Oleh Eleine Magdalena, Penulis buku-buku renungan best seller
TEMPUSDEI.ID (29 MARET 2021)
“Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya”
Pernikahan Katy (29) dan Johanes (39) memasuki tahun ke-5. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang sekarang berusia 4 tahun. Di tahun pertama sampai dengan tahun keempat pernikahan, Katy mengalami pergumulan berat untuk menerima kenyataan dalam hidup perkawinan. Mulai dari perbedaan karakter dengan suami sampai dengan masalah keuangan.
Suami adalah anak tunggal dan Katy adalah anak tertua dari dua bersaudara. Dalam pandangan Katy, suami bekerja terlalu santai. Ia ingin suaminya bekerja lebih keras agar keadaan ekonomi keluarga lebih mapan. Hal lain yang juga menjadi harapan Katy, yaitu agar suami lebih memerhatikan keluarga. Sementara suami banyak bepergian dengan teman-temannya. Harapan-harapan yang tidak terpenuhi membuat Katy frustrasi. Perbedaan karakter dan cara pandang juga membuat Katy sering menyesali hidup perkawinannya.
Katy adalah seorang yang suka bekerja dan sudah terbiasa mandiri secara ekonomi sejak belum menikah. Setelah menikah Katy masih melanjutkan kariernya dalam riset bioteknologi. Mertua yang sudah berusia lanjut ingin segera mempunyai cucu. Katy menuruti permintaan mertua. Pada usia kehamilan 8 minggu Katy mengalami pendarahan. Akhirnya Katy harus memutuskan berhenti bekerja demi kesehatan bayi di kandungannya. Hingga saat ini Katy tidak kembali bekerja. Katy bergantung secara ekonomi pada suaminya. Penghasilan suami yang pas-pasan membuat Katy sering menyesali keputusannya berhenti bekerja.
Jika Katy membandingkan kehidupannya dengan teman-temannya seringkali Katy merasa sedih, kecewa, dan iri. Katy merasa hidupnya tidak seberuntung mereka. Katy kadang-kadang mengikuti perkembangan teman-temannya dari media sosial. Dari foto-foto yang terlihat, kehidupan teman-teman tampak begitu bahagia. Tampil romantis dengan pasangan, berlibur ke tempat wisata yang indah, melakukan hobby masing-masing. Hal ini membuatnya membatasi diri membuka facebook agar tidak merasa makin sedih atau iri terhadap teman-temannya. Pernah suatu kali Katy menutup indranya dari informasi yang dapat memengaruhi moodnya secara negatif. Termasuk juga dengan mengurangi menonton televisi.
Terima Kenyataan
Namun kini Katy sudah lebih dapat menerima kenyataan dalam hidup perkawinan. Harapan yang tidak sama dengan kenyataan membuatnya belajar untuk makin realistis. Tuhanlah yang memberi kekuatan lewat Ekaristi, Sabda Tuhan yang ia baca dengan rajin, dan doa-doa pribadi setiap hari.
Lewat Sabda Tuhan dan bacaan rohani, Katy mendapat pengertian-pengertian baru dan peneguhan untuk melangkah terus dalam bimbingan-Nya. Katy dapat bertahan dalam hidup perkawinan yang kadang terasa kering, mengampuni orang-orang yang menyakiti hatinya, menerima kekurangan diri, dan orang lain, karena kekuatan dari Tuhan.
Kini Katy tidak berfokus pada masalah, tetapi pada bagaimana meningkatkan relasi pribadi agar makin intim dengan Yesus. Berkat rahmat Tuhan, Katy dapat melihat setiap peristiwa dengan mata iman. Ia mempunyai cara pandang yang baru terhadap masalah yang dihadapinya. Katy dapat melihat semua kekurangan dalam perkawinan dan permasalahan dalam keluarganya sebagai suatu proses pemurnian bagi dirinya. Lewat setiap kesulitan yang Tuhan izinkan terjadi, Katy yakin tangan Tuhan sedang membentuk hati dan karakternya agar menjadi seperti yang Tuhan inginkan. Katy percaya bahwa segala sesuatu terjadi demi kebaikan. Ia juga percaya bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya dan sedang merenda suatu rencana dan masa depan yang indah baginya dan keluarganya.
Katy berkesempatan untuk kuliah lagi mengambil jurusan hukum atas saran mertua yang adalah seorang pengacara. Setelah lulus, Katy akan melanjutkan karier di bidang hukum. Katy merasa bersyukur karena mertua membantu mendampingi cucu ketika Katy kuliah. Segalanya indah pada waktu-Nya. Lewat pelbagai kesulitan dan masalah, iman Katy bertumbuh, harapan dan kasih-Nya pada Tuhan dan keluarganya makin dikuatkan. Katy kini dapat bersyukur atas penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya yang awalnya terasa begitu gelap. (Kisah Kasih Tuhan, 2015)