Oleh Simply da Flores, Alumnus STF Driyarkara, Jakarta
Menurut catatan sejarah, sudah dua Paus melakukan kunjungan ke NKRI. Paus Paulus VI saat pemerintahan Presiden Soekarno, dan Paus Yohanes Paulus II, saat Presiden Soeharto.
Maka, agenda kunjungan Paus Fransiskus pada bulan September nanti adalah kunjungan Paus yang ketiga. Paus adalah Kepala Negara Vatikan sekaligus Pemimpin umat Katolik sedunia.
Berbeda dengan agenda kunjungan Paus Yohanes Paulus II, saat ini Panitia Nasional sedang menyiapkan sejumlah acara, yang dilakukan hanya di Jakarta.
Ada kunjungan protokoler kenegaraan kepada Presiden di Istana Merdeka, pertemuan dengan para tokoh nasional, juga acara dengan tokoh umat Katolik, generasi muda dan Perayaan Ekaristi.
Apa sebenarnya kepentingan Paus dan hikmah yang bisa dimaknai ?
Paus, Kepala Negara dan Pemimpin Agama
Sebagai Kepala Negara, kunjungan Paus adalah untuk meningkatkan relasi persahabatan kedua negara, Vatikan dan NKRI. Ada hubungan diplomatik dan kerjasama yang baik selama ini
Sebagai Pemimpin Agama Katolik sedunia, kiranya kunjungan ini sebagai bagian dari tugas kegembiraan. Mengunjungi umat Katolik di negeri ini.
Namun, ada yang istimewa dari Paus Fransiskus. Beliau melakukan banyak hal yang sifatnya global dan lintas agama, suku dan wilayah. Karya kemanusiaan kepada semua umat manusia, khusunya fokus dan peduli kepada alam lingkungan serta upaya merawat dan meningkatkan perdamaian antar pribadi dan bangsa.
Contoh jelas yang dilakukan untuk merawat alam lingkungan, yaitu dengan dikeluarkan ensiklik Laudato Si. Semua pribadi, komunitas, suku, umat dan bangsa diketuk jiwa raganya untuk mencintai dan merawat alam lingkungan. Alam ini berkat Allah, alam lingkungan rumah kita, diwariskan para pendahulu dan dipinjamkan anak cucu. Maka perlu dipakai dengan tanggungjawab dan bijaksana. Faktanya, manusia bertambah banyak, alam lingkungan terbatas, bahkan berkurang kualitasnya demi kelangsungan hidup manusia.
Untuk merawat perdamaian dunia, Paus bekerjasama dengan tokoh agama Islam dan Yahudi, menghasilkan sebuah dokumen komitmen perjuangan yang dikenal dengan Dokumen Abudhabi. Paus meyakini sangat penting bekerja sama dengan para pemimpin agama dan negara, juga semua pihak, untuk merawat serta meningkatkan relasi harmonis dan damai. Relasi damai antar pribadi, bangsa dan negara adalah keharusan dan kebutuhan mendasar untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di bumi yang sama ini
NKRI: Negara Mayoritas Islam dan Pancasila
Hemat saya, fakta NKRI yang istimewa, sebagai negara dengan mayoritas umat Islam, tetapi memiliki ideologi Negara Pancasila adalah sebuah berkat dan misteri Allah. Bangsa dan Negara dengan ribuan pulau, ratusan suku bangsa dan adat budaya, beberapa agama dan kepercayaan, tetapi bisa hidup bersama dengan penuh toleransi. Semboyan Bhineka Tunggal Ika, di mata Paus Fransiskus menjadi sebuah hal istimewa dan kekuatan membangun perdamaian dunia.
Menurut saya, Paus ingin melihat dan mengalami langsung apa dan siapa bangsa Indonesia. Paus mau membangun relasi persaudaraan dengan berbagai pihak di negeri ini, bukan atas dasar agama, melainkan hakikat kemanusiaan.
Bangsa dan Negara Indonesia sudah dan sedang menjalankan nilai kemanusiaan hakiki dan menjadi aset bagi manusia di dunia untuk belajar dan berjuang bersama merawat kemanusiaan agar lebih bermartabat.
Menurut saya, Paus bisa juga membawa Pancasila sebagai spirit dan ideologi bagi kemanusiaan universal dalam menciptakan perdamaian dan membangun peradaban dunia agar semakin humanis dan damai.
Harapan kepada Paus
Sebagai Kepala Negara Vatikan dan sekaligus Pemimpin Umat Katholik sedunia, kiranya Paus bisa menjadi penyelesai sejumlah konflik antar negara. Misalnya konflik Israel – Palestina, Rusia – Ukraina, konflik antar kelompok di Benua Afrika juga Amerika Latin. Dasar konfliknya adalah soal penguasaan sumber daya alam dan gengsi politik. Semoga Paus yang lebih dominan sebagai Pemimpin Umat, bisa menjembatani penyelesaian konflik dan perang yang sedang terjadi.
Tidak berlebihan, menurut saya, Paus datang ke NKRI untuk melihat dan mengalami fakta toleransi dan kemanusiaan, lalu belajar dari Indonesia serta bersama NKRI bergandeng tangan membangun kemanusiaan universal secara non blok, dengan Ideologi Pancasila. Paus membawa Pancasila untuk merawat kemanusiaan universal, di mana Indonesia menjadi mitra penting perjuangan Perdamaian Dunia.*