
Bulan Maret adalah bulan devosi kepada Santo Yusuf, suami Santa Perawan Maria dan Bapa Angkat dan Bapa Asuh Yesus Kristus, Sang Juruselamat dan Penebus.
Sebagai Bapa Keluarga Kudus Nazaret, ia menjaga dan melindungi Bunda Maria dan Yesus, Putra Allah Mahatinggi, Juruselamat dan Penebus dunia. Ia adalah pencari nafkah dan pemberi rejeki sehari-hari bagi Maria dan Yesus dengan bertukang.
Kendatipun Yusuf adalah keturunan Raja Daud, namun ia menjalani hidupnya dalam suatu kondisi kemiskinan yang ekstrem. Begitulah keadaan hidup Keluarga Kudus Nazaret.
Dalam kedudukan sebagai seorang ayah dalam sebuah keluarga Yahudi, Yusuf bertanggung jawab atas pendidikan Yesus, anaknya secara hukum.
Dalam konteks sebagai pendidik, sangat bisa jadi, bahwa pengetahuan Yesus akan Kitab Suci—terlihat dari seringnya Yesus mengutip ayat-ayat kitab suci Perjanjian Lama untuk menegur ahli-ahli Taurat dana um Farisi—adalah hasil didikan Yusuf, karena semua ayah dalam keluarga-keluarga Yahudi harus secara turun-temurun mewariskan ajaran Keesaan Allah Israel kepada anak-anaknya.
Demikianlah misalnya ajaran tentang Shema Israel: pengakuan iman Yahudi yang merupakan bagian dari doa harian dan kebaktian bangsa Yahudi.
Shema Israel juga disebut sebagai doa paling fundamental dan sangat penting dalam agama Yahudi.
Shema Israel merupakan dasar pengajaran firman Tuhan kepada anak-anak. Kata Shema dalam bahasa Ibrani berarti “perintah untuk mendengarkan”.
Oleh karena perannya yang luar biasa, Bunda Gereja yang kudus mengangkat Santo Yusuf menjadi pelindung Gereja Semesta, pelindung para ayah dalam keluarga, pelindung para pekerja, dan pelindung bagi kematian yang bahagia.
Melihat peran Santo Yusuf yang luar biasa, ada dua fakta dalam praktik Gereja yang menarik untuk direnungkan, karena terkesan menggelitik hati dan akal sehat.
Pertama, umumnya, patung yang ditahtakan di depan Altar Gereja adalah patung Bunda Maria. Patung Santo Yusuf tidak ada. Kalau pun ada, patung Santo Yusuf diletakkan di belakang atau di gedung Pastoral Paroki.
Kedua, pada akhir perayaan Misa Kudus Perkawinan, para pengantin diarak ke hadapan (patung) Bunda Maria untuk berdoa. Rumusan doa pengantin pun hanya ditujukan kepada Bunda Maria untuk memohon perlindungan dan penyertaannya.
Pertanyaan logisnya ialah Yusuf diapakan? Bukankah Santo Yusuf memainkan peran yang sangat spesifik dalam Sejarah Keselamatan? Bukankah Santo Yusuf adalah Bapa Keluarga Kudus Nazaret yang menjaga dan memelihara Maria dan Yesus dengan bertukang dan mendidik Yesus?
Tidak perlu dan pentingkah Gereja menanamkan dalam batin para pengantin untuk menjadikan Santo Yusuf dan teladan kehidupannya sebagai role model dalam menjalani kehidupan sebagai suami-istri, dan dalam menjawab panggilan Tuhan sebagai suami-istri Katolik?
Mungkin kesan saya ”salah”, namun kesan itu alkitabiah dan secara teologis tidak sesat.
Sekilas tentang Santo Yusuf dalam Alkitab
Dalam keempat Injil, tidak tercatat sepatah kata pun yang keluar dari mulut Santo Yusuf. Boleh dikatakan, Injil-injil bungkam dengan pribadi Santo Yusuf.
Tetapi kita tidak dapat mengabaikan, apalagi menafikan, kebenaran ini, yaitu bahwa selain Maria, Yusuf adalah orang yang menghabiskan waktu paling banyak dengan Yesus, Allah yang hidup.
Yusuf mendidik Yesus untuk berakar dalam spiritualitas Yahudi dan membentuk dia menjadi seorang pekerja keras dengan melatih dia bertukang.
Dalam Alkitab, Santo Yusuf digambarkan sebagai orang yang saleh. Ia pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem” (Lukas 2:4).
Menanggapi keputusan Kaisar Agustus untuk mendaftarkan semua orang dalam kekaisarannya yang mahaluas itu, ia melakukan suatu perjalanan panjang melintasi perbukitan dari Galilea ke Betlehem bersama Maria, yang sedang mengandung di dalam rahimnya Putra Allah Mahatinggi yang menjelma menjadi manusia.
