Oleh Elia Myron, Apologet Iman Kristen, Debater
Menjelang perayaan Natal 25 Desember, ada begitu banyak orang di luar kekristenan yang menuduhkan bahwa 25 Desember bukanlah hari kelahiran Kristus, dan bukan Hari Natal. Bahkan lebih ”liar”, mereka mengatakan bahwa 25 Desember itu ternyata ”Hari kelahiran Dewa Matahari”. Bagaimana mungkin?
Mari kita menjawab dan membuktikan dari Alkitab dan data sejarah bahwa tanggal 25 Desember benar-benar adalah hari kelahiran Tuhan Yesus.
Pertama, Injil Lukas 1:5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, ada seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
Apa yang dilakukan Imam Zakaria? Lihat Lukas 1 ayat 10: Pada waktu pembakaran dupa seluruh umat berkumpul di luar dan bersembahyang.
Melakukan pembakaran dupa, berarti sedang melakukan hari raya Yomkippur atau hari raya pendamaian. Hari raya Yomkippur ini dilakukan setiap tanggal tanggal 25 September.
Lalu Lukas 1 ayat 11: Lalu tampaklah kepada Zakaria seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mesbah pembakaran dupa. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Namun, malaikat itu berkata, ”Jangan takut Zakaria sebab doamu telah dikabulkan. Elisabeth istrimu akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan engkau harus menambah dia Yohanes.
Artinya, pemberitahuan tentang Yohanes sedang dikandung oleh Elizabeth yang adalah istri Zakaria itu terjadi pada hari raya Yomkippur yang jatuh pada tanggal 25 September.
Lalu kita lanjut ke Lukas 1 ayat 26: Dalam bulan yang ke-6 malaikat Gabriel disuruh Allah pergi ke kota bernama nazaret di Galilea kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria.
Berarti, enam bulan dari 25 September adalah bulan Maret. Berarti, malaikat mendatangi Maria itu pada bulan Maret. Apa yang dikatakan malaikat itu kepada Maria? Pada ayat 30 malaikat itu berkata Jangan takut hai Maria, sebab engkau beroleh Anugerah di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah kau namai dia Yesus.
Berarti malaikat mendatangi Bunda Maria dan memberitahu bahwa ia sedang mengandung Tuhan Yesus itu pada bulan Maret. Nah! Sembilan bulan setelah Maret, itu bulan Desember. Jadi, apakah benar bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember? Tentu saja benar! Bukan khayalan.
Kedua, sekarang kita lihat bukti sejarah. Dokumen purba Coptic Didascalia Apostolorum dari tahun 189 Masehi menuliskan: Wahai saudara-saudara, tetapkanlah dalam hari-hari perayaan, yaitu Natal Tuhan kita tepatnya pada tanggal 25 bulan kesembilan Ibrani. Bulan kesembilan tanggal 25, yakni bulan kislah, yang bertepatan dengan tanggal 29 bulan keempat Mesir. Bulan kesembilan Mesir adalah bulan Kia.
Nah! Kalau kita konversi tanggal 29 Mesir Kia menurut perhitungan tahun coptic anno martyrs ke kalender Romawi yang kita pakai sekarang, itu akan jatuh pada tanggal 25 Desember.
Kalau tidak percaya, coba saja sendiri. Bahkan sebelum penetapan dokumen Coptic Didascalia Apostolorum tersebut, Uskup Teofilus dari Kaisarea pada tahun 160 masehi, sudah merayakan Natal.
Lalu bagaimana dengan tuduhan kelahiran Dewa Matahari? Kelahiran Dewa Matahari atau sole invictus itu baru dilakukan pada tahun 250 masehi, sedangkan Natal sudah dilakukan tahun 160 masehi. Jadi, mustahil, Natal yang terlebih dahulu ada meniru yang kemudian. Jadi itu hoax. Tidak benar.
Jadi kesimpulannya, baik menurut Kitab Suci maupun data sejarah, kelahiran Tuhan Yesus atau Hari Natal memang terjadi pada tanggal 25 Desember.
Selamat menyongsong Natal. Kiranya Damai yang datang dari Allah, Firman Hidup yang menjadi manusia itu mendamaikan kita kepada Allah. Suka cita bagi semesta.*