Oleh Eleine Magdalena, Penulis buku Kekasih Tuhan dan Kekasih Suami
Anak-anak laki-laki Yahudi sudah terbiasa belajar Kitab Suci sejak usia lima tahun. Pada usia tiga belas tahun mereka menyelesaikan pendidikan dasar Taurat dan Talmud.
Anak-anak yang pandai dan cemerlang, dipilih untuk meneruskan pendidikan ke Yeshiva (semacam perguruan tinggi Taurat dan Talmud).
Selanjutnya mereka mengikuti kehidupan para rabi. Anak-anak yang tidak “terpilih” langsung membuka usaha dan bekerja.
Dalam perikop Yesus Memanggil Murid yang Pertama, kita membaca Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama, yaitu Simon Petrus dan Andreas.
Ketika dipanggil, kedua orang bersaudara ini sedang menjala ikan sebab pekerjaan mereka adalah nelayan. Demikian pula dengan Yakobus dan Yohanes sedang membantu ayah mereka membereskan jala ketika Yesus memanggil mereka.
Jika melihat kebiasaan Yahudi, para murid ini tidak termasuk orang pandai sehingga mereka tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Yeshiva). Meski begitu, mereka “dipilih” sendiri oleh Yesus.
Murid Yesus tidak harus pandai secara intelektual. Yesus menunjukkan bahwa semua orang layak “dipilih”, asalkan taat pada kehendak-Nya.
Ketika Yesus memanggil mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”, mereka segera meninggalkan pekerjaan mereka dan mengikuti Yesus.
Tidak mudah meninggalkan kesuksesan, kesenangan atau jabatan ketika Yesus meminta kita melayani-Nya. Para murid menunjukkan kualitas seorang murid yang taat, penuh kepercayaan dan kerinduan pada hal yang lebih mulia, yaitu menjadi penjala manusia.
Selayaknya kita mengarahkan tujuan hidup pada hal yang mulia, yaitu membawa orang lain pada keselamatan.
Bekerja adalah kewajiban, namun bukan untuk memperkaya diri sendiri atau keluarga sendiri, melainkan untuk berbuat baik bagi lebih banyak orang melalui pekerjaan kita.
Orang tua dipanggil untuk melakukan tugas mendidik anak agar mencintai Yesus.
Sebagai suami, bekerjalah menghidupi keluarga. Sebagai isteri, rawatlah keluarga. Sebagai pengusaha, karyawan, atau sebagai apa pun, kita dipanggil untuk melaksanakan kewajiban sebaik-baiknya agar orang di sekitar kita mengalami kebaikan dan keselamatan dari Tuhan.
Mari memberi yang terbaik bagi Yesus dengan taat melakukan kehendak-Nya dalam keluarga, pekerjaan dan pelayanan kita.