Injil-injil bungkam tentang apa yang terjadi atas mereka selama perjalanan panjang ini. Tetapi kita dapat memastikan bahwa tidak mungkin perjalanan panjang itu berlangsung dalam keheningan tanpa kata dan bincang.
Suatu percakapan indah antara Maria dan Yusuf sangat mungkin terjadi berkisar misteri belas kasihan Allah dalam mengutus Putra-Nya ke dunia untuk menebus umat manusia, dan tentang kasih Putra Allah ini yang rela datang ke lembah air mata ini untuk menebus dosa manusia dan membebaskan mereka dari belenggu dosa. Dan keduanya menyimpan semua misteri itu dalam hati sambil menanti ketibaannya!
Di Betlehem, Santo Yusuf mendampingi Maria ketika melahirkan Yesus. Injil tidak mengatakan apa-apa tentang kondisi Maria, misalnya Maria lemas tak berdaya sehabis melahirkan sebagaimana yang dialami oleh semua ibu ketika melahirkan.
Injil hanya mengatakan bahwa Yusuf dan Maria membungkus Bayi Yesus dengan kain lampin dan membaringkan-Nya di dalam palungan. Pada hari kedelapan, sesuai hukum Musa (Kejadian 17:12, Imamat 12:3), Yusuf menyunat bayi Yesus dan memberi-Nya nama Yesus sesuai pesan malaikat.
Ketika Herodes Agung berencana membunuh bayi Yesus, karena merasa kedudukannya terancam oleh kehadiran Yesus, Raja Yahudi yang baru lahir, atas nasihat malaikat dalam mimpi, Santo Yusuf membawa Maria dan Kanak Yesus menyingkir ke Mesir.
Setelah orang-orang majus itu berangkat, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.”
Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” (Hosea 11:1; Matius 2:13–15)
Tahun 4 SM, Herodes Agung meninggal. Lalu atas perintah malaikat Tuhan melalui mimpi, Santo Yusuf membawa pulang keluarganya, Maria dan Kanak Yesus, ke tanah Yudea, dan menetap di Nazaret. Itulah sebabnya, di kemudian hari, seturut nubuat nabi-nabi, orang menyebut Yesus, Orang atau Nabi dari Nazaret (Matius 2:22–23).
Pada peristiwa penyaliban, nama Nazaret mengabadi dalam tulisan Pontius Pilatus di atas Salib Yesus: INRI—Iesus Nazarenus Rex Iusaeorum, yang artinya Yesus Orang Nazaret Raja Orang Yahudi..
Di Nazaret Santo Yusuf menghidupi keluarganya dengan bertukang sesuai keahliannya. Ia merawat dan mencintai Maria dan Yesus hingga akhir hayatnya.
Tentang Santo Yusuf
St. Teresa dari Avila berkata, “Dari pengalaman-pengalaman saya, saya tahu bahwa Santo Yusuf yang mulia selalu membantu kita dalam semua kebutuhan kita. Saya tidak pernah mengalami bahwa sesuatu yang saya minta dari Santo Yusuf tidak ia berikan.”
Kata Yesus kepada St. Margaretha dari Cortona, “Aku menginginkan agar setiap hari engkau mempersembahkan doa-doa khusus kepada Ibu-Ku dan kepada Santo Yusuf, penjaga dan pengawal-Ku yang sangat mulia dan terpercaya.”
St. Brigitta dari Swedia berkata:
“Santo Yusuf sangat pendiam dan sangat berhati-hati dalam berbicara sehingga tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya adalah kata yang tidak baik, yang jorok dan bernada sumpah serapah. Dia juga tidak pernah terlibat dalam percakapan yang tidak perlu-perlu atau yang kurang baik. Santo Yusuf adalah orang yang sangat sabar dan tekun dalam menanggung kelelahan; hidupnya diwarnai kemiskinan ekstrem; dia sangat lemah lembut dalam menanggung segala beban hidup; dia kuat dan teguh terhadap musuh-musuh; dia adalah saksi setia keajaiban Surga, yang mati terhadap daging dan dunia, hidup hanya untuk Tuhan dan untuk kebaikan Surgawi, yang merupakan satu-satunya hal yang dia dambakan. Dia hidup selaras Kehendak Ilahi dan sangat pasrah pada kehendak Surga sehingga dia selalu berulang-ulang berkata “Semoga Kehendak Tuhan selalu terjadi dalam diriku!” Dia jarang berbicara dengan manusia, tetapi sebaliknya terus-menerus berbicara dengan Tuhan, yang Kehendak-Nya ingin dia lakukan. Karena itu, dia sekarang menikmati kemuliaan besar di Surga.”
