
Kenza adalah seorang wanita muda yang tinggal di Pont-Saint-Esprit (Prancis Selatan). Ia ingin pembaptisannya pada Paskah 2025 menjadi bukti cintanya kepada Kristus.
Dua tahun lalu, wanita muda berusia 19 tahun dengan karakter kuat ini mulai mempersiapkan lompatan terbesar dalam hidupnya: pembaptisan, yang akan diterimanya pada malam Paskah tahun ini.
Pengaruh positif seorang teman
“Saya tidak sabar. Saya sudah mempersiapkan diri selama dua tahun,” katanya.
“Saya takut tidak akan siap, karena dua tahun berlalu dengan cepat. Namun, saya merasa siap, saya tidak ragu, tidak takut,” tambahnya sepetrti disiarkan aleteia.org.
Kenza memberi kesaksian. “Saya tumbuh sebagai seorang Muslim,” jelasnya.
“Ayah saya kasar, dan kami harus melarikan diri. Itu membuat saya menjauh dari agama saat remaja,” tambah gadis manis imi.
Namun, wanita muda itu tidak meninggalkan keyakinannya. Baginya, Tuhan itu ada. Kenza berusaha menemukan jalan menuju-Nya.
Jalan menuju Tuhan secara tak terduga ia temukan. Kenza bertemu kembali dengan seorang teman dari sekolah menengah saat berada di Valencia. Ternyata pertemuan ini menggugah wanita muda itu beralih ke agama Kristen.
“Ia sangat religius. Ia bercerita tentang akhir pekannya saat ia pergi ke gereja, dan dengan membicarakannya bersama, sedikit demi sedikit, aku tertuntun ke agama Katolik,” aku Kenza.
Kenza memelihara imannya yang baru lahir dengan membaca Alkitab dan berdoa. Mengunjungi gereja-gereja di Valencia bersama temannya juga penting baginya.
Pilihan hatinya
Kenza pindah ke Menton, di Prancis Selatan, untuk melanjutkan studinya. Di sana, ia bertemu dengan komunitas paroki yang menyambutnya dan membuatnya merasa betah. Ia kemudian meminta untuk dibaptis, karena ia ingin menunjukkan cintanya kepada Kristus.
“Saya tahu bahwa Tuhan selalu ada bersama saya; itulah hal pertama yang saya pikirkan di masa-masa sulit,” katanya.
“Ini adalah hubungan untuk berbagi. Tuhan selalu ada untuk saya, dan saya ada untuk-Nya. Saya juga dibaptis untuk-Nya untuk membuktikan bahwa iman saya sangat nyata,” tambah Kenza.
Ia bahkan bersikeras untuk dibaptis setelah mencapai usia dewasa.
“Sangat baik untuk dibaptis di usia yang sangat muda, karena Anda menumbuhkan iman sejak usia yang sangat muda,” lanjut wanita muda itu.
“Tetapi saya akan mengingat pembaptisan saya sepanjang hidup saya. Saya bangga akan hal itu. Saya tidak dilahirkan dalam iman ini, tetapi itulah yang hati saya pilih,” katanya,
Di Pont-Saint-Esprit, di departemen Gard, Prancis selatan, tempat ia menetap, Kenza menyelesaikan persiapannya bersama sekitar 10 katekumen lainnya.
“Saya ingin maju bersama Kristus dan seluruh komunitas Kristen,” kata wanita muda itu.
“Paroki sangat membantu saya. Saya pergi ke Misa setiap Minggu dan kami berkumpul bersama, selalu dalam suasana hati yang baik,” akunya.
Di sampingnya dalam kelompok katekumen ada wanita muda lain yang terlibat dalam tim basket yang sama.
Pada hari besar itu (Malam Paskah), seluruh tim akan hadir untuk mendukung mereka. Ibu dan saudara perempuan Kenza, yang menerima keputusannya dan mendukungnya, juga akan hadir di sana.
Maria, wanita inspiratif
Ketika ditanya doa apa yang paling disukainya, ia menjawab, “Doa Salam Maria adalah yang pertama kali saya pelajari.”
Suaranya berubah saat ia berbicara tentang Perawan Maria.
“Saya merasa doa-doa itu (Doa dan Perawan Maria) sangat indah! Itu adalah kisah yang luar biasa. Banyak orang pasti melihatnya dari sudut pandang yang aneh, karena kisahnya tidak biasa, tetapi Bunda Maria berjuang dan memberikan hidup kepada Kristus. Dia wanita yang sangat inspiratif,” pungkasnya, (aleteia.org/tD)