
Oleh Alfred B. Jogo Ena
Dunia Berduka atas Kepergian Paus Fransiskus, Sang Pelopor dari Dunia Baru. Pada 21 April 2025, dunia dikejutkan oleh kabar wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang merangkum banyak “pertama” dalam sejarah kepausan.
Sebagai Yesuit pertama, paus pertama yang memilih nama Fransiskus, dan pemimpin spiritual pertama dari Amerika Latin (non-Eropa), kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik dan komunitas global.
Jorge Mario Bergoglio, yang dikenal karena kerendahan hati, keberanian reformasi, dan cinta pada yang tersisihkan, telah mengubah wajah Gereja dengan pendekatan inklusifnya selama 13 tahun pontifikalnya, menjadikan kehilangan ini terasa begitu mendalam di seluruh penjuru dunia.
Paus Fransiskus, yang memimpin Gereja Katolik dari 13 Maret 2013 hingga wafatnya pada 21 April 2025, dikenal sebagai pemimpin yang membawa angin segar dengan pendekatan sederhana, inklusif, dan berpihak pada yang tersisih.
Selama 13 tahun pontifikalnya, ia menghasilkan tiga ensiklik monumental dan sejumlah surat apostolik yang mencerminkan kepribadiannya: seorang gembala yang peduli pada iman, lingkungan, persaudaraan, dan keadilan sosial.
Pada kesempatan ini, saya akan mencoba menulis secara sederhana dan ringkas pesan-pesan pastoral yang keluar dari hati seorang ayah yang penuh kebapakan kepada anak-anaknya. Bagi saya dan mungkin seluruh umat Katolik dunia, dokumen-dokumen ini bukan sekadar teks teologis, melainkan cerminan hati seorang paus yang ingin membawa Gereja lebih dekat kepada umat manusia dan ciptaan Tuhan.
Ensiklik: Pilar Visi Paus Fransiskus
Paus Fransiskus menerbitkan tiga ensiklik yang menjadi tonggak kepemimpinannya, masing-masing mencerminkan aspek kunci dari visinya: iman, lingkungan, dan persaudaraan.
Lumen Fidei (Terang Iman, 2013)
Diterbitkan pada 29 Juni 2013, Lumen Fidei adalah ensiklik pertama Paus Fransiskus, meskipun sebagian besar merupakan kelanjutan dari draf Paus Benediktus XVI. Dokumen ini mengeksplorasi iman sebagai cahaya yang menerangi kehidupan manusia, menghubungkan percaya dengan kasih dan kebenaran.
Dalam ensiklik ini, Fransiskus menunjukkan kerendahan hatinya dengan mengakui kontribusi pendahulunya, mencerminkan kepribadiannya yang kolaboratif dan tidak mencari puji syukur pribadi. Lumen Fidei menegaskan bahwa iman bukanlah ilusi, melainkan jalan menuju realitas sejati yang membuka hati kepada Tuhan dan masa depan.
Laudato Si’ (Puji Syukur, 2015)
Diterbitkan pada 18 Juni 2015, Laudato Si’ adalah ensiklik yang menggemparkan dunia karena fokusnya pada krisis lingkungan. Paus Fransiskus menyerukan “pertobatan ekologis,” mengkritik konsumerisme, kapitalisme tak terkendali, dan eksploitasi alam.
Dokumen ini mencerminkan kepedulian Fransiskus terhadap ciptaan Tuhan dan solidaritas dengan yang miskin, yang sering menjadi korban kerusakan lingkungan. Bahasanya inklusif, menjangkau tidak hanya umat Katolik tetapi semua orang yang peduli pada bumi sebagai “rumah bersama.” Laudato Si’ menunjukkan Fransiskus sebagai pemimpin visioner yang berani mengangkat isu global dengan landasan teologis.

Fratelli Tutti (Semua Bersaudara, 2020)
Diterbitkan pada 4 Oktober 2020, Fratelli Tutti adalah seruan untuk persaudaraan universal dan persahabatan sosial. Mengambil inspirasi dari Santo Fransiskus dari Assisi dan Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani bersama Imam Agung Al-Azhar di Abu Dhabi (2019), ensiklik ini mengecam hukuman mati, nasionalisme sempit, dan ketidakadilan ekonomi.
