Oleh Benyamin Mali, Katekis senior dan dosen Unika Atma Jaya, Jakarta
Bulan Mei dan Oktober ditetapkan Gereja sebagai bulan devosi kepada Santa Perawan Maria. Itu karena bulan Mei merefleksikan “Peran istimewa Maria” sebagai “Hawa Baru” dalam rangkaian sejarah keselamatan.
Proto Evangelium (Injil Perdana) yang dikatakan di dalam Kejadian 3:15: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya” menunjukkan peran Maria sebaga “Hawa Baru” dan Yesus, Putranya adalah “Adam Baru”.
Adam dan Hawa, mendatangkan petaka dosa ke dalam dunia. Maria dan Yesus, sebagai Hawa Baru dan Adam Baru mendatangkan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Maria adalah “Musim semi dengan bunga-bunga bermekaran” bagi umat manusia.
Bulan Mei adalah bulan musim semi dan musim bunga-bunga bermekaran di negara-negara empat musim. Lahirlah di negara-negara ini suatu tradisi suci untuk merayakan musim semi ini. Gereja Katolik memandang tepat mendeklarasikan bulan Mei sebagai Bulan Maria karena memandang Maria sebagai Hawa Baru, ibu dari segala yang hidup. Paus Pius IX menetapkan bulan Mei sebagai Bulan Maria pada tahun 1854.
Sedangkan bulan Oktober didedikasikan kepada Bunda Maria sebagai bulan Rosario terkait erat dengan kemenangan pasukan Kristen atas pasukan Islam Turki yang hendak menyerbu dan menguasai Eropa dalam pertempuran di LePanto pada 7 Oktober 1571.
Kemenangan ini diyakini sebagai buah dari Doa-doa Rosario yang dilantunkan oleh seluruh umat Katolik Eropa. Sebagai ungkapan syukur atas perlindungan Bunda Maria kepada Gereja, Paus Pius V menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai Hari Raya Bunda Maria Ratu Rosario dan seluruh bulan Oktober didedikasikan untuk devosi kepada Bunda Maria Ratu Rosario.
Jika Demikian, Mengapa…?
Jika suatu peristiwa penting terkait Maria menjadi dasar penetapan suatu perayaan liturgis dan devosi kepada Bunda Maria, mengapa “Peristiwa penampakan Bunda Maria kepada Rasul Yakobus Agung yang terjadi pertama kali dalam sejarah Gereja, tidak ditetapkan Gereja sebagai suatu momen devosi Maria dalam Gereja Semesta seperti bulan Mei dan Oktober?”
Ini merupan penampakan spektakuler yang terjadi pada tahun 40 Masehi, saat Bunda Maria masih berada di bumi, sebelum ia diangkat ke surga. Penampakan ini memiliki makna yang sangat mendalam.
Saya mengajak pembaca untuk merenungkan kisah penampakan Bunda Maria kepada Rasul Yakobus Agung di bawah ini. Kisah penampakan ini, yang kemudian dalam bahasa Spanyol dikenal dengan nama Nuestra Señora del Pilar de Zaragoza, atau bahasa Inggris “Our Lady of The Pillar”, dan bisa kita terjemahkan dengan nama “Bunda Maria dari Pilar (Tiang)”, menampilkan suatu makna yang khas, khusus bagi para pewarta Injil agar tidak mudah “putus asa” di tengah dunia yang enggan menerima kebenaran Injil Kristus.
Saya menyebut penampakan ini sebagai “Penampakan peneguhan bagi para pewarta Injil”.
Bunda Maria dari Pilar
Bunda Maria dari Pilar, atau dalam bahasa Inggris disebut “Our Lady of the Pillar” dan dalam bahasa Spanyol dinamai “Nuestra Señora del Pilar de Zaragoza” diakui sebagai penampakan Maria pertama dalam sejarah Kekristenan dan merupakan satu-satunya yang terjadi saat Perawan Maria masih hidup.
