Hingga sekarang, lagu Bapa Surgawi sudah berumur 35 tahun dan tetap dinyanyikan di mana-mana. Dengan lagu ini banyak orang yang memiliki relasi yang baik dan Indah dengan Tuhan. Lirik dan melodinya indah dan sederhana. Dan persis di sini kekuatan lagu tersebut. Tidak tua, tidak muda, semua menyukai lagu. Boleh dikatakan, inilah salah satu lagu rohani hasil karya dalam negeri yang sangat popular hingga saat ini.
Seterkenal itu lagunya. Tapi tahukah Anda siapa pencipta dan terutama bagaimana proses kelahiran lagu tersebut? Lagu ini awalnya ditulis Herna, adik pencipta lagu Lisna G. Arifin, pada tahun 1985 di Cirebon, namun ketika itu hanya bait pertama:
Bapa Surgawi/ ajarku mengenal betapa dalamnya KasihMu/ Bapa Surgawi buatku mengerti betapa kasihMu padaku.
Setelah itu, syair ini hanya disimpan, atau tercecer, nyaris dilupakan. Pada tahun 1986 akhir, ketika melakukan Saat Teduh pagi, Lisna merasa diingatkan terhadap lagu Bapa Surgawi yang hanya satu bait itu. Lisna merenungi kedalaman makna yang terkandung di dalam syair. Ibu satu anak ini menangkap bahwa saat membuat sepenggal syair itu, Herna tentu sedang berusaha mendalami kasih Allah, lalu merajutnya dalam rangkaian kata-kata. Setelah itu, hari-hari Lisna terisi oleh permenungan atas syair tersebut.
Ketika sang adik datang dari Bandung ke Cirebon, Lisna menyampaikan pesan yang dia dapatkan ketika bersaat teduh tersebut. Tanpa tedeng aling-aling, Herna langsung menyanyikan bait pertama itu. Lalu secara spontan, dari Lisna lahirlah refren: Semua yang terjadi di dalam hidupku/ ajarku menyadari Kau slalu sertaku/ B’ri hatiku slalu bersyukur padaMu/ Karna rencanaMu indah bagiku//
Mereka pun menyanyikan bersama lagu baru tersebut. Dan malam itu menjelma menjadi malam yang sangat indah dalam kehidupan Lisna dan Herna. Beberapa kali mereka menyanyikan sambil menyempurnakan lagu yang keduanya sebut sebagai “pemberian” dari Tuhan tersebut. Tidak menyia-nyiakan pemberian, Lisna segera mengambil tape recorder untuk merekam. “Waktu itu belum ada hp. Lagian saya kan tak paham not sehingga saya rekam saja supaya jangan hilang,” jelas Lisna.
Untuk pertama kalinya lagu ini dinyanyikan saat Lisna melayani di penjara Cirebon. Banyak orang merasa diberkati, dan Lisna sungguh bersyukur kepada Tuhan. Tidak ada proses kreatifitas yang rumit. Syair dan lagu datang begitu saja. Seperti kata sebagian “pencipta” lagu, terutama lagu rohani, syair dan lagu mereka lahir dari pengalaman bersekutu atau bergumul dengan Tuhan. Hal ini terjadi pula pada Lisna dan Herna. Boleh dikatakan, Saat Teduh menjadi bengkel lagu dan syair mereka. Baru setelah keluar dari bengkel, mereka melakukan penyempurnaan di sana-sini.
Kok, Bapa Surgawi?
Pertanyaan atas lagu Bapa Surgawi, “Ada apa dengan Bapa Surgawi?” Bagi Lisna dan Herna, Sang Bapa Surgawi adalah sosok yang tak kelihatan, namun berperan dalam kehidupan. Dia bisa muncul kapan dan di mana saja untuk menjadi sahabat, guru, kakak, adik atau siapa saja. “Saat menulis bait pertama, adik saya tertuju pada Bapa di Surga. Herna mengenal Tuhan melalui banyak peristiwa. Saat kita mengalami masalah, bisa jadi kita merasa Tuhan tidak peduli. Persis itu yang terjadi dengan adik saya. Padahal melalui peristiwa hidup, Tuhan ingin mengajar kita untuk mengenal Dia lebih dalam. Keyakinan bahwa kasih Tuhan tidak pernah lepas dari hidup kita harus tertanam dalam diri kita,” jelas salah satu pewarta di KAJ ini.
