Mon. Nov 25th, 2024
Anthony Dio Martin

Oleh Anthony Dio Martin, Best EQ trainer Indonesia, direktur HR Excellency

Di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan, tetap saja ada lowongan yang tersedia. Nah! Agar menjadi pemenang atas lowongan yang terbatas itu, pelamar perlu mengetahui hal-hal praktis, namun menentukan.

Sebagai coach dan praktisi yang puluhan tahun bergelut di bidang HRD, dalam menghadapi wawancara kerja, saya selalu menyarankan para peserta interview untuk ingat prinsip 3P, yakni Prepare, Practice serta Perform. Intinya, untuk sukses interview kerja, lakukan persiapan dan latihan yang baik, dan perhatikan penampilan Anda. Lakukan semuanya dengan cerdas.

5 Tips Sederhana

Ingatlah, wawancara kerja menyangkut masa depan Anda, maka cermat dan bersungguh-sungguhlah menghadapinya. Berikut beberapa  tips penting untuk Anda pehatikan.

Pertama, kesan pertama menggoda. Jadi usahakanlah pada saat 30 detik pertama, Anda harus memberikan kesan terbaik. Mulai dari baju yang Anda pakai, cara Anda menjabat tangan hingga senyuman yang Anda berikan, semuanya adalah kesan pertama. Karena itu, usahakanlah mengenakan baju yang rapi dan “professional look”. Dan jangan lupa, berikanlah senyuman terbaikmu, saat menjawab dan menanggapi perbincangan dari pewawancara.

Kedua, gunakanlah bahasa yang positif. Seorang pewawancara ingin melihat hal-hal yang positif pada diri Anda. Karena itulah, meskipun Anda suka gosip, tinggalkanlah sejenak. Ruang interview bukan ruang curhat, bukan juga ruang untuk mencela ataupun mengeritik bos atau perusahaan Anda sebelumnya. Seorang interviewer yang profesional akan berpikir, “Kalau sekarang saja dia sudah membicarakan hal buruk soal perusahaannya, kelak dia pun akan membicarakan soal hal ini kepada orang lain atau perusahaan lain”. Jadi, gunakanlah bahasa-bahasa yang positif.

Ketiga, jawablah dengan pesan yang jelas, menyenangkan tapi juga tidak bertele-tele. Ingat, waktu pewawancara tidak banyak sehingga jangan menjawab dengan bertele-tele. Tapi di sisi lain, jangan juga menjawab terlalu singkat hanya dengan kalimat, “Ya”, “Tidak”, “Benar”. Ingatlah, ini adalah interview kerja, bukan interogasi! Jadi, tugas Anda adalah memberi informasi sebanyak mungkin yang bisa menciptakan kesan positif tentang diri Anda.

Keempat, bawalah bukti dan hasil kerjamu. Saat ini, para pewawancara takut salah memilih orang. Masalahnya, banyak pelamar yang cuma pintar bicara, namun hasil nol besar. Karena itu, kalau Anda pernah punya contoh hasil karya, foto, dokumen ataupun file hasil kerja yang tidak terlalu confidential, Anda bisa memberikan contohnya atau menunjukkannya. Hal ini akan menciptakan kesan yang baik tentang kualitas diri Anda.

Kelima, sekali lagi jagalah perilaku Anda. Sebelum Anda masuk, sapalah security atau resepsionis dengan ramah. Begitu pula saat Anda hendak pulang. Tunjukkanlah bahasa tubuh yang santun dan menghargai orang.

Setelah wawancara selesai, mintalah kartu nama atau alamat e-mail pewawancara. Dan segera setelah interview, kirimlah e-mail hanya untuk menunjukkan rasa terima kasih Anda karena sudah memberikan kesempatan untuk ngobrol tentang diri Anda. Tapi sekali-kali jangan mendesak si pewawancara untuk memberi informasi hasil wawancara. Biasanya, perusahaan sudah memiliki sistem tersendiri.

Oya, jangan lupa, pada saat interview, khususnya di bagian akhir, tanyakanlah hal-hal yang belum Anda ketahui. Lebih baik pertanyaan akhir ini lebih banyak Anda fokuskan pada pekerjaan yang hendak ditawarkan kepada Anda. Kalaupun Anda tertarik sekali untuk tahu berapa gaji dan insentif yang diberikan kepada Anda, tanyakanlah secara terselubung di antara pertanyaan Anda di seputar pekerjaan yang Anda hendak lakukan. Seorang rekan saya yang membawahi bagian eksekutif search pernah berkata , “Ill feel rasanya bertemu dengan kandidat yang belum-belum, sudah bertanya panjang lebar soal gaji dan insentifnya, sementara kemampuannya sendiri belum teruji”. Salam Antusias!

 

 

Related Post

Leave a Reply