Fri. Nov 22nd, 2024
Eleine Magdalena, berbagi inspirasi melalui TempusDei. Foto: dokumen pribadi.
Eleine dan Singgih suaminya. Menemukan rahmat terselubung dalam masalah. Foto: dokumen pribadi.

Banyak cara untuk mengolah masalah, pikiran dan perasaan menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Eleine Magdalena memilih cara membaca, berpikir (merenung) dan menulis sebagai caranya. Maka benarlah bahwa membaca, berpikir dan menulis adalah “saudara kembar siam” yang sulit dipisahkan. Bagaimana itu terjadi pada diri Eleine?

Pada masa-masa awal pernikahannya, Eleine mengalami situasi berat karena tidak bisa merealisasikan impiannya sejak kecil untuk menjadi wanita karier.  Lima tahun pernikahan ia jalani dengan rasa frustrasi. Dia benar-benar tidak bisa menerima hanya tinggal di rumah.

Waktu Tuhan

Mungkin inilah yang disebut “waktu Tuhan” atau tempus Dei. Setelah melalui berbagai perjuangan, akhirnya sang suami mengizinkannya menempuh Master Pendidikan tahun 2010 di STAN (Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara). Sebelumnya pada 1997-2003 atas izin suami ia mengisi waktunya dengan belajar Teologi dan Kitab Suci sebagai mahasiswi paruh waktu di STFT Widya Sasana Malang. Di kampus ini jugalah ia menempuh studi tingkat doktoral teologi saat ini.

Kembali sejenak ke soal impian menjadi wanita karier. Karena impian menjadi wanita karier, sejak kecil Eleine belajar giat untuk berprestasi. Dalam bidang organisasi, ia menjadi ketua OSIS, ketua himpunan mahasiswa jurusan. Selain itu, ia memperlengkapi diri dengan keahlian komputer dan bahasa Inggris lewat kursus-kursus. Karena kepandaiannya berbahasa Inggris, ketika SMA ia mendapat kepercayaan dari guru bahasa Inggris di sekolahnya untuk memberi les Bahasa Inggris kepada adik kelas. Muridnya terus bertambah.  Dari memberi les ia mendapatkan tambahan uang saku.

Terdorong rasa ingin berbagi Eleine juga mengajar bahasa Inggris dan pelajaran tambahan kepada anak-anak pemulung di TPA dan di panti asuhan yang tertinggal dalam pelajaran sekolah khususnya Bahasa Inggris dan Matematika.

Selama kuliah ia kerap mendapat bea siswa karena prestasi dan keaktifan dalam organisai. Dan akhirnya lulus dengan predikat mahasiswa teladan Ubaya (Universitas Surabaya) dari seluruh jurusan tahun 1994.

Timbul Ketegangan

Tidak lama setelah menyelesaikan kuliah S1 di Ubaya (1994), wanita kelahiran Makassar, 15 Maret 1971 ini menikah dengan Paulus Singgih Hendra Wijaya. Sejak awal menikah keinginan untuk melanjutkan kuliah S2 dan berkarier begitu kuat. Namun timbul masalah. Suaminya tidak merestui. Singgih ingin sang istri mencurahkan perhatiannya untuk mengurus rumah tangga dan buah hati mereka.

Hal ini menimbulkan banyak ketegangan. Ketika kemudian Eleine meminta izin untuk kuliah S2 sang suami juga tidak membolehkan dengan alasan yang sama. Hal ini membawa rasa frustrasi namun dalam ketaatan kepada suami, akhirnya Eleine menemukan panggilan Tuhan, yaitu melayani Tuhan lewat keluarga dan sesama.

Dengan “hanya” tinggal di rumah, Eleine memiliki banyak waktu luang. Meski tidak mudah, dia berusaha berdamai dengan situasi dengan melakukan hal-hal yang mengembangkan dirinya, yakni membaca Kitab Suci, buku psikologi, rohani serta berdoa.

Dalam pergulatan mendalam merenungkan panggilanNya sebagai seorang istri dan kerinduan melayani Tuhan secara total, lahirlah sejumlah buku best seller seperti Menjadi Kekasih Tuhan dan Kekasih Suami, Menemukan Tuhan dalam Hidup Perkawinan, Menemukan Tuhan dalam Hidup Sehari-hari, Kisah Kasih Tuhan dan Mata Iman.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa buku-buku tersebut berisi kristal-kristal pengalaman dalam berkeluarga dan menjadi sebentuk Blessing In Disguise atas gagalnya cita-cita berkarier. Ya, akhirnya ia sungguh menemukan Tuhan dalam hidup berkeluarga.

Terhitung 13 Juni 2020, melalui rubrik ROMANTIKA di tempusdei.id, Eleine akan berbagi inspirasi dalam mengarungi hidup berkeluarga. Ibu dua anak ini akan menulis secara reguler setiap minggu sebagai bagian dari berbagi pengalaman menemukan cinta Tuhan dalam peristiwa hidup sehari-hari, dalam pelayanan kepada keluarga dan sesama tentu juga dalam penderitaan.

Melalui TempusDei, Ibu Eleine akan selalu hadir sebagai inspirasi dan teman seperjalanan bagi Anda. Secara perlahan, namun pasti, TempusDei.id merealisasikan tagline-nya: “Inspiratif Tembus ke Hati”. Selamat membaca dan mereguk rahmat. (tD/EDL)

 

Related Post

2 thoughts on “Eleine Magdalena dan Blessing In Disguise dari Hidup Berkeluarga”

Leave a Reply