Di bawah ini saya mempersembahkan Doa Devosi Harian kepada Santo Yusuf yang digubah oleh St. Alfonsus Liguori, dan didaraskan sebagao doa selama 20 hari dalam bulan Maret. Doa devosi ini pun bisa didaraskan kapan saja sepanjang tahun, tidak hanya terbatas pada bulan Maret, yang memang menurut Liturgi Gereja dikhususkan sebagai Bulan Devosi Santo Yusuf.
+++
Ya Santo Yusuf, aku ingin menjadi milikmu sepenuhnya, sehingga melalui dirimu aku dapat sepenuhnya juga menjadi milik Yesus dan Maria.
+++
Ya Patriark yang tersuci, Santo Yusuf, aku bersukacita atas martabat agung yang engkau peroleh dengan diangkat menjadi bapa asuh Putra Allah, dikaruniai wewenang untuk mengawasi dan memimpin Dia yang dipatuhi oleh surga dan bumi.
+++
Ya Pelindungku yang suci, karena Yesus sendiri menghormati dan melayani engkau sebagai bapa-Nya, aku juga ingin mendaftarkan diri dalam pelayananmu. Aku memilih engkau, setelah Maria, sebagai pembela dan pelindung utamaku. Aku berjanji untuk menghormatimu setiap hari dengan devosi yang khusus, dan setiap hari aku akan menempatkan diriku di bawah perlindunganmu.
+++
Sebagaimana engkau menikmati kebersamaan yang manis dengan Yesus dan Maria selama hidupmu di bumi, berilah agar aku juga dapat hidup dekat dengan mereka dan tidak pernah terpisah dari Tuhan karena kehilangan kasih karunia-Nya.
Dan sebagaimana engkau ditolong oleh Yesus dan Maria pada saat kematianmu, maka berilah aku perlindungan pada saat ajalku, agar, ketika meninggal di hadapanmu dan di hadapan Yesus dan Maria, suatu hari aku dapat pergi untuk bersyukur kepadamu di Firdaus, dan di dalam persekutuanmu memuji dan mengasihi Tuhan untuk selama-lamanya. Amin.
+++
Ya Santo Yusuf, pelindung Gereja Semesta, lindungilah kami. Lindungilah Bapa Suci kami, Sri Paus, dan Ibu kami, Gereja Katolik yang Kudus. Amin.
Memorare Santo Yusuf
Ingatlah, ya pengantin tersuci Perawan Maria, pelindungku yang murah hati, bahwa belum pernah terjadi, orang yang meminta pertolongan dan perantaraanmu, terlantar tanpa bantuan dan tanpa mendapatkan penghiburanmu.
Dengan harapan ini, aku datang ke hadapanmu memohon perlindunganmu dan menyerahkan segenap diriku. Jangan menolak permohonanku, ya bapa asuh dan pelindung Juruselamat kami, permohonanku, tetapi demi kemurahan hatimu, dengarkan dan kabulkanlah doa permohonanku. Amin.
Persembahan kepada Santo Yusuf
Ya, Santo Yusuf yang terkasih, kupersembahkan diriku untuk menghormatimu dan memberikan diriku kepadamu, agar engkau senantiasa menjadi bapaku, pelindungku, dan pembimbingku di jalan keselamatan.
Dapatkanlah bagiku kemurnian hati yang lebih besar dan cinta yang membara terhadap kehidupan batin.
Sesuai dengan teladanmu, semoga aku melakukan semua tindakanku demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar, dalam persatuan dengan Hati Ilahi Yesus dan Hati Maria yang Tak Bernoda.
Ya Santo Yusuf yang Terberkati, doakanlah aku, agar aku dapat ikut serta dalam kedamaian dan sukacita kematianmu yang kudus. Amin.
Setelah mendaraskan doa-doa di atas, daraskanlah doa Salam Maria 3 kali… untuk menghormati Santo Yusuf dan untuk bersyukur kepada Tuhan atas semua rahmat yang dilimpahkan Tuhan kepadanya demi keselamatannya dan anugerah kemuliaan setelah kematiannya.
+++
Lalu akhirilah rangkaian doa-doa di atas dengan mengucapkan;
Santo Yosef, Bapa Asuh Juruselamat, doakanlah kami. Amin.
Sambil merenungkan sengsara dan wafat Kristus selama Masa Prapskah ini, janganlah lupa merenungkan kesengsaraan yang dialami Santo Yusuf selama mendampingi Yesus.
Doa-doa yang didaraskan di atas hendaknya menjadi doa harian kita selama bulan Maret ini, bulan yang dikhususkan Bunda Gereja untuk menghormati Santo Yusuf.
Diramu oleh Benyamin Mali dari berbagai sumber untuk membangun semangat doa umat.
