TEMPUSDEI.ID (28/12/20)
Kabar duka kembali datang dari Bumi Cendrawasih, Papua. Seorang Frater bernama Zhage Sil menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan di dalam sebuah selokan di Jayapura.
Frater Zhage yang merupakan calon imam Keuskupan Manokwari, Sorong ini dikenal vokal menyuarakan hal-hal berkaitan dengan berbagai tindakan diskriminatif yang menimpa orang-orang Papua. Salah statusnya di wall FB pada 8 Juni 2020 berbunyi: “Bersuaralah yang lantang atas kebenaran dan keadilan…. Allah akan memihakmu”. Status yang lain pada hari yang sama berbunyi: Bersuaralah yg lantang… Sebab suara kenabianmu akn bergema di negeri ini…. Tulang belulang manusia papua, leluhur papua, alam papua dan Allah sllu akan besertamu…”
Menanggapi peristiwa keji tersebut, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan, pihak kepolisian harus dengan cepat menyelidiki dan menemukan pelaku pembunuhan tersebut.
“Polisi harus segera menyelidiki kasus terbunuhnya Frater Zhage Sil dan menemukan pelakunya. Setelah itu diproses hukum secara adil dan transparan,” tegas Beka dalam cuitan akun Twitter resminya @bekahapsara, Minggu (27/12).
Senada dengan Beka, analis terorisme dari UI Stanislaus Riyanto menyampaikan rasa prihatin atas kematian Frater Zhage Sil yang sangat tidak wajar itu. “Kematian Frater Zhage Sil yang tidak wajar memang sangat memprihatinkan. Frater Zhage Sil sebelumnya kerap menyuarakan keadilan dan penghapusan rasisme terhadap masyarakat Papua,” kata Stanislaus kepada tempusdei.id.
Kasus ini lanjut Stanislaus, harus diusut tuntas. “Polri sebagai penegak hukum harus lebih aktif menyelidiki dan mengungkap kasus ini, jika perlu Komnas HAM juga turun tangan,” tegasnya.
Untuk pertama kalinya, Informasi Kematian Frater Zhage Sil disampaikan akun Twitter @KatolikG pada Minggu (27/12). (tD)