Paus Fransiskus menekankan martabat setiap manusia, termasuk migran dan pengungsi, serta mendorong dialog antaragama. Dokumen ini mencerminkan kepribadiannya yang terbuka, penuh kasih, dan berkomitmen pada perdamaian dunia. Hal itu begitu nyata kepada kita ketika ia melakukan kunjungan apostolic ke Indonesia pada 3-6 September 2024 lalu.
Surat Apostolik: Pesan Pastoral yang Personal
Selain ensiklik, Paus Fransiskus menerbitkan sejumlah surat apostolik yang lebih spesifik, sering kali ditujukan untuk momen atau isu tertentu. Surat-surat ini mencerminkan sisi pastoralnya yang hangat, praktis, dan responsif terhadap kebutuhan Gereja dan dunia.
Evangelii Gaudium (Sukacita Injil, 24 November 2013)
Sebagai seruan apostolik pertama, Evangelii Gaudium dianggap sebagai “program kepausan” Fransiskus. Dokumen ini menyerukan Gereja yang keluar dari zona nyaman, menjadi “Gereja yang keluar” untuk mewartakan Injil dengan sukacita. Fransiskus mengkritik ekonomi yang mengecualikan yang miskin dan menekankan pentingnya kegembiraan dalam misi evangelisasi. Surat ini mencerminkan kepribadiannya yang dinamis, optimis, dan berorientasi pada tindakan nyata.
Amoris Laetitia (Sukacita Cinta, 8 April 2016)
Diterbitkan pasca-Sinode tentang Keluarga, Amoris Laetitia membahas cinta dalam keluarga dengan nada pastoral yang penuh empati. Dokumen ini memicu kontroversi karena pendekatannya yang fleksibel terhadap umat Katolik yang bercerai dan menikah kembali, menunjukkan sisi Fransiskus yang inklusif dan sensitif terhadap kompleksitas kehidupan modern. Ia menekankan pendampingan pastoral daripada penghakiman, mencerminkan belas kasihnya sebagai gembala.
Misericordia et Misera (Belas Kasih dan Kesengsaraan, 21 November 2016)
Diterbitkan setelah Yubileum Luar Biasa Kerahiman, surat ini merujuk pada kisah Yesus dan wanita berzinah, menekankan belas kasih Tuhan yang tak terbatas. Fransiskus memperpanjang wewenang imam untuk mengampuni dosa aborsi dan mendorong Gereja untuk menjadi saksi kerahiman. Surat ini mencerminkan kepeduliannya pada mereka yang terluka dan tersisih, serta komitmennya pada pengampunan.
Vultum Dei Quaerere (Mencari Wajah Allah, 29 Juni 2016)
Konstitusi apostolik ini ditujukan pada kehidupan kontemplatif perempuan, memuji panggilan biarawati dan mendorong reformasi dalam komunitas monastik. Fransiskus menekankan doa, keheningan, dan kehidupan persaudaraan, mencerminkan penghargaannya pada spiritualitas kontemplatif dan peran perempuan dalam Gereja.
Admirabile Signum (Tanda yang Menakjubkan, 1 Desember 2019)
Ditulis di Greccio, tempat Santo Fransiskus menciptakan gua Natal pertama, surat ini merayakan tradisi palungan Natal. Fransiskus mengajak umat untuk menghidupkan kembali tradisi ini di rumah, sekolah, dan tempat umum sebagai pengingat akan inkarnasi Kristus. Surat ini mencerminkan sisi Fransiskus yang sederhana, dekat dengan tradisi rakyat, dan peduli pada simbol-simbol iman.
Querida Amazonia (Amazon yang Tercinta, 2 Februari 2020)
Sebagai respons terhadap Sinode Amazon, Querida Amazonia menyoroti isu sosial, budaya, ekologi, dan gerejawi di wilayah Amazon. Fransiskus menyerukan perlindungan hutan dan penduduk asli, sekaligus menegaskan peran awam dalam evangelisasi. Surat ini mencerminkan kepeduliannya pada keadilan ekologis dan budaya lokal.
Scripturae Sacrae Affectus (Kasih pada Kitab Suci, 30 September 2020)
Diterbitkan untuk memperingati 16 abad wafatnya Santo Hieronimus, surat ini menekankan pentingnya Kitab Suci dalam kehidupan Gereja. Fransiskus mendorong umat untuk mencintai dan mempelajari Alkitab, mencerminkan kecintaannya pada Sabda Tuhan sebagai sumber iman.
