Wed. Mar 12th, 2025

Mgr. Paul Budi Kleden SVD Saat Pimpin Misa di Stasi Santo Laurensius, Parung Panjang: Jadilah Terang bagi Sesama

PARUNG PANJANG-Kita perlu menolong semua orang yang buta sosial, buta spiritual, dan buta ekonomi agar mereka keluar dari kebutaan itu dan melihat terang dalam kasih persaudaraan. Kita sendiri perlu melawan hal-hal yang membuat kita  buta terhadap kebaikan dan karya Allah dalam hidup kita.

Hal tersebut dikatakan Uskup Agung Ende Mgr Paul Budi Kleden dalam khotbahnya saat memimpin Misa Kudus bersama umat Katolik Parung Panjang di Kapela Stasi Santo Laurensius Parung Panjang, Minggu 2 Maret 2025.

Dalam Misa tersebut, Uskup Paul Budi didampingi empat romo, yakni Romo Vikaris Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkas Bitung, Romo Yohanes Anggi, Romo Damasus Sumadi CMF, Romo Yulius Cherlyono Neong CMF, Pater Lorens Da Costa SVD.

Misa tersebut dihadiri oleh hampir 1.000 umat Katolik di Parung Panjang dan sekitarnya. Hadir juga Duta Besar Indonesia untuk Mozambique periode 2016-2021, Bapa Tito Do Santos Batista, para tamu undangan lain dan juga umat dari Jabodetabek yang rindu bertemu Bapa Uskup Ende Mgr. Paul Budi.

Uskup Paul Budi menjelaskan bahwa buta sosial terjadi ketika seseorang tidak mampu melihat dan merasakan penderitaan orang lain di sekitarnya.

Buta spiritual adalah ketidakmampuan untuk merasakan dan mengakui kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan buta ekonomi adalah kondisi di mana seseorang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan ekonomi yang kurang menguntungkan.

Mgr Budi Kleden mengajak seluruh umat yang hadir untuk berperan aktif dalam membantu sesama yang mengalami kebutaan-kebutaan tersebut.

“Kita harus menjadi terang bagi sesama, menunjukkan kasih dan kepedulian tanpa pandang bulu entah agama, suku, budaya dan latar belakang sosial berbeda. Dalam semangat kasih persaudaraan, kita dapat membawa perubahan yang nyata bagi mereka yang membutuhkan pertolongan,” tambahnya.

Misa tersebut juga diisi dengan doa bersama untuk kedamaian dan kesejahteraan bangsa, serta berkat khusus untuk para pemimpin gereja dan umat Stasi Santo Laurensius Parung Panjang, Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkas Bitung, Keuskupan Bogor. Suasana kebersamaan dan rasa syukur sangat terasa di antara para hadirin.

Ketua Stasi Santo Laurensius Parung Panjang, Dr. Frederikus dalam sambutannya mengucapkan Proficiat atas Pentahbisan Bapa Uskup Agung Ende Mgr. Paul Budi beberapa waktu lalu.

Frederikus juga meminta doa dari Bapa Uskup agar Stasi ini dapat bertumbuh lebih baik di masa depan berkat doa para uskup, para imam dan dukungan semua umat serta donatur.

“Semoga suatu waktu umat Stasi Laurensius dapat memiliki gereja yang lebih baik dan lebih layak untuk beribadah”, kata Doktor Fritz.

Sementara itu Romo Anggi selaku wakil Pastor Paroki dalam sambutannya mengatakan banyak uskup sangat mencintai stasi tersebut. Apalagi stasi itu umatnya semangat, aktif dan bersinergi dalam melayani Tuhan dan sesama melalui bidang-bidang yang ada di dalam Gereja Katolik.

“Stasi ini umatnya paling banyak dan paling semangat dibandingkan stasi yang lain di Paroki ini”, kata Romo Anggi disambut tepuk tangan yang meriah.

Setelah misa, Mgr Budi Kleden meluangkan waktu untuk berdialog dan berbagi kebahagiaan dengan umat paroki, menunjukkan keteladanan dalam pelayanan dan kasih terhadap sesama.

Misa ini menjadi momen berharga bagi umat Stasi Parung Panjang, mengingatkan mereka akan pentingnya menjalankan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam membantu mereka yang kurang beruntung.

Dalam acara ramah tamah tampil atraksi budaya Nusantara dari umat yakni dari Sumatera, NTT, Ambon, Jawa dan daerah lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Stasi ini menunjukkan ikon diri sebagai “Center of Indonesian Local Culture” sebagai karakteristik dan warna khas umat Katolik di Parung Panjang ini dalam perkembangannya selaras zaman. (*/EDL/Steve Elu)

Related Post