Lagu Bapa Surgawi kini telah menjadi milik umat kristiani di Indonesia. Meski banyak lagu baru bermunculan, namun lagu tersebut tetap menempati tempat sendiri di hati orang dan masih sangat sering dinyanyikan.
Sebelum Lisna hijrah ke Jakarta, lagu ini sudah terkenal di gereja-gereja. Adalah Pdt. Niko Nyotorahardjo yang sering menyanyikan dari mimbar saat berkhotbah. Lisna sendiri bukan seorang penyanyi. Sebagai pencipta pun, dia “hanya” mengandalkan “pemberian” dari Tuhan.
Untuk pertama kalinya Bapa Surgawi dinyanyikan oleh Nancy Sanger, penyanyi rohani asal Manado. Setelah itu banyak penyanyi lain yang merekam, termasuk Mus Mulyadi, Nikita dan masih banyak lagi. Lagu ini telah lebih dari sepuluh kali masuk dapur rekaman. Melalui lagu Bapa Surgawi produser Maranatha Record mengenal dan mengajak Lisna bekerja sama. Sejak itu peredaran albumnya kian mengindonesia bahkan tembus ke luar negeri.
Ya, Bapa Surgawi telah menjadi berkat bagi banyak orang, pun bagi Lisna sendiri. Ketika ada beban berat yang nyaris tak mampu ia tanggung, sekelebat syair dan lagu ini muncul dan memberikan kekuatan dan kesadaran bahwa sang Bapa Surgawi adalah tipe yang setia, kasihNya melampaui luas samudera bahkan tak berujung. Sebagai contoh, pada awal pernikahan dengan Arifin, suaminya. Oleh karena tuntutan pekerjaan, Lisna tinggal di rumah orangtuanya di Cirebon sedangkan sang suami bekerja di Jakarta. Mereka hanya berjumpa seminggu sekali. Hal ini berlangsung selama beberapa tahun.
Kurang nyaman dengan keadaan ini, Lisna dan Arifin berdoa agar bisa tinggal bersama di Jakarta meski di rumah kontrakan. “Eh….! Tak lama setelah kami berdoa, bukan berkat yang kami dapat, tapi suami saya sakit parah hingga harus dirawat di rumah sakit hampir dua minggu, jadi tidak bekerja hampir satu bulan.”
Saat menunggu suami di rumah sakit, Lisna merenung dan bertanya kepada Tuhan, “Apakah doa kami salah? Minta berkat, kok malah suami sakit?” Saat bertanya demikian, lagu Bapa Surgawi sekelebat lewat di benak Lisna. Tanpa sadar dia menggumam dan menyanyikan lagu tersebut. “Seketika saya sadar bahwa saya harus belajar bersyukur untuk semua peristiwa yang terjadi. Saya yakin Tuhan punya rencana yang indah di balik semua itu,” jelas warga Paroki Santo Matius Bintaro yang sudah menghasilkan 137 buah lagu ini.
Ternyata, ada blessing indisguise! Sakit Arifin menarik perhatian pimpinan tempat ia bekerja. Sang pimpinan meminta dia untuk tidak bolak-balik Cirebon-Jakarta lagi. Perusahaan mengontrakkan sebuah rumah di Bintaro yang sekarang menjadi milik mereka.
Hingga kini Lisna telah menghasilkan sebelas album; lima dia produksi sendiri, sedangkan enam yang lain oleh Maranatha Record.
EMANUEL DAPA LOKA
Album Lisna G. Arifin (bekerja sama dengan Maranatha):
- Kudatang ke HadiratMU (Letjie Sampingan, semua lagu cipt Lisna G.
Arifin).
- Lagu Anak Sekolah Minggu, vol 2
- 40 Nonstop Rohani Anak
4, Lagu Anak Sekolah Minggu, vol 4
- Yang Cinta Firman Tuhan
- 20 Nostop Lagu, vol 3 karya Lisna G.
Arifin
Album yang produksi sendiri :
1 . Harapan, penyanyi Finna Arifin (lagu kompilasi )
- KasihMu indah, penyanyi Finna Arifin (lagu kompilasi )
- Bawaku Terbang Tinggi (seluruh isi album lagu ciptaan Lisna G. Arifin)
- Bapa Pulihkan Aku, penyanyi Finna Arifin (lagu kompilasi )
- Bahana sukacita, Finna Arifin (lagu kompilasi )