Oleh Eleine Magdalena, Penulis buku-buku renungan best seller
TEMPUSDEI.ID (8 MARET 2021)
Mungkin kita pernah merasa kehilangan gairah untuk berdoa, atau merasa “kehilangan” Kristus dalam hidup kita. Maria dan Yosef pernah kehilangan Yesus ketika mereka bersama-sama pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Maria dan Yosef menyadari bahwa Putra mereka tertinggal di Yerusalem setelah sehari berjalan pulang bersama orang banyak. Maria dan Yosef kembali ke tempat di mana mereka terakhir bersama Yesus, yaitu di Yerusalem.
Kita pun bisa saja kehilangan semangat dalam mengikuti Kristus. Kita kehilangan kasih kita yang mula-mula terhadap Kristus. Kesibukan sehari-hari, tarikan dunia akan materi dan lain sebagainya dapat membuat cinta kita memudar.
Jika ini terjadi kita perlu kembali ke tempat di mana kita bertemu dengan Yesus: pertemuan doa, Gereja, doa pribadi yang intim. Jika kita sungguh rindu berjumpa kembali dengan Kristus, maka hendaklah kita terus mencari-Nya sampai menemukan-Nya. Tuhan akan memberi diri-Nya ditemukan oleh mereka yang bersungguh-sungguh mencari-Nya.
Maria dan Yosef menemukan Yesus di bait Allah sedang duduk di tengah-tengah para alim ulama. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan hikmat Yesus. Inilah satu-satunya kisah dalam Injil tentang Yesus antara peristiwa kelahiran-Nya hingga Ia mulai tampil dan berkarya selama tiga tahun. Kita tahu bahwa akhirnya Yesus ikut pulang ke Nazaret dan hidup dalam asuhan orang tuanya. Yesus tidak memaksa orang tuanya untuk tinggal di Yerusalem walaupun tempat itu ideal untuk menunjukkan hikmat-Nya. Dengan rela Yesus kembali ke tempat persembunyiannya. Semakin Yesus besar semakin bertumbuh pula jiwa-Nya dalam hikmat. Kodrat manusiawi yang dibina dengan baik memungkin kan hikmat Tuhan juga bertumbuh makin sempurna.
Maria dan Yosef cemas karena beberapa alasan. Mereka tahu dari malaikat bahwa Herodes mau membunuh anak Maria (Mat 2:13). Mereka juga cemas kalau-kalau mereka kurang baik menjaga sehingga kehilangan Yesus. Maria cemas dan menegur Yesus. Namun Yesus menjawab: “Mengapa kamu mencari Aku?” Yesus mau menjelaskan pelan-pelan bahwa Ia aman karena berada di rumah Bapa-Nya. Ia pun harus menyelesaikan pekerjaan Bapa-Nya karena inilah tujuan kedatangan-Nya ke dunia. Bagi Yesus, pekerjaan Bapa-Nya adalah yang utama.
Bagaimanakah dengan kita? Sudahkah kita benar-benar mencari Yesus dengan penuh kerinduan sehingga kita dapat menemukan-Nya kembali?
(Menemukan Tuhan dalam Hidup Sehari-hari, 2012)