Oleh Pater Kimi Ndelo, CSsR
25 tahun yang lalu, tepatnya 4 Agustus 1999, di Gereja Katedral Roh Kudus, Weetebula, saya bersama kedua teman menerima Tahbisan dari Mgr. Kherubim Pareira SVD, Uskup Weetebula saat itu. Berdua kami menerima Tahbisan Imamat (saya dan P. Simon) dan yang satu Tahbisan Diakon (P. Yanus).
25 tahun yang lalu, saya menerima pengurapan dan penumpangan tangan Uskup dan teman-teman Imam yang menandakan kuasa Roh Kudus untuk membagikan berkat kepada sesama manusia melalui Ekaristi Suci.
25 tahun yang lalu saya menghidupi sebuah motto yang selalu menginspirasi dan terbukti benar adanya: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33).
25 tahun yang lalu mulailah sebuah perjalanan panjang dan penuh liku dalam hidup untuk menjadi pembagi warta penebusan berlimpah kepada semua umat dan konfrater yang dipercayakan kepada saya.
25 tahun yang lalu saya mulai “bekerja bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal” (Yoh 6:27).
25 tahun yang lalu saya menerima penugasan demi penugasan baik dari Kongregasi maupun Keuskupan untuk melayani dan memberikan seluruh tenaga, energi dan perhatian saya, baik di pulau Sumba maupun di luar Sumba bahkan di luar negeri.
25 tahun yang lalu saya mencoba dan terus mencoba, di balik setiap kelemahan dan kekurangan manusiawi saya, untuk tetap setia pada jalan panggilan dan pelayanan ini. Dan berharap serta berdoa agar Tuhan terus menjaga dan menyertai sampai akhir hayat saya.
25 tahun yang lalu saya mulai merasakan tangan-tangan tak terlihat, baik keluarga, sahabat, kenalan, umat, dan khususnya konfrater, ikut menopang saya dalam jatuh bangun, dan suka duka, dalam gembira dan sedih, sehingga saya tetap menjadi Imam Tuhan yang mengikuti jejak Sang Penebus memberi pengharapan bagi yang membutuhkan.
Karena itu saya percaya, Dia tak akan pernah membiarkan saya berjalan sendirian.
Terimakasih dan syukur berlimpah.