Dalam keadaan Jakarta hari ini dengan berbagai persoalan yang ada, rasanya sangat cocok membaca, merenung dan membatinkan puisi sastrawan Remy Sylado berjudul Ibu Kota, Kota Ibu.
Puisi ini mengajak warga Jakarta untuk merenungkan diri dan sumbangsih mereka bagi Jakarta, kota mereka. Jakarta adalah tanggung jawab bersama di bawah konduktor bernama Gubernur.
Selamat merenungkan. Dan jangan lupa juga berdoa untuk Remy Sylado yang sedang sakit.
IBU KOTA, KOTA IBU
kalau aku makmur
kubeli jakarta, kucelup jadi putih
kau bisa bayangkan
kalau jakarta tiba – tiba putih semua
mas di puncak monas: putih
patung selamat datang: putih
pohon taman surapati: putih
lapangan sepakbola istora: putih
air ciliwung: putih
barangkali dengan putih
dosa – dosa jakarta akan tersamar
penjambretan, ponodongan, pemerkosaan
perjudian, pelacuran, pembunuhan:
putih !
putih kau tau warna kesucian
tapi putih kau pun tau, warna kekalahan
bagaimana orang bisa dipercaya bicara
jika ia berada dalam kelas yang kalah
seperti kini jakarta disesaki olehnya
kalau aku kalah
kumau kalah dengan kesucian
tapi aku tidak persis dalam kalau – ku
kunyanyikan ode ini untukmu
betapapun tak merdu, sediakanlah kupingmu
ini kota, kau tau, bukan sekadar ibu kota
tapi kota ibu
dengan sejumlah kalau