Mon. Apr 14th, 2025

Gerakan Kabar Baik Adakan Misa Yubileum Diiringi Kabar Baik Ensemble dan Paduan Suara SMA Tarakanita II Jakarta di AKITA PIK 2

Misa diiringi Kabar Baik Ensembel dan Paduan Suara SMA Tarakanita II Jakarta.

JAKARTA-Mengawali Tahun Yubileum 2025, Gerakan KABAR-BAIK menyelenggarakan Misa Yubileum di Taman Doa Lady of Akita, PIK 2, pada tanggal 15 Februari 2025.

Misa yang diiringi Kabar Baik Ensemble dan Paduan Suara SMA Tarakanita II Jakarta tersebut dipimpin secara konselebrasi oleh lima Romo, yaitu RD Rochadi W, RP B. Rudianto SJ, RD Lucky Nikasius, RD Yustinus Sulistiadi, dan RD Riki M. Baruwarso. Misa diikuti oleh umat Katolik lintas-paroki yang selama ini turut berjejaring dalam pewartaan nilai-nilai universal Gereja Katolik.

Sebagai bagian dari Perayaan Tahun Yubileum 2025 yang dicanangkan oleh Vatikan sebagai tahun penuh rahmat dan peziarahan harapan bagi umat Katolik di seluruh dunia, misa syukur ini juga sebagai Kick Off Gerakan Kabar Baik untuk memulai program-program yang selaras dengan semangat pewartaan kepausan.

Inspirasi pemilihan Kapel Taman Doa Lady of Akita di PIK 2 sebagai lokasi misa adalah pengalaman Komunitas KABAR-BAIK dalam menyelenggarakan Rosario Lintas Agama bersama para diaspora di Jepang pada bulan Oktober 2024.

Saat Gerakan Kabar Baik mencari lokasi penyelenggaraan misa perdana ini, ternyata di Jakarta memiliki Taman Doa Lady of Akita di PIK 2, yang berdiri sebagai bentuk penghormatan atas fenomena penampakan Bunda Maria menangis di Akita, Jepang.

Dalam homili, RD Rudianto SJ, yang pernah tinggal di Jepang selama 16 tahun,  mengisahkan Sejarah Gereja Katolik di Jepang.

Gereja Lady of Akita di PIK 2, kini jadi ikon baru wisata rohani.

Selama tiga ratus tahun, Gereja Katolik Jepang berjuang agar dapat bergerak dengan bebas. Penindasan oleh kekaisaran dan keshogunan Jepang melahirkan martir-martir saksi iman yang tangguh, antara lain Santo Paulus Miki.

Tradisi Gereja Katolik Jepang ini dilengkapi dengan berbagai mukjizat, antara lain Patung Bunda Maria yang Menangis di Akita.

Perantara Berkat Tuhan

Homili dilanjutkan oleh RD Rochadi yang menekankan pentingnya iman dan spiritualitas. Bila kita memiliki iman yang teguh, maka kita pasti dapat menjadi perantara berkat Tuhan dan menyembuhkan sakit apa pun yang kita derita.

Dari misa Syukur ini, Gerakan Kabar Baik berharap agar umat dan komunitas yang hadir akan menciptakan jejaring baru dengan semangat sama untuk menggemakan nilai-nilai universal Katolik yang bersumber dari Paus sendiri.

Usai misa, acara dilanjutkan dengan talkshow Bekal Peziarahan Iman yang berisi pemaparan praktis dari Mathias Hariyadi, pendiri Sesawi.net mengenai Catholic Journalism dan Dr. Johan Gazali (pendiri Spectrum Health Center) yang akan membahas secara singkat mengenai Holistic Healthiness. Acara talkshow ini dipandu oleh Olga Lydia.

Wadah Penulis Awam

Mathias Hariyadi memaparkan sejarah berdirinya Sesawi.net pada tahun 2011. Dengan misi penyebaran nilai-nilai sosial dan warta kebaikan Gereja, Sesawi.net menjadi wadah bagi para penulis Katolik yang baru.

Beberapa penulis baru ini datang dari kalangan suster dan frater. Suburnya minat menulis di kalangan biarawan-biarawati amat baik, karena bila suatu tarekat memiliki penulis, tentu kejadian-kejadian dalam tarekat tersebut dapat dicatat dengan baik.

Sesawi.net kata Mathias juga menyediakan diri sebagai wadah penulis awam, dengan menerima segala bentuk tulisan.

Dengan sikap ini, Sesawi.net ingin mengembangkan minat menulis di kalangan umat Katolik di mana pun di seluruh Indonesia.

Holistic Healthiness

Membawakan materi yang berbeda, tapi tidak kalah bernas, Dr. Johan Gazali sebagai praktisi holistic healthiness mengingatkan kita bahwa kesehatan harus dicapai secara menyeluruh, jiwa dan raga. Tidak ada gunanya kita berolahraga atau mengatur makan, bila jiwa kita tidak bersih.

Dengan mengutip Amsal 17:22, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”, Dr. Johan mengingatkan bahwa holistik berarti kembali kepada Tuhan secara spiritual. Dengan pengertian bahwa tubuh kita adalah bait Allah, maka bersama Tuhan penyakit apa pun dapat sembuh.

Melalui dua materi ini, Gerakan Kabar Baik berupaya untuk membawakan “kabar baik” bagi semua orang, lewat informasi dan kegiatan yang bermutu, dengan landasan Katolisitas.

Komunitas Pewartaan yang Bergerak

Gerakan KABAR-BAIK lahir dari semangat pewartaan yang terus bergema dalam Gereja Katolik. Gerakan ini merupakan turunan dari Cultura Di Vita dan IKON Kebudayaan Nusantara.

Gerakan ini mengusung pendekatan pewartaan melalui seni, budaya, dan komunikasi digital.

Sejak ikut serta dalam menyebarkan kabar baik tentang visitasi Paus Fransiskus ke Indonesia pada tahun 2024, komunitas ini terus berkembang dengan berbagai kegiatan, seperti Novena Rosario Lintas Negara yang melibatkan komunitas Katolik di sembilan negara, Liputan kunjungan pastoral Paus Fransiskus yang memberikan wawasan lebih luas mengenai peran Gereja dalam kehidupan sosial dan kebangsaan dan Sarasehan Lintas Iman yang memperkuat dialog antar-agama. (tD/*)

 

Related Post