Eleine Magdalena, Penulis buku-buku best seller
TEMPUSDEI.ID (20/1/21)
“Nilai doa ditentukan oleh seberapa besar iman, harapan, dan kasih kita kepada Tuhan.”
Suatu kali seorang teman, Roy (bukan nama sebenarnya), datang kepada kami menceritakan permasalahan dalam rumah tangganya. Dia mengeluhkan bahwa perkawinan mereka di ambang perceraian. Sang istri, Ria (bukan nama sebenarnya), meminta untuk bercerai karena menganggap suami bekerja berlebihan dan tidak mengenal waktu. Padahal sebelum menikah pun Ria sudah mengerti ritme bekerja suaminya. Roy sangat frustrasi menghadapi sikap istrinya. Ia tidak tahu bagaimana harus menghadapi situasi ini. Kami hanya dapat mendengarkan dan meminta dia berdoa Rosario, novena dan beberapa doa dari buku doa yang biasa kami daraskan juga.
Tidak sampai sepuluh hari setelah itu, Roy menyampaikan kabar bahwa terjadi perubahan dalam sikap istrinya. Biasanya Ria sudah malas menegur suaminya, bersikap dingin, berkata-kata kasar dan suka mengejek. Namun, kini Ria bisa mengajak berkomunikasi dengan akrab, menyiapkan makanan, dan keperluan suaminya. Semua ini dilakukan istrinya hampir tanpa mengeluh. Roy mengalami benar kuasa doa telah mengubah dirinya dan istrinya.
Memang masalah masih ada, namun ketika mereka mengalami kebuntuan dalam berkomunikasi, kehilangan semangat untuk memperbaiki relasi, kekuatan doalah yang mampu mencairkan kebekuan dan menyatukan hati mereka.
Kisah berikut ini menceritakan bagaimana lewat doa-doa yang dipanjatkan, seseorang bisa mendapat banyak berkat berupa materi maupun rohani.
Surya, menceritakan pengalamannya akan kuasa doa. Sejak Januari 2013 berkat anjuran seorang kenalannya, ia berdoa Rosario setiap hari. Sejak ia berdoa Rosario banyak perubahan yang dirasakannya. Yang paling jelas adalah hatinya menjadi lebih tenang. Ia juga menjadi takut berbuat dosa. Kalau tadinya ia sering berpikir negatif tentang orang lain dan menghakimi, sejak rutin berdoa Rosario, ia dapat lebih mengendalikan diri. Ketika pikiran negatif itu muncul, ia berpikir dua kali sebelum memberikan penghakiman dan cap negatif kepada orang lain. Ia beroleh rahmat untuk melawan kecenderungan negatif dalam dirinya.
Surya juga mendapatkan penyelesaian dalam masalah pekerjaan ketika ia berdoa Rosario dan Novena Tiga Salam Maria. Suatu ketika ia mendapat tawaran pekerjaan yang cukup besar namun tidak mempunyai cukup modal untuk membiayai proyek tersebut. Meminjam dana di bank juga butuh waktu dan proses tidak sederhana. Sedangkan proyek yang dikerjakan perlu dana segera. Tanpa disangka-sangka seorang teman menawarkan dana untuk kerjasama dalam proyek tersebut.
Kali lain rumah tempat workshop dan kantor di mana ia bekerja akan habis masa kontraknya. Pemilik rumah tidak mau memperpanjang kontrak karena berniat untuk memakai sendiri. Tentu saja memindahkan barang dan perlengkapan serta penggantian nomor telpon kantor bukan hal sederhana. Surya hanya dapat berdoa agar mendapat perpanjangan kontrak. Tanpa disangka pemilik rumah mengatakan bahwa ia tidak jadi memakai sendiri rumah itu dan berniat menjual jika Surya yang membeli. Surya ingin sekali membeli agar dapat tetap bekerja di tempat tersebut, namun belum mempunyai cukup dana untuk membeli rumah yang tergolong mahal itu. Surya dalam kepasrahan hanya mengandalkan doa.
Belum genap sembilan hari doa novenanya telah dikabulkan. Istri Surya menawarkan uang tabungannya untuk membeli rumah. Jumlah tabungan pun pas nilainya dengan harga yang disepakati dengan pemilik rumah. Hal yang sebelumnya tidak pernah diduga oleh Surya bahwa ia dapat membeli rumah tersebut tanpa modal di tangannya. Hanya doa dan kesungguhan untuk bekerja yang ia bawa kepada Tuhan.
Surya mengatakan bahwa sesungguhnya ia belumlah terlalu tekun dalam berdoa, namun ia sedang berusaha untuk bisa setia berdoa. Doa yang tidak sempurna ini pun ternyata memberikan jawaban yang melampaui perhitungan akal bagi banyak persoalan yang dialaminya.
Kisah inspiratif berikut ini bisa menunjukkan kepada kita bagaimana dalam berdoa pun kita sering terganggu dan tidak terfokus kepada-Nya.
Seringkali saya tidak merasakan apa-apa ketika berdoa. Sering juga rasa malas, rasa ngantuk saya alami sebelum berdoa dan selama berdoa. Namun, saya teringat St. Theresia dari Lisieux pernah berkata, ia percaya bahwa Tuhan tetap menyayanginya meskipun ia mengantuk ketika berdoa. Hal ini membuat saya tidak berkecil hati dan tidak berhenti berdoa walaupun dalam keadaan lelah atau mengantuk. Saya pun pernah mengalami kekeringan dan tidak merasakan apa-apa dalam doa. Namun, saya teringat St. Yohanes dari Salib mengajarkan untuk tidak mencari kenikmatan apa-apa dalam hal-hal rohani termasuk dalam doa.
Saya juga pernah mengalami sukacita, merasa senang, bahkan menangis karena bahagia ketika berdoa. Namun, saya tahu nilai doa bukanlah ditentukan oleh perasaan saya. Ketika saya tidak merasakan apa-apa bukan berarti Tuhan tidak hadir. Nilai doa ditentukan oleh seberapa besar iman, harapan, dan kasih kita kepada Tuhan. Setia untuk tetap berdoa bagaimanapun keadaan kita akan memajukan hidup rohani dan memperdalam cinta kita kepada-Nya. (Kisah Kasih Tuhan, 2015)