Jakarta, TEMPUSDEI.ID (11/11) – Perkumpulan Wartawan Media Indonesia menobatkan drg. Aloysius Giyai, M. Kes sebagai “Tokoh Inovatif Kesehatan 2020”. Dokter Alo dinilai memiliki komitmen yang kuat dan konsisten dalam mengabdi tanah kelahirannya melalui ilmu dan jabatan yang ia miliki.
Dokter lulusan Unair Surabaya ini berkali-kali membuktikan komitmennya dalam mengabdi masyarakat melalui profesi dan jabatannya.
Ketika ia dipercaya menjadi menjadi direktur RSUD Abepura (2009-2014), dia berhasil membenahi rumah sakit yang sebelumnya kumuh menjadi rumah sakit yang tertata rapi dan akhirnya menjadi rumah sakit rujukan nasional. Ketika menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua (2014-2020), pria dari suku Mee ini keluar masuk daerah pedalaman untuk memberikan pelayanan terbaik.
Dan saat menjadi Direktur Eksekutif Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP, 2013-2020), ia muncul dengan programnya yang fenomenal, yakni “Pelayanan Kaki Telanjang”.
Dalam program ini, dia merekrut sejumlah petugas kesehatan yang berkomitmen untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Tugas utama petugas Kaki Telanjang adalah melayani masyarakat dengan tinggal bersama mereka. Dan kini, di tengah impitan virus korona, dia berusaha agar seluruh pasien korona ditangani dengan baik. Sementara itu, dia juga membangun sejumlah fasilitas baru untuk memaksimalkan pelayanan di RSUD Jayapura.
Sebagai dokter, jelas Alo, dia sangat terikat oleh sumpah. Ia pun tidak akan membiarkan seorang pun meninggal, apa pun taruhannya baik jabatan maupun nyawa. Saya pasti membela kehidupan siapa pun. Jabatan dan nyawa saya pertaruhkan,” tandas drg. Alo yang juga Direktur RSUD Jayapura ini.
Dia menyadari, jabatan yang dia miliki adalah untuk melayani rakyat. Dia bahkan mempertaruhkan segalanya dipicu oleh pengalaman masa lalu yang sangat berat bahkan diikuti banyak tragedi. “Saya tidak mau itu terulang kepada orang lain. Saya berusaha keras untuk itu walau banyak juga kelemahan kami,” ujar pria yang selalu enerjik ini.
Membela komitmen pelayanannya, beberapa kali dia “melanggar” peraturan dengan tetap memberikan pelayanan secepat-cepatnya kepada mereka yang belum terdata. “Sekali lagi ini urusan nyawa. Jadi saya harus bergerak cepat, sedangkan hal administratif tetap bisa diurus kemudian,” ujarnya.
Enam belas tokoh yang lain adalah Dr. Rahmat Effendi (Tokoh Toleransi), Gus Ruchul Maani (Tokoh Ormas Non Kristen), Alm. DR (HC) Drs. Jakob Oetama (Tokoh Pers Inspiratif), Sugeng Teguh Santoso, SH (Tokoh Pengawal Hukum), Dr. Stefanus Roy Rening, SH (Tokoh Pemikir Hukum), RG Setio Lelono (Tokoh Advokasi Gereja), Handoyo Budhisejati (Tokoh Organisasi Katolik), Djasermen Purba (Tokoh Ormas Kristen), Mayjend. dr. Albertus Budi Sulistyo (Tokoh Kesehatan), J. Irwan Hidayat (Tokoh Jamu Herbal Inspiratif), Sandec Sahetapy (Tokoh Penggerak Budaya), drg. Aloysius Giyai, M.Kes (Tokoh Inovatif Kesehatan), Tetty Paruntu (Tokoh Perempuan), Jerry Pattinasarany (Tokoh Inspiratif Muda), James Koleangan (Tokoh Pengusaha Muda), Christie Damayanti (Tokoh Disabilitas Inspiratif), Pdt. Rubin Adi Abraham (Tokoh Sinode).
Sejak ia menjabat berbagai posisi, Alo selalu mengikhtiarkan dirinya untuk orang miskin. Ia bahkan “melanggar” aturan demi melayani mereka.
Keinginan Alo untuk membantu sesamanya dengan bersungguh-sungguh sangat kuat dan tidak pernah padam. “Saya tidak akan membiarkan mereka menderita, dengan profesi dan jabatan saya akan melakukan sesuatu untuk mereka,” ujar Alo. (tD)