Mon. Nov 25th, 2024
steven-spielberg, karena jatuh cinta

Oleh Anthony Dio Martin, motivator dan penulis buku best seller

Suatu ketika, seorang anak kecil sedang mengamati sebuah cerek yang sedang mendidih. Itu adalah cerek neneknya. Tapi si anak ini penasaran. Penasaran sekali. Bagaimana caranya agar uap panas itu tidak keluar. Sementara itu, si nenek begitu khawatir cucunya terluka. Berkali-kali si anak kecil ini diperingatkan. Tapi ia tidak hirau. Tiap hari si anak itu begitu senangnya main ke dapur, merepotkan neneknya dengan upayanya membuat uap panas dari cerek neneknya tidak keluar. Namun tak pernah berhasil. Dan neneknya pun akhirnya malas mencegah anak itu yang begitu tertarik dengan uap panas. Kelak, si anak itu menjadi penemu mesin uap. Dialah James Watt!

steven-spielberg

Waktu masih di SD, si anak ini mendapat hadiah tak terduga. Sebuah kamera perekam gambar. Anak ini begitu gembira. Kemanapun, ia membawa serta kameranya. Ia pun mulai merekam segalanya dengan kameranya. Hingga si anak ini becita-cita ingin melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan kamera perekam. Dan impian anak ini pun terwujud. Dialah Steven Spielberg!

Kisah-kisah di atas masih bisa kita lanjutkan dengan berbagi kisah orang sukses yang berhasil di bidangnya gara-gara satu alasan: mereka jatuh cinta dengan pekerjaannya. Akhirnya, kita melihat bahwa orang seperti ini tidak lagi melakukan pekerjaan dengan pikirannya, tapi juga dengan hatinya. Siang malam dan berjam-jam waktu mereka berikan untuk pekerjaan. Dan pada akhirnya, kita pun melihat bahwa orang seperti inilah yang memberikan kemajuan dan kontribusi bagi pekerjaannya, dan pada akhirnya juga memberi dampak bagi karirnya sendiri.

Sisi Baik dan Buruknya

Mencintai pekerjaan memang menjadi pedang bermata dua. Sisi baiknya, itulah yang memberikan kemajuan yang berarti bagi pekerjaan apa pun yang digeluti. Berjam-jam setiap hari selama puluhan tahun yang diberikan oleh Thomas Alva Edison telah memberikan berbagai penemuan luar biasa bagi dunia.

Marie Currie

Konon, Marie Currie juga menghabiskan waktu berjam-jam di labnya untuk menemukan Polonium dan Radium, bahan radioaktif yang sangat bersejarah bagi kehidupan manusia. Kalau bukan karena kecintaan Marie Currie untuk menciptakan bahan yang berharga sekaligus berbahaya ini, mungkin dunia tidak akan pernah mengenal unsur yang amat bermanfaat ini.

Namun kita tahu pula. Kadang kecintaan pada pekerjaan juga menuntut bayaran yang cukup mahal. Sebagai contoh kecil saja, Polonium dan Radium pula yang akhirnya membuat kematian bagi Marrie Currie. Ia meninggal oleh penyakit leukemia yang dideritanya, yang konon dikaitkan dengan akibat paparan radioaktif yang sering dialaminya. Itulah ongkos mahal yang harus ditebusnya karena kecintaaan pada pekerjaannya tersebut.

Meski Berisiko, Cintailah!

Begitulah, prestasi yang luar biasa tidak bisa setengah-setengah. Membutuhkan totalitas. Kemajuan yang berarti selalu diperoleh dari mereka yang sungguh memberikan hatinya bagi pekerjaannya. Makanya, seringkali ada ejekan yang mengatakan Dia memang datang ke tempat kerja, tapi hatinya ketinggalan di rumah”. Ini bentuk sindiran bagi mereka yang datang ke kantor, tapi hatinya setengah-setengah. Dan rasanya sulit bagi kita untuk melihat seseorang yang posisinya sampai di puncak tertinggi, tapi setiap harinya bangun tidur dengan mengeluh, “Tuhan. Lagi-lagi saya harus bangun lagi dan pergi ke tempat kerja saya!”. Sulit bagi kita untuk membayangkan bahwa orang seperti inilah yang membawa kemajuan dan prestasi dengan apa yang dikerjakannya.

Hanya orang yang mencintai pekerjaannya, yang bisa membawa kemajuan. Tatkala mencintai pekerjaannya, orang akan mencari segala upaya serta cara yang lebih baik, cara yang lebih bagus, cara yang lebih hebat. Dan itulah yang akhirnya memberikan kemajuan berarti.

Lantas bagaimana dengan risiko melakukan pekerjaan yang menyertai pekerjaan kita? Kondisi demikian memang tak terhindarkan. Sebagaimana kecintaan kita pada orang yang kita kasihi yang membutuhkan pengorbanan waktu dan energi, begitu pula dengan pekerjaan kita. Namun, untuk kecintaan pekerjaan dan kehidupan personalnya yang lain, kita pun harus belajar dari orang-orang yang berhasil.

Pertama-tama, ada yang membawa keluarganya untuk turut dalam pekerjaannya. Sebagai contoh, Walt Disney adalah salah satu tokoh yang terkenal yang banyak membawa serta keluarganya dalam pekerjaannya. Dan dengan demikian, dalam kecintaannya pada pekerjaannya, keluarganya pun ikut menikmatinya.

Kedua, sejak awal memang memilih pasangan yang memiliki minat dan hobi yang sama. Misalkan saja, Marie Curie sejak awal memilih Piere Currie yang memang memiliki minat yang sama di bidang Fisika dan Kimia. Hal inilah yang membuat mereka menjadi pasangan yang saling mendukung pekerjaan.

Ketiga, semboyan work hard, play hard. Inilah semboyan kemajuan yang konon banyak dipakai orang Jepang. Tatkala di tempat kerja, mereka belajar untuk fokus dan mencur

ahkan hati mereka sepenuhnya. Kita menyebutnya, totalitas kerja. Mereka memberikan hatinya 100% tatkala bekerja. Tapi, setelah itu, mereka bisa melupakan dan bisa menikmati 100% waktu istirahatnya.

Intinya, kesuksesan kerja dimulai dari kecintaan kita. Hati kita harus berada di tempat kerja kita, saat kita melakukannya, sepenuh hati! Tapi jangan lupa, jangan sampai kita meletakkan hati kita di sana sehingga kita juga kehilangan kehidupan kita yang lainnya. Totallah dengan pekerjaan kita. Tapi, total juga untuk membaginya untuk aspek kehidupan kita yang lainnya!

Anthony Dio Martin, “Best EQ trainer Indonesia”, pembicara, ahli psikologi, penulis buku-buku best seller, host program motivasional. Website: www.anthonydiomartin.com dan twitter: @anthony_dmartin dan instagram: @anthonydiomartin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Post

Leave a Reply