Penampakan itu terjadi di Zaragoza, Spanyol pada tahun 40 Masehi, selang beberapa tahun setelah kematian dan kebangkitan Yesus. Bunda menampakkan diri kepada Rasul Yakobus Agung, saudara St. Yohanes Penginjil. Penampakan ini dikenal sebagai Bunda Maria dari Pilar. Perayaannya jatuh pada tanggal 12 Oktober.
Karena penampakan ini terjadi ketika Bunda Maria masih hidup dan tinggal di Yerusalem, terjadi sebelum ia diangkat ke surga, maka penampakan ini dianggap sebagai suatu peristiwa bilokasi – berada di dua tempat sekaligus pada waktu yang sama.
Menurut tradisi, Rasul Yakobus Agung, saudara Santo Yohanes Penginjil, dengan susah payah melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah kafir di provinsi Hispania Romawi (Spanyol modern) untuk menyebarkan Injil kepada suku-suku kafir setempat.
Ia tidak hanya menghadapi kesulitan besar tetapi juga melihat sangat sedikit buah pertobatan dari karya kerasulannya. Tradisi mengatakan bahwa Yakobus sangat putus asa karena sedikitnya buah dari karya kerasulannya.
Suatu malam, ketika ia sedang duduk-duduk sambil berdoa di tepi sungai Ebro, dekat kota yang sekarang dikenal sebagai Zaragoza (yang saat itu dikenal sebagai Caesaraugusta), tiba-tiba sebuah cahaya besar menyelimutinya. Sambil berlutut, Yakobus menatap ke dalam cahaya itu, dan apa yang dilihatnya tak terlukiskan dengan kata-kata.
Dalam cahaya itu ada Perawan Maria, dikelilingi oleh ribuan malaikat. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya ditemani oleh ribuan malaikat, untuk menghibur dan memberi dia semangat dan peneguhan.
Dengan menatang Kanak-kanak Yesus di tangannya. sambil berdiri di atas sebuah pilar/tiang, Bunda Maria meminta Santo Yakobus dan delapan muridnya untuk tetap tekun. Bunda meyakinkan Yakobus bahwa pada akhirnya pekerjaannya untuk Yesus akan membuahkan hasil yang besar dan banyak orang akan bertobat dan memeluk iman akan Kristus.
Bunda meminta Yakobus untuk membangun sebuah gereja di tempat ia menampakkan diri dan meninggalkan pilar jasper untuk menandai tempat ia berada.
Bunda berjanji, “Gereja itu akan tetap berdiri di situ sejak saat itu hingga akhir zaman agar Tuhan dapat melakukan mukjizat dan keajaiban melalui perantaraanku bagi semua orang yang menempatkan diri mereka di bawah perlindunganku.”
Bunda Maria memberi tahu Yakobus bahwa ia harus tekun. Bunda meyakinkan Yakobus bahwa pada akhirnya pekerjaannya untuk Yesus akan membuahkan hasil yang besar dan banyak orang akan bertobat dan beralih ke iman akan Kristus.
Rasul Yakobus segera mengumpulkan beberapa pengikut barunya dan mulai membangun sebuah kapel di lokasi yang telah ditentukan. Kapel tersebut adalah gereja pertama yang didedikasikan untuk Maria.
Setelah berpartisipasi dalam peresmian gereja kecil tersebut, Rasul Yaobus kembali ke Yerusalem.
Sekarang, setelah banyak renovasi, dikenal sebagai Basilika Bunda Maria dari Pilar. Kapel tersebut terletak persis di tempat Bunda Maria menampakkan diri sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Perawan Maria juga meninggalkan sebuah patung kecil dirinya yang sedang menggendong bayi Yesus di tangannya. Patung itu duduk di atas pilar jasper itu. Patung kayu ini merupakan gambar yang relatif sederhana setinggi 15 inci, berdiri di atas pilar jasper setinggi 5, 9 kaki.
