Penyair Tanah Air Iwan Jaconiah meluncurkan buku HUH! dalam acara sastra bertajuk “Poetry Reading & Book Launch” di Teater Kecil, Pusat Kesenian Jakarta – Taman Ismail Marzuki (PKJ-TIM), Jakarta Pusat, Jumat, 15 Desember 2023. Ini merupakan kumpulan puisi kebangsaan yang mengusung kehidupan komunitas Indonesia dan Rusia.
Buku tersebut diterbitkan Pustaka Obor Indonesia. Memuat 120 karya yang semuanya ditulis dan diilhami Iwan selama berkelana di Negeri Rusia.
Tema-tema tentang kehidupan sehari-hari bersama tokoh-tokoh diaspora Indonesia sangat terasa sekali.
Dalam ranah perpuisian nasional, Iwan telah menerbitkan empat buku kumpulan puisi, yaitu “Tapisan Jemari” (2005), “Rontaan Masehi”, dan “Hoi!” (2018), serta sebagai kurator antologi puisi “Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin” (2022).
Kiprah kepenyairan lelaki berambut gondrong ini sudah terbukti. Itu terjadi saat dia didapuk sebagai penyair Indonesia pertama penerima Diploma of Honor Award untuk puisi “Bumi” pada X International Literary Festival “Chekhov Autumn” di Yalta, Krimea, Rusia (2019).
Lalu, Iwan juga mendapatkan Diploma of Honor Award untuk puisi “Badai di Langit Moskwa” pada VII City Festival-Review of National Cultures “Constellation of Talents” dari Pemerintah Kota Dolgoprudny, Wilayah Moskwa (2019) dan peraih Diploma Award untuk puisi “Langit Pasifik” pada International Poetry Festival “Taburetka” di Monchegorsk, Murmansk (2017).
Pada acara peluncuran kumpulan puisi “HUH!” di Teater Kecil, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid dan Ketua Yayasan Pustaka Obor Indonesia Kartini Nurdin turut memberikan sambutan melalui tayangan video singkat, penyerahan buku secara simbolis kepada perwakilan PT Eka Boga Inti yang diterima Irma Wulansari.
Selain itu, sejumlah sastrawan, seniman, dan mahasiswa, turut hadir meramaikan pembacaan puisi. Mereka adalah Sutardji Calzoum Bachri, Maria Louise (istri mendiang Remy Sylado), Ibnu Wahyudi, Rossa Maharani, Sofia Simatupang, Fachri Aditya, Salsabila Ramadhanti, dan Pernando Manalu.
“Pembacaan puisi ini hanya simbol bahwa telah lahir buku “HUH!” ke masyarakat Indonesia. Saya merasa senang karena dapat dirayakan bersama orang-orang yang baik, tulus, dan jujur di TIM,” ujar Iwan seusai peluncuran.
Pustaka Obor Indonesia menerbitkan kumpulan puisi HUH! sebanyak 1000 tiras. Kata pengantar dalam buku ini ditulis oleh Hilmar Farid, kajian puisi ditulis oleh Ibnu Wahyudi, dan testimoni disuguhkan oleh Victor Pogadaev.
Lewat buku “HUH!”, Iwan berharap puisi Indonesia kian terus mendapatkan tempat di panggung internasional. Sebagaimana bangsa-bangsa besar seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Rusia, selalu mengapresiasi setinggi-tingginya para penyair mereka sebagai pilar penjaga bahasa dan budaya.
Salah satu puisi Iwan dalam buku “HUH!” yang sangat kuat, baik tema maupun bentuk, yaitu “Membisik Minsk”. Berikut petilan sebuah puisi yang ditulisnya saat dalam pengembaraan di negeri orang.
Membisik Minsk
Percikan api emas membakar kota
di jalanan, nyanyian duka mengalun merdu. orang orang merayakan luka
mencari perubahan yang perdu.
Pengeras suara dan petugas anti huru hara,
bukanlah penghalang bagi kaum pencari keadilan.
aku berkaca pada jejak Rus yang bersejarah
tak ada perubahan tanpa kehilangan.
Malam pendek membuka tirai kota
biar terang mengalahkan gelap.
satu suara menentang penguasa absolut;
persatuan janganlah lenyap.
Diktator ulung kembali berkuasa
harapan orang orang retak di bahu.
penantang belum punya asa,
ini hari hanyalah jejak esok yang baru.
Perubahan tertunda sementara,
perempuan menggenggam mawar.
menjaga musim panas, berjuang sampai pagi.
agar jarum kelak tertancap di ujung cahaya.
November 2020
Sementara itu, Ketua Yayasan Pustaka Obor Indonesia Kartini Nurdin mengapresiasi peluncuran buku “HUH!” tersebut.
Ia menyebutkan bahwa puisi-puisi Iwan yang ditulis selama masa pengembaraan di Rusia dapat menjadi cermin bahwa penyair memiliki rasa cinta pada Tanah Air-nya meski berada di mana pun. (tD)