JAKARTA, TEMPUSDEI.ID (13/1/210
Presiden Jokowi telah mengajukan Kabareskrim, Komjen Pol Listyo Sigit kepada DPR sebagai calon tunggal untuk menjadi calon Kapolri. Proses selanjutnya, DPR akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azsis yang segera pensiun.
Di mata pengamat kepolisian dan terorisme dari UI Dr (Cand) Stanislaus Riyanto, jika menjadi Kapolri, maka Komjen Pol Listyo akan sangat menarik, selain karena memiliki usia kerja yang cukup panjang hingga tahun 2027, juga karena dari kalangan Katolik.
Ke depan, kata Stanis, Kapolri mempunyai tugas berat terutama dengan semakin kuatnya kelompok trans nasional yang melakukan kejahatan luar biasa seperti terorisme dan narkotika. “Penanganan masalah intoleran, radikal dan terorisme menjadi tantangan tersendiri jika Kapolrinya adalah Listyo Sigit, terutama jika dihadapkan pada isu agama,” jelasnya.
Karena itu kata pria asal Semarang ini, Listyo harus menunjukkan profesionalitas, merangkul semua kalangan, tetapi tetap tegas jika ada pelanggaran hukum. Selain itu juga perlu membangun jaringan dengan para pemuka agama. “Tentang hal ini, sudah Listyo Sigit lakukan ketika bertugas di Banten dan Surakarta, dan berhasil,” tambahnya.
Mantan anggota DPD Laode Ida menyebut, pilihan Presiden atas Komjen Listyo sangat tepat untuk menciptakan suasana kondusif di tengah masyarakat sekarang ini. Alasannya, karena Komjen Sigit dikenal sebagai sosok polisi yang santun, ramah, komunikatif dan sejuk.
Jelas Laode, lulusan Akpol tahun 1991 ini pernah bertugas di Sulawesi Tenggara dan meninggalkan kesan yang sangat positif di daerah itu. Lalu saat menjadi Kapolda Banten, kendati awalnya ssdikit mendapat reaksi penolakan dari sekelompok masyarakat, namun pada akhirnya kepemimpinannya di Polda Banten dengan sangat damai.
“Kita berharap tidak ada lagi pihak yang mempersoalkan keyakinan dari Komjen Sigit. Yang bersangkutan adalah figur yang miliki karakter toleransi yang tinggi dan teruji. Yang perlu dicatat juga, kepemimpinan di Polri adalah profesional, bukan berdasarkan agama,” kata Laode lagi.
Laode mengingatkan bahwa jabatan kapolri bukan jabatan kepentingan ideologi dan agama tertentu. Yang terpenting, seorang Kapolri hadir sebagai figur pencipta kedamaian, pencipta kesejukan dalam masyarakat, penegakan hukum dan perlindungan masyarakat yang heteregon di bangsa ini. Dan sekali lagi, sosok itu ada pada diri Jend Pol Sulistyo Sigit,” pungkasnya. (tD)