Namun, mahkota yang menghiasi kepalanya merupakan sebuah mahakarya. Patung tersebut dibuat dalam waktu 44 hari oleh 33 pekerja. Mahkota yang menyerupai matahari ini terbuat dari 2.836 berlian yang dipotong berbentuk segitiga, 2.725 mawar, 145 mutiara, 74 zamrud, 62 rubi, dan 46 safir. Mahkota bayi Yesus bentuknya sama, tetapi ukurannya tidak sama.
Ironisnya, ia adalah rasul pertama yang mati demi iman. Pada tahun 44, Herodes Agrippa memenggal kepala Yakobus, persis seperti ayahnya Herodes Agung memenggal kepala Santo Yohanes Pembaptis. Para pengikut Yakobus membawa jasadnya kembali ke Spanyol untuk dimakamkan di sana.
Gereja ini, yang sekarang disebut Basilika Bunda Maria dari Pillar di Zaragoza, adalah gereja pertama yang didedikasikan untuk Bunda Maria dalam sejarah.
Hingga hari ini, gereja ini masih berdiri kokoh, meskipun selama Perang Saudara Spanyol (1936-1939), kaum komunis menjatuhkan tiga bom di gereja itu dari sebuah pesawat terbang.
Ajaibnya, bom-bom yang dijatuhkan itu hanya merusak atap dan mengenai lantai, namun tidak ada satu pun meledak. Hingga sekarang, tiga bom itu yang sudah dinonaktifkan, dipajang di salah satu dinding Basilika Bunda Maria dari Pillar di Zaragoza.
Basilika ini didesain ulang dan diperluas beberapa kali selama sejarahnya. Bangunan yang sekarang ini selesai dibangun pada abad ke-17, memiliki 11 kubah ubin berwarna cerah, dan merupakan gereja terbesar kedua di Spanyol.
Nuestra Señora del Pilar bukan hanya pelindung Spanyol, tetapi juga semua orang Hispanik di Amerika karena pada hari raya Our Lady of the Pillar, 12 Oktober 1492, Christopher Columbus tiba di daratan Amerika dan Misa pertama di Amerika dirayakan.
Banyak mukjizat terjadi di sekitar relikui tersebut. Mukjizat-mukjizat itu dapat membuktikan kebenaran penampakan itu dan asal usul pilar itu dari surga. Pada tahun 1936, selama Perang Saudara Spanyol, kaum Republik yang condong ke kiri mengebom tempat suci tersebut, tetapi bom yang menghantam gereja tersebut tidak pernah meledak.
Tidak seorang pun diizinkan menyentuh patung tersebut kecuali empat orang imam yang ditugaskan untuk merawatnya dan bayi yang baru lahir, yang dapat diangkat untuk menyentuh gambar Bunda surgawi mereka.
Para Paus sejak awal telah membuktikan keaslian penampakan Bunda Maria di tempat suci tersebut. Paus Calixtus III pada tahun 1456 mendorong orang-orang untuk berziarah ke Bunda Maria dari Pilar. Mukjizat pendirian tempat suci tersebut bahkan diakui.
Ada satu mukjizat yang paling menonjol terjadi pada abad ke-17. Seorang pengemis bernama Miguel Pellicer dari kota Calanda tidak dapat bekerja karena kakinya diamputasi. Ia terus berdoa di tempat penampakan Bunda Maria itu untuk meminta bantuan Bunda Maria dan kakinya pun pulih.
Paus Innocentius III, sebagai tanggapan terhadap permohonan dari Spanyol, memerintahkan 12 kardinal untuk menyelidiki semua data yang tersedia. Beberapa abad kemudian, pada tanggal 7 Agustus 1723, Kongregasi Ritus Suci meneguhkan keasliannya. Pada tahun 1730, Paus Clement XII mengizinkan perayaan Bunda Maria dari Pilar diselenggarakan di seluruh kerajaan Spanyol. Akhirnya, Bunda Maria dari Pilar dinyatakan sebagai Pelindung Dunia Hispanik.
