali pada hakekat sebagai anak-anak Allah. Jalan yang lurus adalah simbol hidup yang lurus.
Hidup yang lurus bukanlah tujuan itu sendiri. Hidup yang lurus akan membantu orang untuk berjumpa dengan Allah yang mendatangi, mengunjungi dan menyapa. Perjumpaan akan membuat orang-orang “melihat keselamatan dari Tuhan”.
Meluruskan hidup tak semudah meluruskan rambut. Tapi bukan hal yang mustahil. Kitab Suci menyediakan semua sarana dan nasihat yang berguna untuk hidup yang lurus. Tergantung kita, menggunakannya atau tidak?
Kristen dan Hindu
Swami Vivekananda, seorang filsuf pertapa Hindu yang terkenal, ketika ikut serta dalam Parlemen Agama Dunia di Amerika Serikat, diminta menjelaskan perbedaan antara Hindu dan Kristen.
Tuhan orang Kristiani datang mencari manusia dan kami orang Hindu mencari Tuhan.
Tujuannya sama, yakni untuk mendapatkan pengalaman akan Tuhan.