Kagoshima, Jepang, TEMPUSDEI.ID (3/12/20)
Tanggal 3 Desember merupakan peringatan Santo Fransiskus Xaverius. Bagi masyarakat Jepang, terutama untuk sejarah kekatolikan di Jepang, FX mempunyai peran khusus. Ya FX adalah misionaris pertama yang datang ke tanah Jepang dan menyebarkan iman Katolik di sana.
Setiap tahun, Keuskupan Kagoshima akan mengadakan perayaan khusus pada tanggal 15 Agustus dan 3 Desember. Semua perayaan tersebut tentu saja berkaitan dengan Santo Fransiskus Xaverius.
Fransiskus Xaverius pertama kali tiba di Jepang pada 15 Agustus 1549 di kota Kagoshima. Ia berada di Jepang selama 2 tahun 3 bulan untuk mengajarkan kekatolikan bagi masyarakat Jepang di 6 kota.
Dia meninggal di Sanchian, Cina pada 3 Desember 1552. Dan pada 1662 dinyatakan sebagai santo dan diperingati setiap 3 Desember.
Keuskupan Kagoshima selalu mengadakan perayaan khusus berkaitan dengan Santo Fransiskus Xaverius. Begitu juga pada 3 Desember 2020. Walaupun dalam suasana pandemi, Uskup Kagoshima Mgr. Fransiskus Xaverius Nakano Hiroaki memimpin perayaan Ekaristi di Katedral Xavier. Tidak banyak dihadiri umat. Namun Perayaan Ekaristi tetap berjalan dengan khidmat sambil tetap menjaga protokol kesehatan.
Kisah Hidup Santo FX
FX adalah pelindung para misionaris. Ia adalah seorang misionaris dan santo yang paling banyak membaptis. Tercatat selama di India ia membaptis sekitar 10.000 orang dalam waktu 1 bulan, di Jepang ia membaptis 1000 orang dalam waktu 1 bulan. Karya misinya sangat berpengaruh membawa kekatolikan di Asia. Ia seorang dari Spanyol, yang studi di Perancis dan mendapat perutusan dari Portugal.
Selama 10 tahun ia bermisi di India, Malaka, Indonesia dan Jepang. Dalam pelayarannya, ia sempat kehilangan salibnya karena jatuh ke laut. Keesokan harinya datang seekor kepiting membawa salibnya. Ia berjuang dengan kendala bahasa. Ia selalu mempelajari bahasa setempat agar bisa menerjemahkan ajaran gereja dan bisa mengajarkan kekatolikan dengan mudah kepada masyarakat setempat.
Sikapnya yang penuh cinta kasih dan perhatian pada umat, membuatnya disegani dan dicintai. Ia rela melepaskan impian-impian masa mudanya demi mengabdikan hidupnya pada misi Allah. Setelah meninggal, tangan kanannya dijadikan relikui. Karena dengan tangan kanannya itulah ia telah membaptis begitu banyak orang sehingga demikian banyak umat Katolik di Asia hingga saat ini. (Sr. Bene Xavier)