Patris Corde (Dengan Hati Bapa, 8 Desember 2020)
Diterbitkan untuk memperingati 150 tahun Santo Yosef sebagai Pelindung Gereja Universal, Patris Corde menggambarkan Yosef sebagai teladan ayah yang penuh kasih, pekerja keras, dan rendah hati. Fransiskus mengumumkan “Tahun Santo Yosef” untuk mendorong devosi kepada santo ini. Surat ini mencerminkan sisi Fransiskus yang menghargai kesederhanaan dan peran keluarga.
Pascite Gregem Dei (Gembalakan Kawanan Tuhan, 1 Juni 2021)
Konstitusi apostolik ini mereformasi Kitab Hukum Kanonik terkait sanksi pidana dalam Gereja, menegaskan pentingnya keadilan dan transparansi. Fransiskus menunjukkan komitmennya untuk memperbaiki tata kelola Gereja, mencerminkan sisi reformisnya.
Traditionis Custodes (Penjaga Tradisi, 16 Juli 2021)
Surat apostolik dalam bentuk motu proprio ini membatasi penggunaan Misa Latin Tradisional, menekankan persatuan liturgi pasca-Konsili Vatikan II. Meski kontroversial, dokumen ini mencerminkan keberanian Fransiskus untuk mengambil keputusan sulit demi persatuan Gereja.
Ad Theologicam Promovendam (Untuk Memajukan Teologi, 1 November 2023)
Surat ini mereformasi statuta Akademi Teologi Kepausan, mendorong teologi yang kontekstual dan dialogis. Fransiskus menyerukan teologi yang “berbau rakyat” dan responsif terhadap luka umat manusia, mencerminkan visinya tentang Gereja yang relevan dengan zaman.
Laudate Deum (Pujilah Allah, 4 Oktober 2023)
Sebagai nasihat apostolik, Laudate Deum melanjutkan Laudato Si’ dengan nada yang lebih mendesak, menyoroti kegagalan global dalam menangani krisis iklim. Fransiskus mengkritik paradigma teknokratik dan menyerukan tindakan konkret, mencerminkan kepeduliannya yang mendalam pada bumi dan keadilan sosial.
Warisan Paus Fransiskus: Cinta, Iman, dan Harapan
Melalui ensiklik dan surat apostoliknya, Paus Fransiskus menunjukkan kepribadian yang multidimensional: seorang gembala yang penuh kasih, reformis yang berani, dan visioner yang inklusif.
Lumen Fidei mencerminkan imannya yang kokoh, Laudato Si’ dan Laudate Deum menunjukkan cinta pada ciptaan, sementara Fratelli Tutti menggambarkan harapannya akan persaudaraan universal.
Surat-surat apostoliknya, dari Evangelii Gaudium hingga Ad Theologicam Promovendam, menegaskan komitmennya pada Gereja yang hidup, responsif, dan berpihak pada yang lemah.
Warisan Fransiskus adalah panggilan untuk hidup dalam sukacita Injil, merawat bumi, dan membangun jembatan antarmanusia.
Dokumen-dokumen ini bukan hanya teks, tetapi undangan untuk bertindak, mencintai, dan berharap -seperti yang ia tulis dalam pesan Prapaskah 2025 dalam rangka mendalami pesan Tahun Yubileum, “Marilah kita berjalan bersama dalam pengharapan” (Spes Non Confundit).
Ia telah meninggalkan legasi sebagai seorang ayah yang selalu siap merangkul kembali siapa yang datang –yang jauh sebelum seseorang itu datang, Ia sudah mendatanginya- memeluk kasih kebapakannya.
Selamat beristirahat di dalam keabadian, bersama Santo Petrus dan para penerusnya.
Referensi:
Ensiklik dan surat apostolik Paus Fransiskus tersedia di situs resmi Vatikan (www.vatican.va).
Analisis dokumen-dokumen kepausan dapat ditemukan di laman Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI (www.dokpenkwi.org).
Artikel berita terkait kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia (September 2024) dari Kompas.com dan IDN Times memberikan konteks relevansi ensikliknya di Indonesia.
Laporan DW.com (2020) tentang penerimaan ensiklik Fratelli Tutti oleh kalangan Muslim.
