Karya Basuki
Puisi ini dimuat seizin Dhenok Kristianti. Akan diterbitkan dalam Kumpulan Puisi Esai “Prasasti Para Penyaksi”
1/ TANGIS YANG MEMBUBUNG KE LANGIT
Pikirmu, usai skenario dijalin rapi,
kaubebas melenggang
Kauancam bungkam semua saksi
Ketika nadi kuasa dalam kendali,
mustahil menguar busuk bangkai
Mamak PNS rendahan
Bapaknya cuma petani miskin
Sewa pengacara tak mungkin
Rumah saja disantun negara
Modal apa mesti urus perkara?
Kecuali mau nekat jual ginjal
Tapi ini pilihan tak masuk akal
Bagi keluarga taklid agama,
berbuat mesti seturut norma
Kita para penguasa mah bebas
Aturan ada buat diinjak diterabas
Kalah menang tergantung servis
Hukum di sini tak ada yang gratis
Logistik menjadi syarat utama
Keruk timbun sebanyak harta
Jika uang berjibun di tangan,
cecunguk mudah diarahkan
Apalagi jika fasih umbar janji
Dusta hingga perintah keji,
semudah menjentik jari
Katakan, “Habisi!”
Tanpa ampun pasti target dieksekusi
Karena merasa punya segala,
Tuan dan Nyonya bebas karang cerita
Hanya Tuan dan Nyonya mungkin lupa,
nyawa manusia senyata hak Khaliknya
Seperti darah Habel meminta keadilan
Roh anakku Prian akan terus berbicara
Mamakmu, Rosti Simanjuntak, bermunajat
Mengharap Yang Kuasa nyatakan mukjizat
Mengerang bersama yang terkekang
Menagih bersama yang tertindih
Menggagas bersama yang tertindas
Hingga jiwamu mengaso damai
Mamak tak akan henti menjerit
Lewat tangis membubung ke langit
Sambil terus belajar percaya
Seberapa lihai kejahatan Tuan Nyonya reka
kebenaran pasti temukan jalannya
2/ ANAKKONHI DO HAMORAON DI AHU
Malam Mahareza berkabar abang tiada
Terbantun mimpi pudar segala asa
Takzim ziarah di Padang Sidempuan
Sekejap redup tersungkup pilu nestapa
Pedih menggocoh tanpa jeda
Kelebat bayang senyum putra kebanggaan,
memantik tangis histeris sejauh perjalanan
Tiba di Jambi hasrat peluk Prian
pupus terhalang skenario Nyonya dan Tuan
Kami bahkan diminta tanda tangan,
meski tak tahu di peti jasad siapa bersemanyam
Ditambah cerita tembak-menembak
Konon dipicu rudapaksa pada sang Nyonya
yang bikin Tuan gelap mata
dan mengikuti alur takdir sejarah
Penguasa berhak menulis kisah
Akhirnya motif pelecehan masif disebar
Tujuannya agar kami jengah berkoar
Kontrol informasi dilakukan terstruktur
Niatnya biar kami mudah diatur
Tapi kasih tak bisa disumpal,
bahkan andai putraku gagal
Bersalah seperti yang dituduh,
tak jijik akan kurengkuh
Kutuntun anakku tuk berbasuh,
bukan dibunuh!
Sejak belia anak-anak beroleh nasihat
Di mana pun tinggal harus jadi berkat
Pada yang tua tunjukkan hormat
Sesama rekan pantang berkhianat
Anak-anak makhluk istimewa
Anakkonhi do hamoraon di ahu
Anak-anakku adalah segalanya bagiku
Kekayaanku adalah anak-anakku
Pemeo ini kuhidupi dengan satu pemahaman
Setiap anak mesti terima pendidikan terbaik
Asal halal tak melanggar aturan,
demi mereka apa pun siap kulakukan
3/ SATU BENIH JATUH DAN MATI
Peti akhirnya dibuka, kedok pun mulai tersingkap
Tentu sang Tuan tidak berdiam,
demi mengamankan jabatan
Di tengah duka menganga
Bahkan usai Prian dikebumikan tanpa kedinasan
Tuan kembali kirim gerombolan tak punya etika
“Jangan ada hape! Jangan ambil gambar!”
Lalu mereka jelaskan sebab-musabab tragedi
Katanya anakku lakukan pelecehan pada istri atasan
Jelas aku tak bisa terima
Kepada sang Brigjen tegas kukatakan,
“Jangan banyak omong. Mana bukti kejahatan?
Jika benar tuduhan, tunjukkan CCTV sekarang!”
“Apa? Rusak semua?
CCTV disambar petir?
Hai, jangan pandir
Buat alasan sedikit mikir!
Ini lebih gila
Benar-benar tak masuk logika!”
Mana ada orang, setelah mengaku diperkosa
mengundang pelaku bincang berdua di kamar
Sewajarnya muak, geram, gentar, gemetar
Terkecuali buat manusia sejenis Tante Potifar
Perjuangan masih jauh dari usai
Tapi sekecil capaian mesti disyukuri
Paling tidak pasca jenazah kembali diautopsi
Keluar perintah Mabes Polri,
pemakaman harus direvisi
Tajuk kedinasan mencandra ragam arti
Perkosaan dimaklumkan tak terbukti
Perencana pembantaian dicari diadili
Tuan dan Nyonya kini jadi tersangka
Para antek terbelah tiga
Ada kesatria mengaku salah,
lalu bantu membuka kotak pandora
Ada penjilat kukuh setia,
tetap menciumi pantat Tuan dan Nyonya
Ada pecundang berurai air mata,
mengaku cuma diperdaya
Melihat kebenaran keadilan ditegakkan
Kurelakan anakku jadi benih tertanam
Peristiwa ini harus jadi tonggak
Membabat tuntas penguasa congkak
Menampi yang sungguh melayani
Satu benih jatuh dan mati,
menjadi pengorbanan berarti
Demi lahirnya berjuta Bhayangkara sejati
Jakarta, 14 Desember 2022
CATATAN:
[1] Mamak, Inanta, Inang, Inong, Oma(k) sebutan atau nama panggilan orang Batak untuk ibu.
