
Siapa sangka, pemuda bernama Greg Albert Tan (35 tahun) ini sudah membangun atau merenovasi berat 199 buah bangunan Gereja Katolik di seluruh Indonesia? Bahkan saat ini dia bersama Yayasan Vinea Dei sedang menjalani proses pembangunan Gereja Kristus Raja, Rintung di Keuskupan Labuan Bajo, Flores, NTT sebagai gereja ke-200.
Ketika mulai membangun gereja pertama pada 2011, yakni Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, Tigalingga, Dairi, Keuskupan Agung Medan, Greg baru berusia 21 tahun. Pada awal itu, alumnus Fakultas Hukum UI ini hanya berjalan atas dasar iman dan kemauan baik.

Dalam menjalankan karyanya, pria kelahiran Jakarta, 8 April 1990 dari pasangan Katarina Yullany dan Athanasius Andry itu percaya penyertaan pada Tuhan. ”Tuhan yang memulai, Tuhan juga yang akan menyelesaikan,” begitu keyakinannya.
Keyakinan tersebut sangat besar. Siapa pun tahu, membangun gereja, apalagi di pedalaman yang alat dan sarana transportasinya masih minim, berbiaya besar. Belum lagi sumber pendanaan ”Belum ada yang pasti”. Greg ”Hanyalah” karyawan sebuah bank, bukan pemilik bank itu.
Greg hanya berikhtiar, lalu berusaha sungguh-sungguh menjaga kepercayaan setiap orang yang telah memberi baik dari kekurangan maupun ”Kehebihan”. Greg yakin seyakin-yakinnya bahwa kepercayaan atau trust itu ”Mahapenting”.
Karenanya, Greg bersama teman-teman relawan berusaha menjaga, menyirami dan menyiangi kepercayaan yang telah diberikan oleh para donatur yang tersebar di mana-mana itu.
Dan benar! Kepercayaan itu ibarat bola salju, yang semakin hari semakin membesar. Trust itu menjadi ”Modal utama” membangun 200 buah gereja tersebut.
Membangun Manusia Motor
Serentak dengan upaya membangun gedung gereja, Greg menyadari pentingnya membangun kualitas orang-orang yang akan menjadi motor gereja-gereja tersebut ke depan.
Sejak beberapa tahun lalu, Yayasan Vinea Dei yang dia dirikan mulai memberi bantuan pendidikan kepada mahasiswa atau siswa Katolik dari keluarga tidak mampu. Tidak sekadar memberikan bantuan keuangan, Yayasan Vinea Dei juga memperhatikan perkembangan karakter dan kepribadian penerima bantuan.

Atas semua pencapaian hingga gereja ke-200 dan pemberian bantuan dana pendidikan kepada sejumlah siswa dan mahasiswa, Yayasan Vinea Dei mengadakan Misa Syukur pada 15 Februari 2025 di Gedung KWI, Jl. Cut Mutiah, Jakarta.
Misa dipimpin oleh Uskup Keuskupan Labuan Baju Mgr. Maximus Regus bersama 20 orang imam dan umat dari berbagai penjuru Tanah Air
Pada kesempatan ini, Greg berkali-kali menyampaikan terima kasih. ”Terima kasih yang tulus kepada semua orang baik yang selama ini selalu mendukung dengan cara masing-masing, sehingga hari ini kita boleh sama-sama bersukacita memasuki gereja yang ke-200. Ini bukan karena kita bisa. Bukan karena kita mampu, tapi karena Tuhan mau. Terima kasih, dan mohon dukungannya terus untuk masih banyak sekali gereja dan anak Katolik di luar sana yang masih perlu ditolong,” ucap Greg dengan suara lembut namun tegas.
Menjawab pertanyaan tempusdei.id tentang hal utama yang membuat dia terus berjuangan membangun gereja, Greg menjelaskan, ”Pengalaman pribadi berjumpa dengan Tuhan, pengalaman dikasihi dan dicintai, itu yang terus mendorong dan menggerakkan saya bersama teman-teman untuk terus bekerja, melayani, membantu banyak orang. Jadi hal itu yang menjadi sumber kekuatan dan sumber energi positif buat kami untuk melayani sampai hari ini.”

Lantas, apa yang dia lakukan sehingga banyak orang mempercayakan uang mereka kepadanya?
”Kunci utama agar orang percaya adalah transparan dan akuntabel. Semua dana yang kami terima harus kami kelola dan mempertanggungjawabkan dengan baik sehingga semakin banyak orang bisa mengakses dengan sangat mudah. Semua informasi yang mereka perlukan sudah tersedia di website dan aplikasi. Dengan cara itu, makin banyak orang yang percaya dan mendukung,” jelas warga Paroki Katedral, Jakarta ini.
Jika ada dari antara para pembaca tempusdei.id yang ingin membantu Greg merealisasikan kerinduan banyak umat di pedalaman untuk memiliki bangunan gereja, silakan menyalurkan melalui RENENING BANK MANDIRI 1230007536594 dan REKENING BCA 2761636393 atas nama Yayasan Vinea Dei.
Kunjungi juga website jalakasih.com untuk melihat berbagai informasi, termasuk jika ingin mengajukan proposal pembangunan gereja. (tD/EDL)