Fri. Nov 22nd, 2024

Ada  Varian Baru Covid-19? Ini Penjelasan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito (Foto: Dokumen)

JAKARTA, TEMPUSDEI.ID (23/1/21)

Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa tingginya kasus positif Covid-19 belakangan, bukan disebabkan munculnya varian baru virus Sars-Cov2 seperti yang muncul di Inggris. Hal ini kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, hal ini terbukti dari hasil pelacakan genum Sequencing oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

“Hasil pelacakan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyatakan bahwa jumlah whole genum sequencing yang telah dikumpulkan kepada GISIAID atau bank data influenza di dunia sebanyak 244, tidak ditemukan mutasi B117 sampai saat ini. Namun, jenis mutasinya sudah banyak ditemukan ialah berjenis D614G,” tegas Wiku memberi keterangan pers tentang perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (21/1/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Oleh karena itu, untuk menekan peluang adanya mutasi virus Sars-Cov2, yang harus dilakukan ialah menekan replikasi atau infeksi virus dengan menghambat laju penularan. Caranya dengan ketat menerapkan disiplin protokol kesehatan bagi masyarakat. Dengan demikian, tidak ada ruang bagi virus untuk mereplikasi dirinya.

Untuk itu Wiku mengingatkan masyarakat untuk tidak pernah lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, utamanya 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Masyarakat diminta untuk selalu berhati-hati dan waspada di manapun berada. Karena kemunculan kasus positif bukan sekadar angka, namun sudah bermunculan di lingkungan terdekat dari masyarakat it sendiri. “Jika kita lengah menjalankan disiplin provtokol kesehatan, maka cepat atau lambat kita sendirilah yang akan menjadi bagian dari angka penambahan kasus positif maupun berada di ruang perawatan Covid-19,” pesan Wiku. (tD)

Related Post

Leave a Reply