[1] Rosti Simanjuntak adalah seorang guru SD berstatus PNS. Dia dan keluarganya menempati rumah dinas sekolah di kompleks SDN 74 Suka Makmur, Kec. Sungai Bahar, Kab. Muaro Jambi, Jambi. Di rumah ini, ia juga berjualan kebutuhan pokok untuk menambah penghasilan.
[1] Kisah Habel dibunuh Kain karena persembahannya tidak diterima. (Kejadian 4:1-17). Allah bertanya kepada Kain di mana adiknya berada. Jawab Kain, “Apakah aku penjaga adikku?” Karena mengelak, Allah berkata, “Darah [Habel] adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.”
[1] Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat memiliki nama panggilan akrab di rumah: Prian. Sebutan Brigadir J pertama kali disematkan oleh kepolisian, ketika konferensi pers terkait meninggalnya Brigadir J, Senin (11/7/2022). https://manado.tribunnews.com/2022/07/25/baru-terungkap-ternyata-ini-nama-panggilan-akrab-sehari-hari-brigadir-nofriansyah-yosua-hutabarat.
[1] Pasangan Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak memiliki empat anak. Dua perempuan dan dua laki-laki. Anak pertama bernama Yuni, kedua Nofriansyah Yosua (Brigadir J), ketiga Devi, dan keempat Mahareza Rizky. https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-kehidupan-keluarga-brigadir-j-ayah-petani-ibu-berprofesi-guru.html
[1] Keluarga pertama kali mendengar kabar kematian Brigadir J dari adik Brigadir J, Mahareza Rizki pada malam hari saat mereka tengah berada di Padang Sidempuan usai melakukan ziarah. https://www.jpnn.com/news/kakak-brigadir-j-menangis-samuel-hutabarat-panik-rosti-simanjuntak-menjerit
[1] Setiba di Jambi, 9 Juli 2022, Samuel sempat diminta oleh Pemeriksa Utama Divisi Propam Polri Konbes Leonardo Simatupang untuk menandatangani surat serah terima jenazah. Samuel menolak lantaran ia tidak mengetahui jasad siapa yang berada di dalam peti di rumahnya itu. https://www.tribunnews.com/nasional/2022/11/02/samuel-sempat-tolak-tandatangani-surat-serah-terima-jenazah-anaknya-dari-kombes-leonardo
[1] Ferdy Sambo beralasan pembunuhan Brigadir J terjadi karena ia telah memperkosa istrinya, Putri Candrawathi. https://nasional.kompas.com/read/2022/12/07/13140511/ferdy-sambo-yosua-perkosa-istri-saya.
[1] Orang Batak mempunyai pemeo
[1] Orang Batak mempunyai pemeo kuno anakkonhi do hamoraon di ahu. Anak-anakku adalah segala-galanya bagiku! Kekayaanku adalah anak-anakku! (Cerpen “Anakkonhi Do Hamoraon Di Ahu” oleh Saut Poltak Tambunan dalam Ibu, Penerbit Kucica, Jakarta, 1982:147-154).
[1] Gerombolan polisi yang datang mengancam dipimpin oleh eks Karo Paminal Divisi Propam Polri, Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan.
https://www.kompas.tv/article/344425/cerita-ayah-brigadir-j-saat-rumahnya-dikepung-gerombolan-polisi-suasana-mencekam?page=2
[1] Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kompol Aditya Cahya Sumonang menjelaskan CCTV di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan rusak karena tersambar petir.
https://www.detik.com/sulsel/hukum-dan-kriminal/d-6372335/saksi-akui-cctv-di-kompleks-rumah-sambo-disambar-petir-dvr-tetap-normal.
[1] Rosti Simanjuntak mengibaratkan Putri Candrawathi bagai istri Potifar dalam Alkitab (Kejadian 39:1-23). https://www.merdeka.com/peristiwa/singgung-kisah-yusuf-potifar-ibu-brigadir-j-minta-putri-candrawathi-tobat.html
[1] Ucapan Yesus dalam Yohanes 12:24, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
TENTANG PENULIS
Basuki lahir di Banyuwangi, 3 November 1965. Dia adalah seorang guru, penulis, editor, penerjemah, trainer kepenulisan, dan kontributor sebuah media.
Beberapa karya yang sudah diterbitkan antara lain: Cambridge IGCSE Bahasa Indonesia Coursebook (Cambridge International IGCSE, 2016), Asyik Menulis di Media Massa (Littera Jakarta, 2009), Sari Kehidupan (Andi Yogyakarta, 2000), dan Retorik Kiat Bertutur (YA3 Malang, 1990, bersama I Gusti Ngurah Oka).
Kini, sambil mengajar di Bina Bangsa Secondary School & Junior College Kebon Jeruk Jakarta, ia tengah menyelesaikan program studi magisternya.