Sebagai seorang seminaris muda, St. Josemaria Escriva, melakukan kunjungan harian ke kuil Bunda Maria dari Pilar. Ia selalu berdoa memohon bimbingan dan akhirnya mendirikan Opus Dei. Setiap tahun para anggota Opus Dei menghormati hari raya Bunda Maria dari Pillar.
Kebenaran Iman dan Usul
Kisah penampakan Bunda Maria yang pertama dalam Sejarah Perkembangan Gereja menunjukkan kepada kita beberapa kebenaran iman.
Pertama, Bunda Maria sungguh merupakan “Co-Redemptrix” – (Rekan-Penebus) bagi Yesus Kristus, Putranya, Penebus dan Juruselamat Dunia. Dia tidak hanya menyertai Yesus selama hidup dan karya-Nya, tetapi juga setelah kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga.
Hal ini terbukti dari patung kayu kecil yang dihadiahkan kepada Rasul Yakobus di mana Bunda menatang Kanak-kanak Yesus di tangannya diiringi ribuan malaikat ketika ia menampakkan diri kepada Rasul Yakobus.
Kedua, Bunda Maria sungguh Hawa Baru yang dinubuatkan di dalam Kejadian 3: 15 sebagai Proto Evangelium, perempuan yang terlibat langsung dalam pertempuran rohani melawan Iblis yang menjatuhkan Hawa, istri Adam, perempuan yang melahirkan Adam Baru, yaitu Yesus Kristus, yang mengalahkan Iblis di atas Salib, Pohon Kehidupan.
Kebenaran ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa penampakan pertama ini terjadi selagi Bunda Maria masih hidup dan masih ada di bumi, yaitu di Yerusalem, menemani para Rasul, yang setelah Pentakosta menyebar ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil. Penampakan pertama ini terjadi secara “bilokasi”, sebelum Bunda diangkat ke surga.
Karena penampakan ini terjadi dalam kerangka meneguhkan Rasul Yakobus dalam karya kerasulannya, maka saya menamai penampakan ini sebagai “Penampakan Peneguhan bagi para Pewarta Injil”.
Ketiga, Penampakan ini membuktikan kebenaran “Gereja Katolik”, satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Yesus dan dipercayakan kepada penggembalaan Rasul Petrus sebagai Ketua para Rasul. Kebenaran ini menjadi bukti sejarah betapa pentingnya Gereja Katolik sebagai sakramen keselamatan bagi seluruh dunia; dan pentingnya memandang Maria sebagai “Co-Redemptrix” bagi umat manusia hingga Akhir Zaman.
Hal ini dapat dilihat dalam kejadian pengeboman atas Gereja yang disuruh-dirikan oleh Bunda Maria, tempat bom-bom yang dijatuhkan itu tidak meledak meluluh-lantakkan gereja itu, dan dapat dilihat pula dalam janji Bunda Maria, bahwa Gereja itu akan tetap berdiri di tempat Bunda menampakkan diri hingga Akhir Zaman. Bunda berjanji bahwa “gereja itu akan tetap berdiri di situ sejak saat itu hingga Akhir Zaman agar Tuhan dapat melakukan mukjizat dan keajaiban melalui perantaraanku bagi semua orang yang menempatkan diri mereka di bawah perlindunganku.”
Atas dasar itu, tidaklah berlebihan dan “muluk-muluk”, jika saya menyarankan agar bulan Oktober juga tidak hanya didedikasikan kepada Bunda Maria Ratu Rosario, tetapi juga didedikasikan kepada “Bunda Mari dari Pilar” sebagai “Bunda Peneguh Iman para Pewarta Injil” bahwa seluruh upaya para pewarta Injil tidak akan pernah sia-sia, melainkan sebaliknya akan menghasilkan buah-buah pertobatan.
Alasan menggabungkan devosi ganda ini semata-mata karena penampakan pertama Bunda Maria ini terjadi dan dirayakan pada 12 Oktober.
Bunda Maria dari Pilar, doakanlah kami, khususnya para pewarta Injil…!