Pada audiensi umum, Paus Fransiskus menegaskan kembali seruannya untuk perdamaian. “Berdoalah untuk perdamaian, lakukan penebusan dosa demi perdamaian,” desaknya.
Menjelang akhir Audiensi Umum pada hari Rabu (12/2), Paus Fransiskus mengesampingkan salam yang telah disiapkannya untuk para pembicara dalam bahasa Italia dan menyampaikan seruan spontan untuk perdamaian.
“Saya memikirkan semua negara yang sedang berperang,” kata Paus. “Para saudari, saudara-saudari, marilah kita berdoa untuk perdamaian. Marilah kita semua melakukan bagian kita,” ajaknya.
“Kita tidak dilahirkan untuk membunuh, tetapi untuk membantu orang lain tumbuh. Semoga kita menemukan jalan menuju perdamaian,” tegasnya.
Paus juga mendesak semua yang hadir untuk “Memohon perdamaian” dalam doa harian mereka.
Kemudian ia menyebutkan “Ukraina yang tersiksa”, seperti yang telah ia lakukan di hampir setiap Audiensi Umum sejak pecahnya perang di negara itu. “Betapa menderitanya!” tegas Paus.
Dan, saat mengakhiri seruannya, Paus Fransiskus menyoroti beberapa zona perang terburuk di seluruh dunia: “Palestina, Israel, Myanmar, Kivu Utara, Sudan Selatan”.
“Tolong, berdoalah untuk perdamaian,” desak Paus. (Vatican News)
