TEMPAT yang paling menarik dikunjungi ketika seseorang berada di Austria adalah bangunan-bangunan gerejanya. Di mana-mana ada gereja dengan bangunan yang indah nan megah berarsitektur menawan. Di Keuskupan Wina saja ada 1.400 gereja atau kapel.
Beberapa waktu lalu, InBene, mahasiswa Indonesia yang tengah memperdalam Bahasa Jerman di Kota Wina, Austria mengunjungi Gereja Stephansdom (dalam Bahasa Indonesia berarti Katedral St. Stephan). Gereja ini terletak di Stephanplatz, jantung kota Wina. Dibangun tahun 1137, selesai tahun 1160. Diberkati tahun 1147. Merupakan tujuan wisata utama bagi turis di kota Wina. Luas gereja ini 107×70 meter dan tinggi menara 136,7 meter. “Di sini kita bisa menaiki 343 anak tangga untuk tiba di atas menara dan bisa melihat pemandangan kota Wina dari atas,” jelas InBene yang juga kontributor tempusdei.id. Katedral ini terkenal dengan atapnya yang warna-warni. Dalam bahasa Jerman disebut buntedach.
InBene tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. “Saya terkagum-lagum di gereja ini. Di sini pula saya berdoa untuk orang-orang yang saya kasihi dan mengasihi saya. Saya juga bergumam, kalau bukan karena kasih Tuhan saya sampai di sini, karena apa lagi,” ucap InBene penuh syukur bisa mendapat kesempatan menimba ilmu di kota musik ini.
InBene juga menjelaskan bahwa Keuskupan Wina memiliki sebuah aplikasi untuk smartphone yang dikenal dengan nama “1000 Kirche”. Di dalam aplikasi itu lengkap informasi tentang lebih dari 1.400 gereja atau kapel di wilayah Keuskupan Wina. “Melalui aplikasi itu kita bisa mendapat informasi lengkap tentang jadwal misa, pengakuan dosa, alamat, juga peta dan akses kendaraan,” jelasnya.
Umat Memiliki Banyak Devosi
Austria merupakan salah satu negara maju di Eropa dan terkenal sebagai negara terkaya ke-12 di dunia berdasarkan pendapatan perkapita. Wilayahnya berbatasan dengan negara Jerman, Ceko, Italia, Slovenia, Slovakia, Hungaria dan Swiss. Negara dengan luas wilayah kurang lebih sekitar 83.879 km² ini ibu kotanya adalah Wina.
Jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Eropa Barat, total populasi Austria menempati urutan ke-5. Tepatnya berada di bawah negara Belanda (17,1 juta jiwa) dan Belgia (11,5 juta jiwa). Sedangkan dua negara di bawahnya, yaitu Switzerland (8,6 juta jiwa) dan Luxembourg (625 ribu jiwa).
Dan berdasarkan data 2019, jumlah penduduk Austria sebanyak 8.901.064. Dari jumlah ini 4.984.633 atau 56,0% Katolik sedangkan 283.628 atau 3,2% Protestan. Sisanya dari agama lain.
Begitu dominannya kedua agama tersebut, di mana-mana dengan mudah dijumpai bangunan gereja dengan arsitektur yang sangat menawan. Meski akibat gerusan sekularisasi terjadi penurunan populasi kedua denominasi, umat yang ke gereja masih tergolong banyak.
Mungkin penyebab masih banyaknya orang Austria merayakan ekaristi di gereja, serupa dengan pendapat Kardinal Suharyo ketika menjawab sebuah pertanyaan “apakah suatu saat gereja di Indonesia akan mengalami nasib seperti gereja-gereja di Eropa yang ditinggal umatnya?” Kardinal menjawab, Indonesia tidak akan mengalami hal seperti di Eropa karena umat Katolik di Indonesia memiliki banyak devosi yang kuat. Umat Katolik di Austria juga dikenal memiliki banyak devosi sehingga bisa bertahan terhadap “serangan” sekularisasi.
Suasana seperti inilah yang biasa InBene saksikan. InBene biasa mengunjungi gereja-gereja di sana secara bergantian. Selain untuk mengikuti perayaan Ekaristi, kesempatan datang ke gereja-gereja tersebut ia manfaatkan untuk melakukan rekreasi religius dan mengenal bangunan-bangunan yang ada berikut sejarahnya, walau tidak secara mendetail. (tD/EDL)