Fri. Nov 22nd, 2024

Keluarga Korban Pembunuhan Sadis di Sigi, Sulteng, Trauma dan Tidak Mau Kembali ke Rumah

Tragdi Sigi-Pdt Jimmy Sormin (PGI) berdiskusi dengan penduduk.

TEMPUSDEI.ID (3/12/20)

Tragedi yang terjadi di dusun Lewonu, desa Lembantongoa, kecamatan Sigi, Palu, Sulawesi Tengah, pada 27 November 2020 lalu masih menyisakan trauma mendalam pada keluarga korban. Mereka bahkan tidak mau kembali ke rumah mereka di dusun Lewonu. Tragedi sadis itu masih sangat membayang di mata mereka. Betapa tidak? Anggota keluarga mereka digorok tanpa peri kemanusiaan.

Untuk bersolider dan membantu memulih trauma mereka, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Pimpinan Gereja Bala Keselamatan (BK) mengunjungi korban dan warga terdampak aksi teror tersebut pada 2/12.

Bersama Pimpinan Bala Kesalamatan (BK), Kolonel Yusak Tampai dan Letnan Kolonel Alberth Sarimin, perwakilan Majelis Pekerja Harian (MPH-PGI), Pdt. Jimmy Sormin, Sekretaris Eksekutif Bidang KKC PGI, mengunjungi lokasi pembantaian warga gereja Bala Keselamatan itu.

Pdt Jimmy, Kol Yusak dan Kapolda.Pra

Di lokasi kejadian Pimpinan Bala Keselamatan dan Pdt. Jimmy sempat berkoordinasi dengan Kapolda Sulawesi Tengah serta tim gabungan TNI dan Polri yang sedang mengamankan lokasi kejadian dan memburu para pelaku teror. Tidak lupa para hamba Tuhan ini mendoakan aparat keamanan yang tengah bertugas tersebut.

Selepas mengunjungi lokasi kejadian, rombongan melakukan kunjungan pastoral ke para keluarga korban dan warga dusun Lewonu yang diungsikan di desa Lembantongoa.

Kunjungan ke lokasi silih berganti, bahkan menyebabkan keluarga korban tidak sempat istirahat, bahkan tidak sempat makan sehingga tampak lemas. Tamu dari berbagai tempat baik lembaga atau organisasi maupun perorangan datang mengunjungi untuk menghibur dan menyatakan solidaritas.

Di tengah ramainya kunjungan itu,  Pdt. Jimmy, Kol. Yusak dan Let-kol. Sarimin mendoakan dan menghibur mereka.

Sebagai Komandan Teritorial BK, terhadap warga gerejanya dan warga dusun Lewonu lainnya Kol. Yusak menyampaikan rasa duka mendalam mewakili keluarga besar BK Indonesia maupun Internasional. Ia pun menekankan bahwa BK akan terus mengawal proses pemulihan kembali, serta bertanggung jawab hingga mereka mendapat tempat tinggal yang baru dan kehidupan yang lebih baik.

Pdt. Jimmy menyampaikan bela rasa dari MPH-PGI bahkan gereja-gereja anggota PGI di seluruh Indonesia yang turut mendoakan sejak hari kejadian. “Duka warga BK dan dusun Lewonu adalah juga duka gereja-gereja di Indonesia,” kata Pdt. Jimmy seraya mengingatkan betapa berharganya mereka bagi Tuhan dan warga gereja yang terus mengingat dalam doa-doanya.

Melalui kunjungan pastoral ini pula PGI dan BK menyampaikan bahwa tragedi tersebut adalah tindakan kekerasan yang tidak dapat diterima. Peristiwa tersebut adalah tindakan kekerasan murni dan tidak memiliki kaitan dengan religious persecution/ persekusi agama.

PGI dan BK juga mengapresiasi upaya dan rencana pemerintah pusat dan daerah, bersama aparat TNI dan Polri, dalam menangani peristiwa tersebut dan dalam upaya melakukan pencarian para pelaku teror, serta rehabilitasi para keluarga korban dan warga masyarakat yang terdampak.

PGI dan BK mengapresiasi pihak-pihak yang memberi perhatian dan bantuan kepada keluarga korban dan warga dusun Lewonu lainnya. PGI dan BK juga memohon perhatian dan kesediaan pemerintah maupun pihak-pihak yang ingin memberi perhatian dan bantuan agar memerhatikan kesehatan fisik maupun mental para korban yang lelah dan masih trauma, dengan mengatur waktu kunjungan, wawancara atau aktivitas lainnya.

Hal lain yang diingatkan adalah agar kejadian dan situasi warga Lewonu tidak dieksploitasi untuk kepentingan-kepentingan sepihak dan tidak bertanggung jawab.

Diingatkan pula untuk mengantisipasi potensi gesekan sosial dan ketidakamanan akibat berbagai bantuan yang diterima oleh keluarga korban. Keamanan masyarakat Lembantongoa pasca-penyerangan harus terus menjadi prioritas pemerintah melalui TNI-POLRI. (tD)

 

Related Post

Leave a Reply