Oleh GF Didinong Say, Pengamat Sosial dari NTT, tinggal di Jakarta
Wilayah NTT, provinsi yang mendapat nama dari Mohamad Yamin 1958 itu luas berikut lautan antara yang mengikat kawasan kepulauan yang kerap juga disebut Flobamora itu. Masyarakat di NTT itu beragam ragam kultur budaya dan latar belakang lainnya. Masalah di NTT juga kompleks.
Ketika Laiskodat berkuasa selama 5 tahun yang lalu, nama pulau Semau yang terletak mulut kota Kupang itu ikut terangkat. Laiskodat memberikan cukup perhatian kepada kampung asalnya tersebut.
Paling tidak tercatat, di pulau kecil itu Laiskodat, tahun 2021 pernah mengumpulkan hampir seluruh pejabat provinsi dan kabupaten se-NTT berhura-hura, justru di masa pandemi Covids 19 masih bergentayangan.
Standard protokol kesehatan ditabrak “semau gue” sementara rakyat NTT dipaksa menjaga jarak. Saat berkampanye, dengan garang Laiskodat berteriak anti nepotisme dan kroniisme. Namun kenyataan setelah berkuasa, Laiskodat merekrut beberapa pejabat dari Semau dalam jajaran birokrasi provinsi NTT. Termasuk dari kalangan kaum keluarganya sendiri. Apa mau dikata, orang punya kuasa.
Beberapa hari belakangan ini, di tengah kelegaan rakyat NTT terlepas dari impitan kepemimpinan Vikjos yang suka melecehkan rakyatnya sendiri itu, muncul harapan baru terhadap Ayodhia Kalake, Penjabat Gubernur NTT yang konon di-back up oleh Menko LBP untuk masa transisi 1 tahun.
Kalake, putra diaspora Lamaholot di Bandung ini mendapat highly recommended dari LBP sebagai teknorat profesional mumpuni. Semoga demikian.
Bung Kalake, NTT atau Flobamora kampung halaman kita itu tertinggal dalam banyak hal dari wilayah lain di Indonesia. Masalah di NTT itu bukan hanya soal garam, ternak, stunting, pariwisata dan hal hal tertentu lain yang berkenaan dengan bisnis orang Jakarta. Belum lagi membereskan berbagai residu yang ditinggalkan oleh rezim sebelumnya. Masalah di NTT sangat kompleks
Jangan takut Bung. Sejak El Tari, Fernandez, Ben Mboi, Musakabe, dan seterusnya, seluruh rakyat NTT pasti siap mendukung sepenuhnya siapa pun pemimpin yang berniat membangun.
Namun, sedari awal Bung Kalake mesti menyadari bahwa NTT itu bukan hanya Kupang atau Lamaholot. Beberapa hari ini sebutan Lamaholot sempat viral terkait penunjukkan Penjabat Gubernur. Kita Flobamora Bung Kalake. Kita Indonesia!